10. cemburu

3.3K 139 36
                                    

Aku harap kamu tidak pernah meninggalkan ku ketika nanti ada sosok lain yang lebih berarti dariku.

°°°

Terik matahari yang mulai terasa membuat siapa saja enggan melakukan aktivitas olahraga, seperti saat ini Larisa malas sekali mengikuti pelajaran itu bagaimana tidak jam olahraga dilakukan pada pukul 09.30 membuat gadis itu tak henti-hentinya menggurutu.

"Monyet ayo buruan ke buru pak Dedi marah, kena hukum mampus kita." ucap clara mulai menarik tangan Larisa.

Gadis itu sengaja memasang sepatunya dengan gerakan yang lambat padahal teman-temannya sudah berkumpul di lapangan.

Untung saja pak Dedi baru datang ketika Larisa dan Clara sudah berbaris di lapangan bersama yang lain.

"Lakukan pemanasan ikutin gerakan saya."

"Pasti bikin gerakan yang aneh-aneh." grutu Larisa pelan, tangannya sejak tadi tak henti-hentinya bergerak seperti kipas.

"Larisa, kamu bilang apa barusan?" Ucap pak Dedi yang mendengar perkataan Larisa namun kurang jelas.

"Nggak pak," rasa takut mulai menjalar, berharap agar pak Dedi tak memperpanjangnya.

Dan benar pemanasan pun dimulai, sudah lebih dari 30 macam gerakan yang dilakukan bahkan, peluh mulai membanjiri pelipis para siswa.

"Materi kali ini adalah basket, adakah yang sudah jago basket disini?"

"Nathan, pak" jawab semua murid serempak.

Yaah Nathan memang pandai dalam cabang olahraga basket bahkan kapten basket disekolah Nusa bangsa.

"Yasudah sekarang saya mau liat kalian semua bergantian mencoba mendribble bola."

"Mampus gue." ucap Larisa, dirinya menatap horor bola Oren itu sudah dibayangkan jika dia bermain dengan bola itu, Larisa sangat anti dengan bola ia takut jika saat bermain akan mencelakakan dirinya, sudah dipastikan bola basket tak seringan bola bekel.

Semua siswa membentuk 3 Banjar, Larisa memilih baris di bagian terakhir.

Pak Dedi duduk di tepi lapangan dengan kumis tebal yang menakutkan mulai memperhatikan murid muridnya mendribble bola.

Sebagian murid telah melakukan dengan baik, namun apakah giliran yang satu ini juga melakukannya dengan baik? sepertinya tidak.

Posisi bola dengan orang yang bermain sangat jauh bahkan pantulan bola sangat rendah hanya sebatas 10 cm, membuat siapa saja yang melihat aksi Larisa itu tertawa lebar.

"Larisa, kamu itu mau main basket apa main bekel, toh bekel saja bisa lebih tinggi dari itu." pak Dedi yang tadinya duduk diam kini mulai berdiri mendekat ke gadis itu.

Semua siswa tertawa mendengar ucapan guru killer ini.

"Nathan, sini kamu ajarin Larisa main basket yang bener."

Nathan yang tadinya asik bermain bersama teman yang lain mulai berjalan mendekat, menghampiri Larisa yang sudah mulai kepanasan ditengah teriknya matahari.

"Badannya jangan nunduk-nunduk amat." tangan Nathan menyentuh pundak Larisa membenarkan posisi tubuh gadis itu, Lelaki itu tersenyum dibelakang Larisa.

"Waah waah Nathan cari cari kesempatan tuh bisa pegang-pegang model cantik."

"Abadikan momen yok sebar medsos!"

"Ihh pengen gantiin posisi Larisa dong."

Koar-koar siswa terdengar, apalagi posisi Nathan mengajarkan dribble bola yang seakan-akan Nathan memeluk Larisa dari belakang membuat beberapa siswa mengabadikan momen itu dalam ponselnya, bahkan Clara memposting pada Ig Larisa, karena ponsel gadis itu berada dalam genggaman nya.

Dan diyakini akan membuat ramai followers Larisa, model muda itu telah memiliki lebih dari 70 ribu pengikut.

°°°
Farel yang kini tengah duduk bersama dua teman gesreknya, di kantin sambil menikmati makanan yang mereka pesan.

"Eh kepoin Instagram adek Larisa dulu ah." ucap Kevin yang menghentikan aktivitas makan nya untuk memainkan ponsel yang tergeletak di sisi kirinya.

"Waaah ada postingan baru, sama cowok lagi." ucap Kevin.

"Eh gue belum liat jelas ogeb." ucap Kevin tak terima karena ponselnya sudah direbut oleh Surya.

"Lo juga bego deh Sur, kan Lo yang megang kelas adek Larisa pas MOS kenapa gak minta nomernya." lanjut Kevin, lelaki itu terus saja mengeluarkan suaranya.

"Ya kali gue minta nomernya, ngomong sama gue aja kagak pernah dedek Larisa." matanya masih fokus pada ponsel dalam genggamannya.

"Ooh ini tuh si Curut Nathan ogeb yang sama dedek Larisa." ujar Surya yang sudah menemukan titik terang.

"Mana liat gue." ucap Kevin.

"Waah dedek Larisa sama Curut Nathan beneran." kini Kevin sudah melihatnya dengan jelas.

Kedua remaja itu melanjutkan makannya yang sedang tertunda.

"Eh beruang kutub kita kok gak kepoin dedek Larisa sih." ucap Kevin yang melihat teman nya itu tengah asyik menyuruput lemon tea favoritnya.

"Gausah heran deh namanya juga beruang kutub." kini Surya menimpali.
Keduanya tertawa renyah.

Padahal dalam hati Farel sangat ingin melihat foto itu, entah kenapa hatinya ingin mengetahui bersama siapakah gadis itu namun egonya lebih besar saat ini.

°°°
Petang telah menjelang, Larisa sudah terlelap dengan alam mimpinya, sempat memikirkan Farel yang seharian tidak bertemu dengannya, entah mengapa merasa ada yang kurang dengan hari ini.

Dan gadis itu juga belum sadar mengenai postingan Clara pada akun Instagram nya.

Lain dengan Farel, lelaki itu masih sibuk dengan ponselnya mencoba membuka Ig Larisa yang sudah didapatkannya dari melihat Ig Kevin.
Tanpa mem-follow akun Larisa, Farel melihat foto yang menjadi topik trending hari ini.

Desahan berat keluar dari bibir tebal Farel, entah mengapa dia tidak rela gadis itu dalam jangkauan pria lain.

Tapi apakah dia berhak melarangnya bahkan sampai detik ini Larisa bukanlah siapa-siapa dalam hidupnya hanya sebatas partner model saja tidak lebih, namun mengapa hatinya ingin sekali mempunyai hubungan lebih dengan Larisa, apakah dirinya sudah bisa membuka lembaran baru lagi dan melupakan gadis masa lalunya.

***

Komentar buat part ini?

See you next chap ya

Makasih banyak buat yang udah baca

Larisa and The Ice BoysWhere stories live. Discover now