5.1 Malam di Hari yang Panjang

78.7K 10.2K 6.1K
                                    

—Malam adalah penenang bagi bintang-bintang yang berpendar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Malam adalah penenang bagi bintang-bintang yang berpendar. Dan kamu adalah pemenang yang berhasil memetik bintang untuk kusembunyikan dalam kegelapan.- Doyoung Harsya Attaqi.

Setelah kepulangan Jungwoo dan ibunya, keduabelas mahasiswa tersebut langsung beres-beres, bersiap untuk pulang juga. Taeyong memasukkan laptop, proyektor portabel milik Doyoung, dan ketiga kamera DSLR ke dalam tas gemblok yang tadi dia bawa, cuaca terlihat mendung, jadi dia berjaga-jaga takut alat elektroniknya basah.

Sumpah bahunya kaya mau mati saat menggemblok tas berat tersebut, berasa ngangkat batu kali. Karena tidak kuat, akhirnya dia meletakkan kembali tas gemblok tersebut ke lantai. Menyerah untuk membawanya dalam satu tas.

Nata menotice hal tersebut, dia mendekat dan mengajukan bantuan pada Taeyong. "Sini kameranya biar gue yang bawa" katanya mengulurkan tangan.

Kating tampan itu mendangak, mengeluarkan kamera milik Johnny dan memberikannya ke Nata. "Masukin almet, almetnya kancingin, takut hujan" pintanya.

Nata hanya mengangguk mengikuti perintah, sedangkan Taeyong mengeluarkan satu kamera miliknya agar mengurangi beban. Hidupnya saja sudah berat, ini mau ditambah-tambah.

"Sini gue bawain" akhirnya Kun mengulurkan bantuan juga. Dan dilanjut Yerin yang juga meminta kamera milik Ten untuk dia pegang.

Akhirnya tas Taeyong hanya berisi laptopnya dan proyektor portabel milik Doyoung. Hah, kalau beginikan jadi enteng.

"Buruan, udah mulai gerimis!" seru Doyoung dari luar, mengintrupsi teman-temannya agar bergegas.

Semua berlarian keluar aula. Langkah mereka terburu-buru, terlebih setetes dua tetes telah jatuh membasahi almet mereka.

Doyoung menahan tangan Nata agar berjalan bersamanya di paling belakang. Langkahnya dibuat selamban mungkin, membuat gadis itu bingung.

"Kenapa?" tanya Nata.

"Lu...gak apa-apa?"

Nata mengernyit. "I iya, gue gak apa-apa" balasnya masih bingung dengan konteks yang Doyoung bicarakan.

Doyoung mengangguk sekilas. Setelah itu tak ada lagi yang berbicara, lelaki itu menunduk, menatap langkahnya yang menapak di tanah yang agak lembab. "A...aku minta maaf" katanya bernada gugup.

Dan lagi Nata mengernyit.

Paham kalau Nata tak mengerti apa yang dia ucapkan, dia segera menjelaskan. "Aku minta maaf gak jawab telepon kamu tadi siang, hapenya disilent"

Nata membulatkan mulut, baru tahu arah pembicaraan mereka. Senyumnya merekah, dan itu sangat cantik bagi Doyoung.

"Iya gak apa-apa kok," balasnya ikut menunduk, menatap langkah kakinya yang seirama dengan langkah Doyoung.

KKNWhere stories live. Discover now