(22)Pacaran yuk!

355 48 154
                                    

Selamat membaca, silahkan tekan dulu tanda bintangnya dan jangan lupa untuk meninggalkan komentar yang banyak :)

——————————

"Atu ta puna bunga. Atu ta puna halta." Angkasa bernyanyi dengan suara pelonya.

"Yang kupunya hanyalah hati yang setia ...," lanjut Bintang sambil memainkan gitarnya. "Tulus padamu ...."

Beginilah keseharian Bintang akhir-akhir ini. Setelah bersih-bersih rumah, ia menemani Angkasa bermain. Sudah beberapa minggu ini dirinya hanya di rumah saja. Sekolah diliburkan dan ujian ditiadakan. Bintang jadi tak perlu pusing-pusing memikirkan ujian.

Bintang menyamankan posisi duduknya di sofa ruang tamu. Sedangkan Angkasa duduk di lantai dengan mainan yang tersebar dimana-mana. Sesekali Angkasa ikut-ikutan Bintang bernyanyi.

"TERIMALAH LAGU INI DARI ORANG BIASA ...." Bintang bernyanyi lebih keras. Ia sengaja melakukannnya.

"BINTANG JANGAN BERISIK!!!" amuk Wulan dari ruang tv yang tempatnya  bersebelahan dengan ruang tamu. Wulan merasa terganggu karena ia sedang mengerjakan tugas sekolah.

Bintang tertawa senang. Ia sedang berada dalam mode ingin mengganggu adiknya yang satu itu. Karena sejak kemarin cewek itu selalu menggerutu tentang banyaknya tugas dari sekolah.

"TAPI CINTAKU PADAMU LUAR BIASA .... AKU TAK PUNYA BUNGA .... AKU TAK PUNYA HARTA .... YANG KUPUNYA HANYALAH— AKKHHHHHHH!"
Bintang sontak berdiri membawa serta gitarnya dan berlari kabur ketika Wulan datang dari ruang tv sambil membawa sapu.

"BERISIK TAHU!! GUE BILANG JANGAN BERISIK!!!" Wulan mengejar Bintang yang kabur dengan mengacung-ngacungkan sapu yang ada di tangannya.

Bintang berlari sampai ke depan rumahnya. Ia lalu berhenti di dekat pagar. "IYA!! IYA!! AMPUUUN!!!"

Wulan berdiri di ambang pintu dan mendengus jengkel. "Gue kunci pintunya!" sewot Wulan berbalik dan menutup pintu kasar.

"WOY!!! WULAN!!!" teriak Bintang bergegas ke pintu rumahnya. "JANGAN DIKUNCI!!!!!"

"Bintang."

Bintang jadi berhenti mendengar ada yang memanggil namanya. Ia menoleh dan terkejut melihat Airin yang berdiri di depan pagar rumahnya.

Iya Airin.

Cewek yang sudah lama ingin Bintang temui. Sekarang ada di sini. Di depan rumahnya. Apa Bintang berhalusinasi? Tapi Bintang sepertinya tidak bisa berhalusinasi sehebat Upin dan Ipin yang kalau berhalusinasi nampak nyata.

"Ya?" Bintang menghampiri cewek yang memakai baju lengan panjang warna putih dengan bawahan rok hitam selutut dan membuka pagar rumahnya yang tingginya sedada Bintang.

"Ada yang mau gue omongin," ucap Airin ketika Bintang di depannya.

"Soal apa ya?" Bintang mengernyitkan dahi. Please jangan bilang kalo itu soal matematika!, gumamnya dalam hati.  Kemarin dirinya ditanyai Wulan tentang soal matematika, baru baca soalnya saja kepala Bintang sudah pusing dibuatnya.

Airin mengulum bibir sejenak, "kita duduk di sana yuk." Airin menunjuk pos kamling yang berada di samping rumah Bintang.

Bintang mengangkat kedua alisnya lalu mengikuti Airin yang sudah berjalan lebih dulu. Agak bingung juga kenapa Airin tiba-tiba ke rumahnya. Walaupun rumah mereka satu kompleks tapi tetap saja, Airin tidak pernah mampir ke rumahnya.

BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang