19. Good Bye, Berlin!

2.2K 289 50
                                    

"Aku benar-benar tidak habis pikir denganmu, Nara ... kau mendorongnya hingga jatuh ke sungai? Kau tau tidak kalau dia itu tidak bisa berenang?!"

Yoongi, pria yang sudah berpakaian rapi tersebut bertolak pinggang. Menceramahi Nara yang kini baru setengah sadar karena baru terbangun dari tidur panjangnya.

Gadis itu duduk pada ranjang yang cukup berantakan, rambut yang semrawut dan bibir yang ia majukan. Ia cukup kesal dengan suara pria yang kini masih melengking hebat di telinganya. Bagaimana tidak? Bukannya memberi sarapan pagi, Yoongi justru memberinya omelan yang kurang bermanfaat. Membahas tragedi semalam yang menurutnya memang pantas didapatkan wanita menyebalkan tersebut.

Yoongi tidak tahu betapa menyebalkan mantannya itu. Padahal Nara memiliki niat baik untuk berkenalan dengannya. Tapi apa yang dilakukan wanita itu justru menyulut amarah Nara.

Wanita itu berkata tak sudi berkenalan dengan gadis macam Nara. Ia pun membanding-bandingkan strata Nara juga keluarga Yoongi. Belum lagi, wanita itu menyuruhnya untuk menjauhi Yoongi karena mereka berdua sudah mendapat restu dari Sun-ye yang tak lain adalah ibu kandung Yoongi.

Dan yang semakin memperparah emosi Nara. Wanita itu berani memanggilnya 'Jalang rendahan' juga sempat membuang ludah tepat pada sepatu butut kesayangan Nara. Jelas Nara marah bukan? Tapi Nara tak mau memberitahu Yoongi tentang kejadian tersebut. Karena Nara pikir, dia bukan wanita lemah yang harus merengek-rengek meminta pertolongan agar bisa dikasihani oleh pria yang bahkan tak pernah mau membelanya.

"Aku tak mau kau berbuat seperti itu lagi, kau mengerti?"

Nara menguap, mengucek matanya yang sudah penuh dengan belek yang sudah mengering.

"Nara, kau mendengar apa yang kukatakan?"

"Iya, iya ... dasar bawel. Aku haus, ambilkan aku minum!" perintah Nara menunjuk pada teko berisi air putih pada buffet di belakang Yoongi.

Yoongi pun hanya bisa membuang napas malas, lalu ia turuti permintaan gadis itu dengan mengambilkannya satu gelas penuh air putih.

Yoongi duduk di tepian ranjang, memberikan gelasnya pada Nara.

"Aku tidak mau kau mendapat masalah di sini ...." satu tangan Yoongi menangkup pipi tembam Nara, membelai dengan ibu jarinya secara lembut.

Sedangkan gadisnya itu hanya mengangguk malas dengan mata yang masih setengah menutup.

"Kau tenang saja, aku tidak akan mengganggunya lagi. Bahkan mulai sekarang aku tak akan pernah mengganggumu."

Entah untuk keberapa kalinya Yoongi membuang napas kasar. Gadisnya itu tak pernah mengerti dengan apa yang dia bicarakan. Yoongi tak pernah keberatan jika Nara selalu menjadi benalu untuknya. Tapi Nara selalu saja menyalah artikan tentang kekhawatiran Yoongi yang tersirat pada dirinya.

Yoongi pun berdiri, merapikan kemejanya sebelum ia kembali menangkup wajah Nara dengan kedua tangannya.

"Terserah kau saja. Tapi yang pasti mulai hari ini aku tidak bisa menemanimu. Jadi, jangan berbuat yang tidak-tidak. Kau harus ingat, ini bukan di Korea. Kau tidak bisa berprilaku seenaknya. Mengerti?"

Nara bergeming, menatap wajah Yoongi yang begitu serius menasehatinya.

"Aku pergi ... Du solltest wissen, ob ich mir immer Sorgen um dich mache." (Kau harus tahu jika aku selalu mengkhawatirkanmu.)

Yoongi pun berlalu, mengambil tas kerjanya dan menghilang di balik pintu.

"Cih ... kau pikir aku peduli apa dengan kata-katamu?"

Nara pun beringsut dari ranjang. Membasuh mukanya pada wastafel dan berganti pakaian. Ia mengambil tas punggungnya, memasukan barang-barang yang menurutnya penting untuk di bawa.

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]On viuen les histories. Descobreix ara