Chapter 23

1.2K 133 17
                                    

• Author's pov

"Zayn Javadd Malik."

Tubuh Zayn seketika menegang saat mendengar suara itu memanggil namanya dengan begitu lengkap.

Detak jantungnya seperti membeku tatkala orang itu menatapnya, namun sebisa mungkin ia menetralkan perasaanya lalu berjalan menghampiri orang itu.


×××

"Aku sudah mendapatkannya Lou! Dia pergi ke New York!" Seru Liam yang baru saja masuk ke dalam ruangan Louis tanpa permisi.

"Ah ya kenapa si badebah itu pergi jauh sekali."

"Itu caranya dia lari dalam masalah." Ucap Liam membanting tubuhnya dia sofa panjang yang ada diruangan ini.

"Apa kau ingin kesana?" Tanya Liam.

"Tentu bodoh! Dia sudah membawa kabur uangku!"

"Calm down bro." Louis hanya menggeleng karena melihat reaksi temannya yang sangat berlebihan.  Tidak berlebihan untuk orang yang telah di tipu seperti Liam, tapi menurut Louis tetap saja Liam berlebihan, menyuruh beberapa orang untuk mencari orang yang telah menipu bisnis yang mereka bangun bersama.

Bicara soal New York tentu saja Louis langsung teringat pada Olivia, jika Louis pergi kesana maka ia akan bertemu dengan Olivia, bukan hanya Louis yang bertemu dengan Olivia tapi juga Liam, namun jika Louis tidak ikut dengan Liam, ia tidak bisa melihat langsung orang yang telah menipunya.

"Aku pergi dulu. Cheryl menungguku." Ucap Liam tiba-tiba, ia bangkit dari posisinya dan langsung keluar dari ruangan Louis.

"Jelangkung." Umpat Louis melihat kelakuan temannya itu.

"Hubungi Olivia atau tidak?" Batin Louis.

Tangannya menggapai ponsel lalu menimang-nimang keputusannya. Hingga akhirnya dia meletakan ponselnya dan kembali fokua pada laptop yang ada di depannya sekarang.


×××

"Aku sedang dirumah Harry, tolong jangan hubungi aku dulu" Ucap Kendall setelah itu mematikan ponselnya.

"Kendall? Kau bicara dengan siapa?" Tanya Harry yang baru keluar dari kamar mandi. Tentu saja Harry mendengar sepenggal ucapan Kendall tadi.

"Ah ya temanku."

Harry hanya mengangguk lalu berjalan kearah lemari.

"Aku merindukanmu Harry, begitu juga anak ini." Dengan gerakan cepat ia langsung memeluk Harry. Harry menghembuskan nafasnya lalu berbalik badan.

"Jangan katakan ini pada mommy, ataupun daddy ku." Ucap Harry pelan.

"Memangnya kenapa?" Tanya Kendall.

"Tentu karena mereka belum ingin memiliki cucu. Gemma belum menikah." Ucap Harry berbohong.

"Hmm tidak masalah jika begitu, asalkan kau mau mengakuinya saja."

"Kenapa aku harus begitu mengakuinya?" Tanya Harry.

"Kenapa kau berbicara seperti itu!" Tanya Kendall meninggikan suaranya.

Home // H.S  Where stories live. Discover now