Chapter 5

1.7K 189 11
                                    

          Paginya seperti biasa aku berangkat ke sekolah, bersama Harry tentunya. Semenjak kejadian itu sikapnya mulai hangat dan kuharap ini bukan ada maksud lain di belakangnya. Ia berlaku layaknya seperti kakak pada adiknya, menjagaku itu yang kurasa dalam tiga hari belakangan ini.

"Tunggu aku di kelasmu. Jangan kemana-mana apalagi pulang dengan blonde buncit itu." Ucap Harry sambil  menunjukan senyum jahilnya.

"Dasar rasis!" Pekikku sambil menyenggol lengannya agar dia cepat pergi karena sudah banyak gadis yang memperhatikan kami berdua.

"Hai."

Aku menoleh dan mendapati gadis berambut hitam sebahu itu dengan kacamata bulat hitamnya. Manis.

"Selena?" Sapaku basa-basi. Sebenarnya aku malas basa-basi dengan orang lain, tapi mengingat Selena adalah gadis pujaan sahabatku itu aku harus berlaku baik padanya, lagi pula tidak salah juga Selena gadis baik.

"Aku titip ini untuk Niall." Ucapnya sambil memberikan sebuah kotak makan.

"Okay, aku akan berikan padanya." Aku menerima kotak makan titipan Selena itu sebelum akhirnya gadis itu pergi dari hadapanku.

Kenapa dia tidak memberikannya langsung? Aneh juga.

Menggidikan bahu karna untuk apa aku memikirkan hal tidak penting itu. Segera aku masuk ke kelas karena bel baru saja berbunyi.


×××

"Dia menitipkan ini padamu? Sungguh?" Tanya Niall. Okay ini sudah ke lima kalinya ia bertanya pertanyaan yang sama dengan tampang pongo nya itu. Menyebalkan.

"Sekali lagi kau bertanya aku bersumpah tidak mau berteman lagi denganmu."

"Oh ide buruk." Cibir Niall sambil mendorong bahuku dan berjalan mendahuluiku.

"Aku hanya bingung, hmm kenapa dia menitipkannya padamu padah tadi pagi aku bertemu dengannya." Ucap pria blonde disampingku.

"Oh apa dia menyukaiku?"

"Atau bahkan dia mulai mencintaiku?"

"God! Aku sangat senang jika begitu."

Aku memutar bola mataku malas. Makhluk gila ini terus mengoceh sendiri sepanjang perjalanan.

"Tunggu Olivia, menurutmu bagaimana? Apa Selena memiliki perasaan yang sama denganku?"

Tangan Niall merengkuh pundakku agar aku menoleh kearahnya.

"Niall Stop! Aku bosan mendengar itu semua."

"Ah katakan saja kau cemburu." Ledek Niall mencolek hidungku.

"Aku akan berubah menjadi monyet jika aku cemburu padamu."

"Ya kau memang sudah seperti monyet." Cibir Niall menjulurkan lidahnya sebelum akhirnya dia lari meninggalkan ku.

"Sialan!" Teriakku sambil mengejarnya.

"Awwww!"

"Astaga aku minta maaf." Ucapku langsung membantu gadis didepan ku untuk berdiri.

"Bisa-bisanya kau menabrakku! Dimana matamu!"

Kendall membentakku? Oh Really? Bukankah dia selalu bersikap manis padaku jika dirumah.

Home // H.S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang