(15)Pulpen

322 66 100
                                    

Happy reading
_________________________

Semenjak kejadian tiga hari lalu, kehidupan Bintang kembali seperti semula. Kini Airin tak mengganggunya lagi. Dan dirinya pun tak lagi jadi bahan omongan di sekolah.

Bintang kini bisa serius dalam latihan untuk lombanya besok. Sabtu besok?

Entah kenapa Bintang jadi gugup sendiri. Padahal ia biasa mengikuti lomba dan manggung di cafe.

Bintang melangkah masuk ke dalam koperasi.

"Mbak beli pulpen satu," pinta Bintang pada pelayan koperasi.

"Eh pulpennya habis Mas, stoknya belum dateng lagi," kata mbak koperasinya.

"Loh kok?"

"Iya Mas, tadi banyak yang beli. Kalo mau ntar Masnya dateng lagi sekitar jam sepuluh soalnya stoknya belum dateng."

Jam sepuluh telat mba, orang butuhnya sekarang buat ulangan.
Bintang mengeluh dalam hati.

Setelah mengucap terima kasih, Bintang berjalan keluar dari koperasi.

Bintang berdiri di depan koperasi. Ia mengacak rambutnya frustasi.

Mau cari kemana lagi untuk mendapat pulpen? Teman cowok di kelasnya bilang gak ada. Ada satu pulpen aja alhamdulillah. Gitu katanya.

Sedangkan cewek-cewek di kelas bilang gak mau minjemin dengan alasan takut nanti hilang kalo dipinjamin buat cowok.

Hah.

Apa seburuk itu predikat cowok di mata cewek.

Bintang jadi mendesah panjang. Ulangan bahasa indonesia akan dimulai setengah jam lagi. Dan ia belum dapat satu buah pulpen untuk menulis. Masa iya, Bintang harus ke kelas Wulan untuk meminjam pulpen sih?

Bintang meringis karena tiba-tiba sesuatu dari atas menghantam kepalanya. Tidak terlalu sakit, tapi tetap saja Bintang merasa kaget. Kemudian ia mendongak melihat siapa yang melempar benda dari atas.

Kosong.

Tidak ada orang yang berada di lantai dua dan tiga. Bintang jadi mengaduh. Ia memegangi kepalanya dan diusapnya pelan.

Lalu ia mencari cari benda yang telah menimpuk kepalanya tadi.

Itu dia.

Sebuah pulpen. Bintang memungutnya. Benda ini yang membuatnya kaget. Siapa sih yang melempar benda ini? Iseng banget kayaknya.
Bintang akan melempar pulpen itu dengan sebal tapi teringat ia membutuhkan ini. Bisa saja kan isi pulpennya masih ada.

Lantas Bintang membuka tutup pelpen tersebut dan ia goreskan pulpennya pada tangan.

Bintang bersiul senang. Pulpen itu masih ada isinya.

Dengan hati riang mendapatkan satu buah pulpen ia beranjak dari sana.

⭐⭐⭐

Sesampainya Bintang di kelas, ia dibingungkan dengan kelas yang risuh meributkan buku paket.

Bintang duduk di bangkunya dengan pandangan bingung melihat sekitar.

"Darimana aja lo? Udah dapet pulpennya?" tanya Gio.

Bintang mengacungkan pulpennya untuk menjawab pertanyaan Gio.

"Gi, emang ulangannya pake buku paket?"

Gio mengangguk.

"Gue gak bawa lagi!" keluh Bintang. Lupa membawa buku paket Bahasa Indonesia yang dipinjamnya dari perpustakaan. Setiap siswa disini memang wajib meminjam buku paket di perpustakan. Stok bukunya pun terbatas, makanya harus cepat-cepatan meminjam. Bintang memang kedapatan meminjam buku, tapi lupa ia bawa.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang