5.2 Lepas Saja Kalau Lelah

65K 9.7K 3.5K
                                    

2 kata untuk Doyoung?

—hidup ini panggung sandiwara, jadi harus pintar-pintar berakting di depan mereka

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

hidup ini panggung sandiwara, jadi harus pintar-pintar berakting di depan mereka.- Bilqis Nata Shadiqa.

Suasana kembali menegang diantara mereka. Padahal sudah sebisa mungkin mereka memecahkan keheningan malam itu dengan penuh canda tawa. Kini, mata orang-orang hanya terpaku pada Doyoung.

Bahkan Nata yang namanya disebut oleh Doyoung, ikut menatap ketuanya dengan terkejut.

"Doy, beneran?!" seru Jaehyun tak percaya.

"Sumpah lu?!" lanjut Yerin.

Doyoung mengangguk.

"Edan!" komentar Ten sembari mengusap kepala ke belakang. Tak tahu lagi harus bereaksi seperti apa.

Mata mereka beralih ke Nata, si tersangka utama.

Gadis itu hanya bisa menunduk, memainkan jari-jemarinya dengan tak nyaman, dirinya merasa terpojoki. Padahal seharusnya dia senang Doyoung mau confess tentang hubungan mereka di hadapan teman-temannya, dia sendiri yang berharap.

Tapi ntah kenapa, sekarang seperti bukan waktu yang tepat untuk menjelaskan semuanya. Terlebih Yuta terus-menerus menatapnya tajam, membuatnya tak nyaman.

"Terus diantara kita gak ada yang tahu sama sekali?" tanya Joy masih terselimuti rasa kalut.

"Gue tau" jawab Taeyong.

"Aku juga" tambah Sejeong.

Mereka yang baru tahu hanya mampu menghela napas panjang. Merasa terasingi.

"Kok lu gak cerita apa-apa sih, Nat?!" seru Joy. "Kecewa gue" lanjutnya dengan nada hopeless.

Hari ini bagai harinya Raisa menurut Joy, serba salah. Dia sudah sangat terbuka dengan teman-temannya, tapi ternyata balasan teman-temannya malah saling menutupi masalah darinya. Dia jadi merasa tidak berguna untuk mereka.

Nata memelas, tak tahu harus membalas apa.

"Dari kapan?" tanya Johnny.

"Pas balik ke kota" jawab Doyoung.

Anak bahasa itu tidak terlihat tertekan atau terbebani sama sekali. Dia malah merasa plong karena berhasil mengutarakan perasaannya di hadapan yang lain, dia tidak perlu lagi main kucing-kucingan dengan Nata.

Sana menjentikkan jari antusias, "tuh kan bener, Sana bilang juga apa. Kalian pacaran kan?!" dia merasa senang karena feeling-nya benar.

Tapi semua terdiam, tak peduli dengan ucapan Sana. Mereka masih bingung harus bereaksi seperti apa setelah mendengar berita tersebut. Begitu pun dengan Ten. Agaknya dia merasa bersalah soal candaannya pada Nata.

Sama sekali dia tidak bermaksud menyindir ataupun menyudutkan Nata. Bagaimana mau menyindir, tahu beritanya saja baru sekarang.

"Terus, lu gak mau ngomong apa-apa, Nat?" tanya Ten.

KKNحيث تعيش القصص. اكتشف الآن