5.6 Carpe Diem

69.5K 9.5K 5.4K
                                    

Kalian baik-baik aja? Ada yang kena banjir gak?

Semoga kita semua selalu berada di bawah perlindungan Allah subhana wa ta'ala, aamiin ya rabbal'alamin.

—semoga kita bukan bagian dari orang yang menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan untuk meminta maaf pada orang lain

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

semoga kita bukan bagian dari orang yang menyesal karena menyia-nyiakan kesempatan untuk meminta maaf pada orang lain.- Taeyong Devana Pasha.


Jam sudah menunjukkan pukul tiga dini hari. Seharusnya umat manusia masih tertidur pulas. Ada pun yang bangun pasti sedang mengharap Ridho Illahinya. Tapi kedua bujang ini malah sibuk dengan laptop masing-masing. Bergumul pada pikiran dan setiap kata yang mereka curahkan hanya untuk sebuah tugas bernama laporan.

Doyoung melirik ponselnya saat panggilan masuk diterima. Ck, siapa yang menghubunginya di pagi buta begini? Apa di rumahnya tidak punya jam?

Dia tidak jadi berdumal saat melihat nama Bundaaa yang tertera di layar ponselnya. Dengan cepat dia mengangkat telepon tersebut.

"Ehem..." dehemnya sebelum menyebut salam. "Assalamualaikum, nda"

'Waalaikumsalam, wis tangi toh le? (Sudah bangun nak?)'

"Hm," balasnya kembali sibuk dengan laptop.

'Sholat durung? (Sholat belum?)'

"Sek, lagi nggarap laporan (sebentar, lagi ngerjain laporan)"

'Loh, kamu belum tidur ya?!' nada bicara ibunya langsung berubah tinggi dengan logat jawanya yang menghilang.

"Hm" balas Doyoung sekenanya.

Taeyong yang ada di sebrang sana sedikit mencuri dengar perbincangan antara anak dan ibu itu.

'Kamu nih kerjaannya ngalong terus'

Doyoung terkekeh mendengar omelan ibunya.

'Tidur gih'

"Nanggung, sebentar lagi pagi"

'Kebiasaan!'

Lagi-lagi Doyoung tertawa. Dia rindu suara itu. Biasanya jam segini ibunya akan menyelinap masuk ke kamar, membangunkannya untuk sholat tahajjud atau kadang kalau lihat Doyoung masih bangun, ibunya akan ngerap pakai bahasa jawa sambil menjewer telinganya.

Hah, Doyoung rindu dijewer ibunya.

'Nak,'

"Dalem? (Iya?)" balas Doyoung setelah agak lama mereka sama-sama terdiam.

'Ayah...masih menghubungimu?'

Anak bahasa itu diam seketika. Raut wajahnya berubah, mendengar satu nama saja berhasil membuat moodnya yang lagi bagus langsung turun drastis.

KKNWhere stories live. Discover now