09. Nightmare

2.3K 264 32
                                    

Nara menggeliatkan tubuhnya, berguling pada ranjang king size berusaha menemukan sosok Yoongi yang ia kira masih tertidur pulas di sampingnya.

Sudah berkali-kali ia berguling, meraba-raba sisi ranjang dengan tangannya. Tapi ia tak mendapati sosok Yoongi di sana.

Ia mengerjap beberapa kali, sesekali melirik jam dinding pada tembok depan.

Ternyata sudah siang.

"Sial! Aku bisa terlambat bekerja,"

Nara, gadis itu buru-buru bangun dari tidurnya. Menyabet kaos dan kemeja kotak-kotak yang tergeletak di lantai, tak peduli kemeja itu bau atau tidak, yang pasti sudah tak ada waktu lagi untuk ia memilah pakaian.

Ia mencepol rambutnya asal, lalu mengeprotkan parfum wangi sabun yang ia beli beberapa hari lalu.

Ia mengambil tas dan meloncat ke luar kamar. Begitu terkejutnya ia ketika melihat Yoongi yang kini duduk sendiri di lantai ruang tengah.

Ada yang aneh dengan pria itu. Ia terlihat lebih pucat dengan tatapan kosong ke depan.

Penasaran, Nara pun menghampiri seraya memegang pundak lemah Yoongi.

"Yoon, kau baik-baik saja?"

Yoongi tak menjawab, ia terlihat seperti mayat hidup dengan wajahnya yang datar tersebut.

"Yoon, kau tidak tidur?"

Kini sedikit ada kemajuan, kepala Yoongi bergerak ke kanan dan ke kiri.

"Ada yang ingin kau ceritakan padaku?"

Yoongi menggerakkan leher pendeknya itu, memutar kepala hingga bertemu pandang dengan Nara. Matanya yang hitam dan sayu membuat secuil ketakutan muncul di benak Nara.

"Aku bermimpi ...." ucapnya hampir tak bisa terdengar oleh Nara.

"Bermimpi?"

"Aku bermimpi, mantan ke kakasihku datang ke sini."

Tentu dahi Nara mengernyit tak mengerti.

"Mantanmu yang mana? Yang kau putuskan karena membeli barang couple itu?"

Yoongi menggeleng, "bukan, tapi mantan kekasihku yang ada di Jerman."

Nara menelan salivanya kuat, entah mengapa jantungnya kini merasa sakit.

"Lalu, kenapa kau seperti ini sekarang?"

"Mimpi itu seperti nyata. Ia datang ke sini memintaku untuk menikahinya."

"La- lalu kau jawab apa?"

"Aku bingung, karena kau ada di sini."

Yoongi menunjuk jarinya pada dada sebelah kiri.

Nara tersenyum, sepertinya Yoongi sudah bisa membuka hati untuk dirinya.

"Kenapa kau bingung, bilang saja kalau kau mencintaiku."

"Aku tidak bisa,"

"Kenapa?"

"Karena saat melihatnya, perasaanku kembali tumbuh dan semakin membesar. Aku tidak mau melepasnya lagi."

Raut kekecewaan dari wajah Nara begitu ketara terlihat. Ia marah, ingin rasanya ia memukul wajah melas Yoongi saat itu juga. Tapi Nara tak mau gegabah, karena yang Yoongi ceritakan hanyalah sebuah bunga tidur semata.

"Itu hanya mimpi, Yoon. Hanya bunga tidur!" ketus Nara.

"Kalau itu benar terjadi bagaimana?"

Nara melengos, malas mendengar lagi ocehan Yoongi yang tak berfaedah tersebut.

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Onde as histórias ganham vida. Descobre agora