24. Naik motor

2.3K 109 6
                                    

Pada dasarnya hari itu sama saja tapi kisah di dalamnya yang membuat berbeda

°°°
Semburat sinar kuning telah menyapa dibalik jendela kamar Larisa, ingin memberitahu jika pagi sudah menyapa, namun ajaibnya gadis itu sudah terbangun sejak tadi, dia juga sudah rapi dengan seragamnya.
Jemari tangannya sedang bermain-main diatas keyboard ponselnya.

Larisa
Rel jemput yah!

Pesan yang dikirimkan Larisa langsung saja mendapat balasan dari sang penerima.

Farel
Gak usah manja, berangkat sendiri!

Sebuah balasan yang membuat Larisa naik darah, dirinya memaki-maki Farel di dalam kamarnya, bagaimana bisa seorang pacar berlaku seperti itu pada pasangannya, bahkan lebih baik Farel tak membalas pesannya jika seperti ini akhirnya.

Tak ada niatan gadis itu untuk beranjak dari kamarnya, padahal 30 menit lagi bel akan berbunyi.

°°°

Mama Larisa yang sedang menyiram bunga di teras rumah mengalihkan pandangannya saat terdengar suara derum motor Kawasaki hitam mendekat, dimana motor yang harganya setara dengan harga mobil mewah, sudah dipastikan hanya orang beradalah yang mampu membelinya.

"Eeh Farel, kirain siapa." Ucap widyah Mama Larisa ramah.

"Pagi Tante, Larisa nya udah berangkat?" ucapnya sopan.

"Belum deh Rel, perasaan tadi udah siap kok gak berangkat-berangkat ya, ayo masuk dulu Tante panggilin."

Farel hanya mengikuti langkah wanita paruh baya yang masih terlihat sangat cantik seperti putrinya.

"LARISA,,,,ada Farel nih di bawah!! kamu ngapain aja gak keluar-keluar dari kamar." Teriak Mama nya, di tengah-tengah tangga menuju kamar Larisa, membuat Farel tersenyum karena tingkah Mama Larisa yang tak jauh beda dengan anaknya.

Larisa yang sedang memasang sepatu karena memang sudah ada niatan untuk segera berangkat semakin mempercepat pergerakannya lantaran ucapan Mamanya.

Terlihat model cantik itu turun dari tangga dengan muka sedikit cemberut, sekaligus bingung dengan kedatangan Farel di rumahnya, segera saja ia berpamitan pada Mama nya tanpa memperdulikan kehadiran Farel disitu.

Farel yang menyadari jika gadisnya sedang merajuk segera ikut berpamitan dan menyusul langkah Larisa.

Sekarang Mama Larisa menyadari jika kedua remaja itu mungkin sudah menjalin hubungan.

"Hei,,gitu aja ngambek." Ucap Farel seraya menarik tangan Larisa agar tak melanjutkan langkahnya.

"Ngapain kesini?" tanya Larisa jutek pandangan matanya enggan menatap lelaki didepannya.

"Jemput pacarku." Jawab Farel, ingin mengembalikan mood gadis didepannya, sungguh sesuatu yang sangat jarang Farel lakukan dan sangat berlawanan dengan sifat aslinya.

Jika saja saat ini Larisa sedang di kamarnya mungkin ia akan naik di atas ranjang dan melompat-lompat kesenangan.

"Naik gih keburu telat." Ucap Farel membuyarkan lamunan Larisa.

Kini Farel sudah berada di atas motor besarnya, menunggu Larisa agar duduk di belakangnya.

"Tumben pakek motor?"

"Biar gak macet."

Farel menatap kaca spion, memperhatikan tingkah lucu gadisnya, tangan Larisa bingung antara memeluk Farel, atau berpegangan pada motornya saja.

"Peluk aja."

Ucapan yang mampu membuat Larisa menahan senyumannya, gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang Farel, memeluk erat lelaki yang berstatus sebagai pacarnya.

Larisa and The Ice BoysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang