BAB 23 :. Ada Apa?

634 80 5
                                    

"Happy, dong Sal! Makrab kita, nih. Tahun depan belum tentu ikut kitanya," kata Mala menyemangati Salsha yang terlihat lesu. "Lagian kenapa, sih?"

"Gak tau, ah! Bete gue," jawabnya dengan wajah cemberut.

"Yee ... ya bete kenapa, makanya gue tanya ini."

Salsha menghela napas berat, dia kemudian menatap Dimas yang sedang berbincang dengan Alana, keduanya terlihat akrab di mata Salsha. "Sejak kapan Dimas akrab sama Alana? Perasaan waktu Alana datang tuh cowok anteng-anteng aja."

Mala menggeleng-gelengkan kepalanya. "Basa-basi doang kali, Sal. Kenapa sih, emang? Jealous, lo?"

"Gak lah!"

"Biasa aja, dong!"

"Ya elo, sih!"

"Aduh! Kalian ngapain berantem, sih?! Mending bantuin gue, siapin bakaran, deh," sahut Bia dari luar tenda.

Mala mendorong bahu Salsha. "Elo sih, gak jadi istirahat kan gue," gerutunya karena dari tadi perempuan itu sama sekali belum ada setengah jam menjauh dari api unggun.

Sementara itu, Dimas yang asik berbincang dengan Alana sedikit teralihkan pikirannya dari kejadian bersama Salsha beberapa jam yang lalu. "Yah, gitulah kira-kira ceritanya."

Alana melirik Salsha yang tengah mengupasi jagung. "Jadi, lo nyium dia?"

Dimas mengangguk pelan. Dan hal itu membuat Alana tenganga untuk kedua kalinya. Dimas menceritakan awal mula mengapa semua bisa menganggap dia terkena ataxia pada Alana. "Lo gila ya?"

"Dia yang mulai."

"Tapi, dia cewek."

Dimas menatap Alana dengan tatapan aneh. "Kalo cowok gak mungkin gue sun, pinter."

"Ya maksudnya-" Alana menarik napas dalam-dalam. "Seenggaknya lo tahu, hal kayak gitu itu berharga bagi kita."

Dimas terkekeh geli. "Maih aja kayak gitu, palingan ciuman kemarin juga bukan pertama kali buat Salsha."

"Tahu dari mana lo?"

"Kelihatan dari penampilannya."

Alana memutar bola matanya jengah. "Gak semua bisa dipukul rata, Dim."

"Emang gak semua, tapi gue yakin Salsha salah satunya."

Alana menggelengkan kepalanya. Perempuan itu kemudian berdiri dan bermaksud beranjak sebelum Dimas menahannya dengan mencekal tangan Alana. Alana menaikkan sebelah alisnya. "Kenapa?"

"Gue boleh minta bantuan lo, gak sih?"

***

"Menurut lo, ada gitu Sal, yang mau makan jagung gosong kayak gitu?"

Salsha mendongak menatap Juna lalu mengalihkan pandangannya ke jagung yang ia bakar. Sontak perempuan itu segera menarik jagungnya yang sudah mengeluarkan bara. "Aduh! Gimana dong, Jun?!"

Juna mendengus pelan, dia mengambil daun yang digunakan Salsha memegangi batang jagung. "Yaudahlah, buang aja," katanya kemudian menyingkirkan jagung yang sudah gosong itu.

"Yah, sayang banget."

"Elo, sih. Ngelamun mulu."

Tak lama setelah itu, Dimas datang mendekat. Laki-laki itu menatap Salsha sejenak sebelum mengalihkan pandangannya pada Juna. "Jun, baju basah lo tuh, singkirin kek."

About DimasWhere stories live. Discover now