Memeluk Rindu

61.9K 6.5K 3.9K
                                    

Bismillahirrahmanirrahim...

Hai. Apa kabur?

Ini delete scene, tenang aja gak bakal ada di novel. Gak tau juga ini lanjutan part yang mana, kalian kira-kira aja ya wkwk. Btw panjang bet, tiati bosen.

AKU HARAP KALIAN BACA NOTE DI AKHIR YA:)

—manusia itu tugasnya memperbaiki diri dan menolong orang lain yang ingin memperbaiki diri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

manusia itu tugasnya memperbaiki diri dan menolong orang lain yang ingin memperbaiki diri.- Jinan Elrumy.

Tepat jam 3 pagi sirine ambulan berbunyi di posko KKN 14. Ya benar, pelakunya memang Tenny Bekicot Febrian. Katanya hal ini dilakukan guna menyambut anak baru di posko, siapa lagi kalau bukan Pak Jinan.

Tak tahu saja kalau Pak Jinan rajin Tahajjud jam segitu, malah senang ada yang bangunin, berasa punya istri. Duh, calon imam.

Selepas Tahajjud, mereka berkumpul di ruang tengah untuk melakukan diskusi rutin yang kali ini bertemakan acara kerja bakti desa sekaligus program kerja individu Jaehyun yakni penyuluhan hemat listrik.

"Sebenernya, kita mau ngapain kumpul jam segini?" tanya Pak Jinan bingung saat anak-anak mulai duduk melingkar.

"Mau ngospek bapak, kan bapak anak baru di posko" sahut Ten.

"Jadwal bapak hari ini nguras jamban di belakang ya" tambah Johnny.

Kun pun geleng kepala. "Ini duo lelembut suruh ngulang KKN aja pak, kurang ajar" semburnya.

Kadang dia suka mikir, kok bisa teman-temannya bicara sesantai ini dengan DPL mereka, dia saja kalau mau ngomong sama dosen harus mikir ribuan kali untuk mencari permulaan yang sopan.

Pasti tata krama mereka di bawah kkm. Pikir Kun.

"1...2...105..." Yuta berhitung lalu menggaruk kepala bingung. "Kok kurang satu?" dia pun menguap lebar.

Johnny pun membantu sang teman menghitung para penghuni di ruang tengah. "12 ah bener"

"Perasaan kemarin nambah satu" kernyitnya.

"Masa sih?"

Yuta terdiam, memikirkan siapa yang belum hadir di antara mereka, sampai akhirnya dia mengedipkan mata, "Anjir, adek gue!" serunya langsung berdiri dan berlalu ke kamar depan.

Lupa, kalau Nata gebluknya kaya kebo Pak Somad. Sirine saja kalau tak ada gempanya tak akan bangun.

Dia segera menarik tubuh saudaranya yang meringkuk ke arah dinding seperti janin. Gaya tidur favorit Nata.

Kalau orang yang baru melihatnya pasti menyangka kalau dia kedinginan, waktu awal KKN juga Yerin ketipu, sampai rela menyelimuti Nata dengan selendang apeknya yang suka dijadikan serbet oleh anak-anak.

KKNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang