25. Ich Liebe Dich Pt.3

2.4K 273 39
                                    

Nara, gadis yang sebentar lagi memiliki predikat sebagai seorang ibu itu tengah duduk di sisi jendela goshiwon Jimin. Menatap sendu langit sore dengan tangan yang terus mengelus perut yang belum terlihat menonjol.

Setelah Nara melihat dua garis biru pada test pack miliknya, ia enggan untuk memeriksakan diri. Takut jika yang ditunjukan alat tersebut benar adanya.

Ia belum siap menerima semua kenyataan bahwa janin yang hidup di dalam perutnya adalah anak dari Yoongi. Tentu ia menyadari hal itu, karena hanya Yoongi satu-satunya lelaki yang menidurinya.

Hatinya bimbang sekarang. Haruskah ia memberitahukan perihal kehamilannya pada Yoongi. Atau pergi jauh, merawatnya sendirian dan mengubur rahasia untuk dirinya sendiri.

Tapi sepertinya muncul kecurigaan dalam benak Nara, bahwa lelaki itu tahu tentang kehamilannya. Terbukti saat Yoongi mengatakan bahwa Nara akan kembali lagi padanya. Entah apa pun itu alasannya.

Nara membuang napas kasar. Sepertinya Yoongi memang sengaja menidurinya tanpa pengaman agar dirinya tak bisa pergi dari kehidupan Yoongi.

"Sialan," ujar Nara sembari meninju kusen jendela.

"Seharusnya aku menolak saat itu. Kenapa aku bodoh sekali~" Nara mengacak rambutnya, melepas kekesalan pada dirinya sendiri dengan frustrasi.

"Kau tidak apa-apa?" tanya Sunny di ambang pintu bersama Namjoon dan juga Jimin di belakangnya.

"Sunny?" Nara terlihat begitu senang saat salah satu sahabatnya di tempat kerja berkunjung untuk menemuinya.

Ia berhambur memeluk tubuh langsing Sunny dengan erat saking senangnya.

"Ya! Ya! Jangan terlalu senang, kau bisa membunuhku Nara!"

Nara pun spontan melepas pelukannya. Tersenyum lebar sebelum akhirnya memeluk tubuh sahabatnya kembali.

"Kau baik-baik saja 'kan Nara?"

"Aku baik, kau tidak perlu mengkhawatirkanku."

"Bagaimana dengan bayimu?" tanya pria jangkung di belakang Sunny.

"Kau sudah kontrol ke dokter?" Sunny memotong.

Nara hanya menggeleng lemah, kembali menunjukkan wajah depresinya saat mengingat bahwa dirinya sedang hamil.

"Nara ... jangan seperti itu. Anggap semua ini berkah dihidupmu."

Mungkin Nara bisa saja menganggap semua yang terjadi pada dirinya adalah sebuah anugerah terindah, jika ia sudah menikah dan memiliki suami. Sayangnya semua itu hanya ada pada angannya saja tidak dengan faktanya, bahwa ia hamil di luar nikah. Ini bukan anugerah, tapi malapetaka.

Sunny pun mengajak Nara untuk duduk bersama Jimin dan Namjoon di tengah ruangan. Mengeluarkan beberapa kotak susu dan buah-buahan yang sengaja di bawa Sunny untuk Nara.

"Lihat, aku dan Namjoon membelikanmu beberapa susu untuk ibu hamil. Ada banyak rasanya, kau bisa pilih mana yang kau suka."

"Aku jadi merepotkan kalian."

"Jangan berkata seperti itu. Anakmu anak kita juga, benarkan?" Namjoon menimpali sembari menyodorkan buah apel pada Nara.

"Ya, tapi tetap saja tidak enak. Aku sudah menumpang di goshiwon Jimin sekarang kalian memebawakanku makanan sebanyak ini."

"Sudahlah Nara, jangan selalu merasa tidak enak. Kita ini temanmu, bukankah teman harus saling membantu?" Kini Jimin yang bicara, lelah dengan setiap perkataan Nara yang selalu menyalahkan diri sendiri.

Nara tentunya patut bersyukur karena dikelilingi oleh banyak orang yang sayang padanya. Setidaknya ia masih bisa hidup dengan orang-orang baik.

"Sudah-sudah, daripada kalian meributkan hal yang tak perlu diributkan. Lebih baik kalian bantu aku untuk menghafal beberapa bahasa Jerman."

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Where stories live. Discover now