29. Move

2.2K 256 47
                                    

Jalan-jalan sore memang hal terbaik bagi Nara untuk saat ini. Jalan santai dengan ditemani suara musik klasik dari earphone, setidaknya memunculkan sedikit ketenangan diri untuk menghadapi setiap permasalahan hidupnya yang begitu rumit.

Jika ia selalu memikirkan tentang kesedihan, hal itu bisa membuat kesehatannya menjadi menurun. Sedangkan ia tidak sendiri sekarang. Ada bayi yang harus ia jaga juga. Karena ia tahu, bayinya akan ikut merasa sedih jika ibunya bersedih. Setidaknya begitu yang pernah ia baca dalam buku.

Beberapa hari ini, Nara dan Yoongi menyibukkan diri dengan kegiatan masing-masing. Oh, salah. Lebih tepatnya Yoongi-lah yang selalu terlihat sibuk.

Pergi sebelum Nara bangun, dan pulang saat Nara tertidur. Bahkan sudah beberapa hari ini mereka pun tak pernah berkomunikasi.

Tapi percayalah, hubungan mereka baik-baik saja. Ya, setidaknya itu yang ada di pikiran Nara. Bukankah berpikiran positif itu lebih baik untuk menjaga kesehatan kandungannya?

Nara berjalan melewati koridor apartemen, bergumam menyanyikan lagu yang sedikit ia hafal.

Ia membuka pintu apartemen, dan melihat sepatu yang biasa dikenakan Yoongi tergeletak begitu saja di depan pintu masuk.

Gadis itu tentu senang, setidaknya Yoongi ada di apartemen sebelum ia tertidur pulas.

"Yoon?" Nara mulai memasuki apartemen lebih dalam, melucuti sepatu juga earphone yang sedari tadi menutupi telinganya.

"Aku di sini," ujar Yoongi tanpa harus berteriak karena ia bisa menemukan Nara sedang berdiri di ruang tengah apartemen.

Nara pun buru-buru menghampiri sumber suara, lebih tepatnya menuju satu-satunya kamar di ruangan tersebut.

Dahi Nara mengerut saat dirinya melihat seisi kamar begitu terlihat rapi. Bahkan beberapa barang yang menghiasi dinding kamar pun terlihat tidak pada tempatnya lagi.

Netra Nara kembali tertuju pada tubuh Yoongi yang kini tengah sibuk melipat baju milik Nara dan menatanya di sebuah koper kecil berwarna merah muda.

"Kenapa kau menata pakaikanku di koper?"

"Kau harus pergi," ucapnya tanpa mengganggu acara melipat baju.

"Kau mengusirku?"

Mendengar pertanyaan Nara, Yoongi pun menengadah menatap Nara yang kini terlihat berkaca-kaca.

"Tidak, bukan begitu. Maksudku bukan kau tapi aku juga. Kita ... kita akan pindah dari apartemen ini."

"Pindah?" Nara menghampiri lalu mendudukkan dirinya di samping koper yang sudah mulai penuh dengan beberapa pakaian.

"Iya, kita pindah ke rumah ibuku."

Dengan sigap, Nara menarik lengan Yoongi hingga tangan itu berhenti dari aktivitasnya.

"Ke rumah ibumu? Apa tidak salah? Kita? Kau dan aku?"

Yoongi mengangguk dengan mantapnya. Membuat kepala Nara menggeleng beberapa kali.

"Tidak, tidak mungkin. Kau sudah gila? Aku tinggal bersama ibumu juga Chae Young?"

"Memangnya kenapa?"

"Kenapa? Kau tahu hubunganku dengan ibumu itu tidak baik, kan?"

Kini Yoongi yang beralih menggenggam tangan Nara, mengelus pelan berusaha menjelaskan maksud dirinya.

"Nara, bukankah kau bilang aku harus menuruti kata hatiku?"

Nara bergeming, terlihat sedikit tak nyaman dengan genggaman tangan Yoongi.

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Where stories live. Discover now