40. Kissing Bread

2.7K 311 68
                                    

"Yoora pulang~" suara melengking dari gadis berseragam sekolah itu memenuhi seisi rumah.

Gadis kecil itu berlarian menuju meja makan, menaiki kursi lalu memeluk dan menciumi pipi ayah dan ibunya yang kini tengah membuat adonan roti.

"Hey, jangan ...." Jungkook menghentikan tangan Yoora yang hendak mencomot adonan roti yang belum jadi.

"Ganti pakainmu dulu," ujar Nara menyuruh anaknya itu turun dari kursi.

Alih-alih menuruti perintah ibunya, Yoora justru melucuti tas punggung lalu melemparnya asal di lantai. Kemudian kembali mengganggu Jungkook yang tengah menguleni adonan. Jungkook hanya bisa pasrah dan memberikan sedikit adonan roti pada Yoora agar tidak merusak tekstur adonan roti lain.

Yoora memang tidak suka membuat roti, tapi ia senang mengganggu ayahnya itu. Terlihat dari tingkahnya yang menaburi terus menerus lengan Jungkook dengan tepung terigu.

Saking sibuknya, mereka bertiga tak menyadari di ambang pintu berdiri seorang pria yang begitu rapi mengenakan kemeja biru telor asin tengah memandangi dari jauh.

"Paman! Jangan diam saja, sini ...." Yoora melambaikan tangan menyuruh pria tersebut untuk ikut bergabung bersama mereka.

"Sepertinya kalian sedang sibuk. Apa kedatanganku mengganggu?" tanya Yoongi berdiri di belakang Nara.

"Kau tidak mengganggu, yang mengganggu itu anjing kecil ini~" ujar Jungkook seraya menggembil kedua pipi Yoora dengan gemas.

Yoora merengek, memukuli tangan Jungkook dengan kesal karena berhasil membuat wajahnya lengket oleh adonan. "Yoora bukan anjing, Ayah~"

Yoongi tersenyum miris, ia benar-benar merasa iri melihat kedekatan Yoora dengan Jungkook, bahkan dirinya juga ingin dipanggil 'ayah' oleh Yoora. Tapi ia sadar diri, Jungkook memang pantas dekat dan cocok dipanggil 'ayah' karena memang pria itulah yang selama ini menemani Yoora, bahkan pria itu juga yang mengawasi kembang tumbuhnya Yoora. Sedangkan dirinya hanya sebagai sosok pria baru di kehidupan Yoora.

"Paman, sini Yoora ajarkan membuat roti."

Jungkook mencebik seolah meremehkan perkataan Yoora. Sedangkan Yoongi mencoba mempercayai perkataan Yoora lalu menghampiri gadis kecil itu untuk belajar membuat roti.

"Beri tepung," ujar Yoora seraya mengambil sejumput tepung terigu dan menaburkannya di meja makan yang terlihat bersih. Yoongi pun mengikuti arahan Yoora dengan teliti.

"Lalu ambil adonan rotinya, terus pukul-pukul seperti ini." Tangan kecil itu mengepal lalu meninju adonan roti dengan begitu semangat hingga menimbulkan suara bising dari meja kayu.

Yoongi mengernyit, nampak ragu dengan ajaran Yoora yang menurutnya terlalu bar-bar untuk seorang pembuat roti. Tapi melihat Jungkook dan Nara yang terlihat santai dengan cara mengolah adonan ala Yoora membuat Yoongi menepis keraguannya dan mulai mengikuti arahan Yoora.

Jungkook yang melihat itu hanya terkekeh geli karena Yoongi mau saja di atur oleh anaknya. Sedangkan Nara tak mau ikut campur, ia hanya bisa memfokuskan diri dengan membentuk adonan roti yang hampir jadi. Bukan tanpa alasan, Nara memang tak mau berkomunikasi dengan Yoongi dulu karena insinden keran air tempo hari, bahkan hatinya masih merasa berdegup tak karuan apalagi melihat Yoongi yang kini berdiri bersebrangan dengan lengan kemeja yang pria itu lipat hingga siku hingga membuat persentase ketampanannya bertambah.

Setelah berkali-kali meninju adonan roti, Yoora merasa adonannya masih terasa lengket. Maka ia pun berinisiatif untuk menaburinya dengan tepung lagi. Jadi ia meraih satu bungkus tepung terigu seberat satu kilo gram yang sudah Jungkook sobek itu.

"Jangan banyak-banyak, nanti tumpah semua." Cegah Jungkook menarik kembali bungkus tepung terigu dari tangan Yoora.

"Yoora mau tambah tepung lagi,"

"Iya, kemari ... biar Ayah yang tuangkan."

"Yoora bisa, Yah. Jangan khawatir,"

Karena tak ada yang mau mengalah, akhirnya terjadilah insiden tarik menarik bungkus tepung terigu di antara keduanya. Lalu ....

Blus!

Bungkus tepung terigu pun sobek dan membuat isinya keluar mengenai kepala Nara yang tengah meraih loyang di sebelah Jungkook.

Spontan Yoora menutup mulutnya, begitu juga Jungkook yang terlihat membulatkan mata. Yoongi yang melihat kejadian itu juga ikut terkejut dan menjatuhkan adonan rotinya.

Mata Nara terpejam, dengan wajah yang mulai memerah dan deru napas memburu ia menggebrak meja dengan kerasnya.

"Ya! Jeon Yoora!"

Tubuh Yoora menegang takut dengan teriakan ibunya. Melihat gadis kecil itu ketakutan, pria di sampingnya lalu mengais tubuh kecil itu lalu pergi membawanya menuju salah satu kamar di rumah tersebut untuk menghindar dari amarah Nara yang sudah memuncak.

Sedangkan Nara, wanita itu berdiri dari duduknya masih dengan mata terpejam karena takut tepung yang jatuh di kepalanya itu mengenai matanya.

Tengah membersihkan wajahnya sendiri. Nara dikejutkan oleh satu tangan yang ikut membantunya membersihkan tepung pada kepalanya.

Ia rasakan tangan itu menyeka rambutnya, lalu membersihkan dahi hingga pipinya. Kemudian hidung dan turun ke bibir dan dagunya.

Nara bergeming, saat ibu jari tersebut tak henti mengusap bibirnya begitu lama. Ingin rasanya ia membuka mata, tapi ia takut jika orang di hadapannya itu adalah sosok yang kini tergambar jelas di isi kepalanya.

Ia takut, jika ia membuka mata. Ia akan menjatuhkan hatinya lagi pada pria yang sama.

Tak mau dirundung penasaran, Nara menarik tangan yang ia yakini milik Yoongi itu untuk berhenti mengusapi bibirnya. Tapi saat hendak membuka mata, ia kembali dikejutkan dengan prilaku pria di hadapannya. Ia kembali menutup matanya rapat saat bibirnya merasakan di sentuh lagi tapi kini rasanya berbeda, benda itu terasa kenyal dan juga basah. Jantung Nara semakin berdebar saat benda itu menjauh dan mengeluarkan suara decakkan yang ia yakini adalah dari peraduan antara dua bibir.

Ia terdiam cukup lama, masih mencerna sentuhan yang ia dapat dalam sekejap tadi. Ia yakin telah berciuman. Ciuman yang sudah lama tak ia rasakan.

Tak mau semakin menduga-duga, Nara pun membuka matanya dan mendapati pria yang tengah tersenyum lebar ke arahnya.

"Jeon-a?"

Nara mengernyit, entah harus senang atau kecewa karena bukan sosok yang ia harapkanlah yang berdiri di hadapannya.

Sedangkan di sisi lain, Yoongi terlihat mengintip di balik celah pintu kamar.

"Paman sedang apa di sini?"

Pria itu pun tersenyum, menutup rapat pintu kamar lalu berjongkok di depan Yoora.

"Paman sedang bersembunyi."

"Kenapa? Yang salah 'kan Yoora dengan ayah."

Yoongi menyisir rambut panjang Yoora dan menyelipkan di balik telinga gadis kecil itu.

Sedangkan tangan Yoora sibuk mengusapi bibir Yoongi dengan rasa keheranan.

"Kenapa ada tepung di bibir Paman?"

Yoongi buru-buru menjilat bibirnya, lalu meletakan satu jari telunjuk di bibir Yoora.

"Sssttt~ Paman habis mencium adonan roti."

.
.
.
.
.
.

Long time no see gays  😂😂

Masih adakah yang menunggu ...

Terimakasih buat yang masih support cerita" aku walaupun udah jarang banget nongol.

Makasih 😘😘😘

Sanpai jumpa di next chapter 😘

💕💕💕

J_Ra



✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora