28. Doubt

2.3K 283 67
                                    

Tubuh kecil itu menggeliat, perlahan membuka matanya yang sedari tadi menutup rapat begitu lelap dalam tidurnya.

Gadis tersebut pun mengangkat tubuhnya sebelum mundur untuk bersandar pada headboard ranjang. Sedikit melamun, seperti menyelam pada keheningan yang cukup dalam.

Sesekali ia melirik ke arah jam dinding di depannya. Lalu menarik bola matanya untuk melihat ke sekeliling kamar yang sudah tak asing lagi baginya.

Nara, gadis itu mempertajam indera pendengarannya. Meniti setiap suara yang menguap lewat udara-udara di sekitar ruangan apartemen.

Penasaran, akhirnya ia membawa tubuh kurus itu dengan berlari kecil menuju pintu kamar. Hingga netranya menemukan sosok pria berkulit pucat tersebut tengah sibuk dengan berbagai alat masaknya.

Nara menyeringai, sepertinya ia memiliki pikiran untuk menjahili pria tersebut.

Tungkainya perlahan bergerak, berjalan dengan mengendap-ngendap agar tak menimbulkan bunyi sekecil apa pun.

Nara terkekeh geli saat dirinya membayangkan bagaimana Yoongi akan terkejut karena ulahnya tersebut.

"Pergilah mandi, setelah itu sarapan denganku."

Sontak tubuh Nara menegang, matanya membulat juga mulut yang ikut terbuka memperjelas betapa terkejutnya gadis itu.

Yoongi pun berbalik dengan menyuguhkan wajah datar tanpa dosanya.

Nara merengut tangannya ikut ia sedekapkan didepan tubuhnya, kesal.

"Kenapa?" tanya Yoongi begitu dingin.

"Seharusnya aku yang mengagetkanmu."

Yoongi menaikkan satu alisnya. Alih-alih menanggapi pernyataan Nara, pria itu justru melengos menuju kulkas di pojok ruangan.

"Cepatlah, pergi mandi," perintahnya kembali.

Sedangkan yang diperintah hanya menggedikkan bahunya dan mulai meraih pintu kabinet atas lalu mengambil satu bungkus mie rebus yang masih tersegel dengan rapi.

Gadis itu mulai meremas kuat bungkus mie tersebut, membukanya dan menuangkan bumbu yang tersedia di dalam kemasan untuk membumbui mie yang sudah terlihat remuk menjadi beberapa bagian.

Yoongi, pria yang masih setia berdiri di depan kulkas itu hanya memandang bingung.

"Apa yang kau lakukan?"

"Membuat camilan," ucapnya asal sembari mengocok bungkus mie agar bumbunya bisa menyatu.

Yoongi menyatukan alisnya, menggeleng sejenak lalu menghampiri Nara untuk menahan tangan gadis tersebut yang kini hampir meluncurkan satu potongan mie pada mulutnya.

Dahi Nara mengernyit bersamaan dengan mulut yang ia majukan.

"Kau tidak ingat apa yang dikatakan dokter? Kau tidak boleh memakan makanan instan, apalagi tidak dimasak terlebih dahulu seperti ini."

Yoongi merampas bungkusan mie tersebut, lalu berjalan menuju tempat sampah yang terletak tepat di belakang tubuh Nara.

Baru saja Yoongi membuka tutup tempat sampah, tangan dari samping buru-buru merampas bungkusannya kembali. Tak tega melihat makanan yang tak bersalah itu berakhir di tempat sampah.

"Nara ...."

"Sayang kalau dibuang. Lagi pula, aku juga baru sekali memakan mie seperti ini."

"Tetap saja tidak boleh. Aku tidak mau terjadi sesuatu pada bayimu."

Nara terdiam mendengar perkataan Yoongi. Ia membuang napasnya sembari memejamkan mata. Lalu menangkup pipi tembam Yoongi dengan kedua tangannya.

"Yoon ... bayi kita. Kenapa kau selalu berkata jika ini bayiku? Memangnya aku membuat bayi ini sendirian apa?"

✔️ Swag Couple : YoonRa [BTS Fanfiction]Where stories live. Discover now