Chapter 12

1.4K 161 20
                                    

"Jangan kemana-mana sebelum aku menghampirimu ke kelas."

Aku mengangguk lalu Harry mengacak rambutku sebelum dia menyusul Louis dan Liam yang berdiri disana. Mataku dan mata Louis bertemu untuk beberapa saat dan dia melempar senyum ke arahku, serta Liam yang melambaikan tangannya namun dengan cepat Harry menarik mereka pergi.

"Dia kakakmu?"

Aku menoleh mendapati Hailey yang entah sejak kapan ada di dekatku.

"Ya."

Hailey mengangguk.

Tidak menunggu waktu yang lama aku langsung masuk ke kelas dan meninggalkannya. Setiap kali melihat wajah Hailey, bayangan wajah Justin selalu muncul dihadapanku dan aku benci itu.


×××

         Membolak-balik setiap lembar buku yang baru saja aku pinjam dari perpustakaan ini nyatanya tidak benar-benar membuat mood ku membaik. Aku pikir membaca bisa mengembalikan mood ku yang rusak setelah tau Niall tidak masuk sekolah hari ini. Aku jadi sendirian, tapi itu tidak terlalu penting.

Ku putuskan untuk pergi dari perpustakaan ini dan kembali pergi ke kantin. Aku sangat lapar sekarang.

Langkahku terhenti ketika mendengar suara perempuan yang tidak asing di telinga ku.

"Ah ya aku tidak benar-benar menyukainya."

"Kau tau Harry itu anak dari orang paling kaya di sekolah ini. Aku bisa mendapatkan apa saja yang aku mau. Harry benar-benar ada di tanganku."

"Ya bye.."

Tanpa menunggu waktu lama ku nampakan diriku tepat di depan gadis ini. Kendall.

"Oo-- Olivia?" Tanyanya gugup.

"Sayangnya aku mendengar semua." Ucapku lalu memberikan senyum kepadanya.

"Harry juga tidak benar-benar menyukaimu. Mungkin dia kasihan karena gadisnya ini tidak bisa mendapatkan apa yang seharusnya ia dapat dari orang tuanya. Sebab itu dia memanfaatkan kakakku kan? Ah ya sungguh miris." Ucapku entah dari otak mana rangkaian itu berasal.

Kendall menatapku tajam. Tidak membalas tatapannya aku langsung pergi dari hadapannya, namun sebuah tangan mencengkal tanganku dengan erat. Lalu mendorong tubuhku hingga menabrak dinding.

"Jaga ucapanmu jalang!" Bentaknya mengunci kedua tanganku di dinding.

"Bercermin sebelum berbicara." Ucapku sarkas.

"Kau lebih jalang daripada aku. Kau rela ditidurkan oleh kakakmu sendiri." Ucapnya pelan tapi penuh penekanan.

"Apa kau pikir aku tidak tau eh?" Lanjutnya lalu menindih tanganku dan menekannya keras ke dinding.

Setelah itu Kendall pergi begitu saja. Jantungku berdetak tidak karuan, mengapa Kendall tau soal itu? Hanya Louis yang tau soal ini, apakah Louis mematahkan kepercayaan ku dengan memberitahu Kendall.

Air mataku tiba-tiba mengalir dan buru-buru tanganku mengusapnya.

Ku urungkan niatku pergi ke kantin. Rasanya aku ingin keluar dari sekolah ini.


×××

Memakan es krim namun aku tidak bisa menikmatinya dengan tenang. Bagaimana jika Kendall memberitahu semua orang? Bagaimana jika Harry tau? Bagaimana jika seluruh murid tau tentang ini.

Home // H.S  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang