4.6.2 Kenapa Bisa Tahu?

68.6K 10K 4.7K
                                    

—jatuh cinta bukan perkara yang mudah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

jatuh cinta bukan perkara yang mudah. Karena setelah jatuh, aku menyadari kalau aku tak mau bangkit lagi.- Taeyong Devana Pasha.


Doyoung merapatkan jaketnya saat merasa angin yang berhembus sedikit membuat tulang-tulangnya ngilu. Tangannya bersedekap untuk menahan jaketnya yang tidak diresleting agar tidak memberi celah untuk angin menabrak tubuhnya yang kurus.

Rasanya Doyoung ingin bernyanyi lagu pengusir hujan, yang diajarkan kakaknya waktu kecil dulu kalau dia nangis karena tidak bisa bermain di luar rumah waktu hujan, tapi liriknya diganti menjadi; 'angin angin pergilah, datanglah lain hari, tubuh Doyoung kedinginan, angin angin pergilah.'

Taeyong yang berjalan di sebelahnya terlihat tak begitu peduli dengan angin yang berhembus kencang. Dia sudah kebal, angin malam juga sering dia jumpai.

Matanya melirik sekilas ke arah Doyoung yang sibuk menatap ke arah lain, memperhatikan apapun yang ada di sekitar mereka dengan pandangan menilai.

"Dingin?" tanyanya.

Atensi mahasiswa bahasa itu langsung berpindah padanya, menatap dengan wajah datar yang biasa dia perlihatkan kepada siapapun. "Lumayan"

Dan yang selanjutnya terjadi hanyalah keheningan.

Anak bahasa itu agaknya canggung hanya berduaan dengan kakak tingkatnya, apalagi setelah apa yang pernah mereka lalui secara diam-diam. Keadaannya sudah tidak lagi senyaman saat dia mengenal Taeyong di organisasi kampus dulu, walaupun Taeyong tetap Taeyong, dengan segala kemagerannya untuk berbicara.

Rasanya aneh, benar-benar canggung.

Doyoung lebih memilih untuk pura-pura sibuk dengan ponsel yang dia ambil dari kantung celana. Matanya langsung berfokus pada satu notifikasi whatsapp yang masuk.

Lelaki itu terdiam cukup lama, membaca chat yang dikirim seseorang yang memanggil dirinya dengan sebutan ayah, tanpa niat membalasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lelaki itu terdiam cukup lama, membaca chat yang dikirim seseorang yang memanggil dirinya dengan sebutan ayah, tanpa niat membalasnya.

Apa lagi yang diinginkan ayahnya? Masih belum menyerah juga? Padahal dia tidak pernah mengangkat telepon dari ayahnya sama sekali, dan menghapus seluruh chat beliau tanpa niat membalasnya. Jangankan membalas, melihat nomornya saja sudah malas. Dia benar-benar muak dengan langkah yang dilakukan ayahnya melalui hubungan telepon hanya untuk mengambil atensinya.

KKNWhere stories live. Discover now