[NOVEL SUDAH TERSEDIA DI TOKO BUKU BUKAN TOKO BANGUNAN]
kuliah kerja ngebaper, istilah yang digunakan untuk kegiatan kuliah tapi malah ngajak perasaan.
Baca cerita ini jangan di skip, sampe ke foto-fotonya jangan. Ntar pusing sendiri
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.
—Orang lama yang ada dihidupmu tak menjamin lebih baik dari orang baru yang baru kemarin mengenalmu.- Zoya Safagaluh.
Kesebelas mahluk itu masih betah duduk di ruang tengah setelah mendengar cerita Yuta yang sangat menguras air mata. Sana bahkan belum selesai menangis, sampai harus dipeluk dan dielus oleh Sejeong.
"Weh udah, masih nangis aja!" sentak Ten mengagetkan Sana yang masih bersembunyi di dada Sejeong.
"Ih Tenny, hiks... Sana kaget huwaaaaa!" gadis itu malah menjerit seperti anak balita, membuat teman yang lain geleng kepala menatap Ten dengan pandangan menyudutkan.
Ten pun gelagapan, "iy iya udah jangan nangis lagi. Kasian itu Sejeong, pegel nahan badan lu yang kaya bison"
Tanpa pikir panjang, Sana langsung menggigit lengan mahasiswa sasing itu, membuat ruang tengah seketika berdenging karena teriakan Tenny.
"Adawwww..." ringisnya sembari mendorong kepala gadis jepang —bar-bar— yang seenak jidat menggigit lengannya yang langsung ketemu tulang.
Yang lain sih hanya bisa geleng kepala. Ten dan Sana memang perpaduan yang paling kontras, tapi selalu berhasil membuat yang lain terhibur dengan kelakuan keduanya yang mirip Tom and Jerry.
"Berisik aja lu pada, kasian Nata tuh di dalem ntar stres lagi denger suara lu berdua" omel Johnny menengahi. Lelaki itu langsung menarik rambut Sana menjauh dari Ten, lalu duduk diantara kedua manusia bekicot itu.
"Aduduh, Johnny sakit tahu... Gak tau apa Sana abis ganti shampoo?" seru si cantik mengelus rambutnya.
"Ya terus hubungannya sama gue apa?!"
"Gak ada" jawabnya polos.
Yang lain tertawa, sedangkan Johnny facepalm, mau memaki tapi takut dosa. Anak satu ini memang memiliki kadar keabsurdan yang tinggi.
