34. Aksi Nesya

1.9K 102 19
                                    

Purnama bersinar terang ingin memamerkan keindahannya, begitu juga bintang yang sangat padu saat bertabur di gelapnya bentangan awan.
Malam yang indah ini terasa begitu menyakitkan untuk Nesya, gadis yang kini merenungi nasibnya lantaran fakta yang didengarnya tadi sore terasa menusuk perasaannya, fakta dimana jika Larisa adalah pacar lelaki yang sangat dicintainya.

Nesya bukanlah gadis yang akan membiarkan apa yang harusnya menjadi miliknya jatuh begitu saja di genggaman gadis lain, Farel sudah menjadi obsesinya, dan bagaimanapun caranya Farel harus jatuh kembali ke genggamannya, apapun pasti akan gadis itu lakukan.

"Tinggal tunggu tanggal mainnya aja Ris, gue gak bakal relain Farel sama Lo." Ucap Nesya yang kini dengan tampilan berantakan di kamarnya, bahkan kamarnya sudah tak berbentuk lagi.

°°°
Sang surya mulai menampakkan dirinya, memberi tahu pada penghuni bumi jika pagi sudah menyapa, suara kicauan burung yang baru saja keluar dari sarangnya terdengar begitu menenangkan ketika masuk indra pendengaran.

"Pagi,,Tante Wirna." Sapa Nesya kepada Wirna yang tengah menyiram bunga di halaman depan, gadis itu berjalan ringan dari rumahnya.

"Loh, Nesya kan?" Ucap wanita paruh baya itu sedikit terkejut dengan gadis yang menyapanya.

"Hehe iya Tante, baru pindah kemaren Tan," jelas Nesya ramah seperti biasanya.

"Sebelumnya pindah kemana kamu? gak pernah ada kabar."

"Ikut Mama Papa ke Singapura, oh ya Farelnya belum berangkat kan Tante?" gadis itu sangat berharap jika Farel masih di dalam rumah.

Bunda Farel menatap sejenak seragam yang dikenakan gadis dihadapannya, ia mulai faham jika Nesya satu sekolah dengan putranya, mengapa Farel tak pernah berbicara padanya jika Nesya kembali, padahal dulu lelaki itu sering menceritakan Nesya padanya.

"Belum Nes, ayok ke dalam dulu, Tante panggilin."

Nesya memilih duduk di sofa ruang tengah keluarga Wijaya, tata letak rumah ini masih sama seperti dulu saat dirinya sering menghabiskan waktu disini, hanya saja beberapa perabotan baru membuat rumah ini tampak lebih mewah dari sebelumnya.

Wirna yang hendak memanggil putranya ter-urungkan lantaran Farel sudah terlihat dari anak tangga dan mulai berjalan mendekat.

"Dicariin Nesya Rel, mungkin mau ngajak berangkat bareng." Terang Bundanya yang masih berdiri menatap dua remaja itu.

Nesya mulai bangkit dari duduknya dan menatap Farel yang kini terlihat sangat tampan dengan muka coolnya.

"Rel, aku berangkat bareng kamu ya?" tanya Nesya dengan penuh harap.

Farel tidak habis pikir dengan Nesya, gadis ini sangat berbeda, tidak seperti dulu, gadis yang dulunya tidak suka meminta bantuan orang lain, gadis pemalu, baik, tidak memaksa kehendak orang lain dan karena semua sikapnya itu Farel merasa nyaman dengan Nesya, namun tidak untuk saat ini, dia berubah total dan menjadi gadis yang tidak tau malu, selalu berusaha agar keinginannya bisa seperti yang diharapkan.
Entah apa yang membuat gadis masa lalunya berubah.

"Sorry gue bawa motor, mau jemput Larisa." Ucap Farel yang mencoba mengingatkan pada Nesya jika dirinya sudah mempunyai Larisa, dan segera berpamitan pada Bundanya.

Perasaan Nesya kini kembali hancur, ia sudah rela jalan kaki dari rumahnya ke sini agar bisa berangkat bersama Farel namun seperti inilah hasilnya, rasa bencinya terhadap Larisa perlahan mulai meningkat seiring perubahan sikap Farel padanya.

°°°
Waktu sudah menunjukkan pukul 15.00 WIB, hanya tinggal beberapa menit bel pulang akan berbunyi.
Suasan kelas begitu tenang, para murid tengah fokus menyimak apa yang tengah dijelaskan Mrs. Farah.
Satu Minggu lagi UAS akan segera hadir menyambut penghuni Nusa Bangsa.

Larisa and The Ice BoysWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu