6. Garis dua?

47.3K 4.3K 658
                                    

"Minju, kok muka lo pucat banget sih?" tanya Siyeon yang duduk di depan Minju dan pastinya di sebelah mas pacar, Lee Jeno.

"Temenin gue ke ruang latihan dance dong cuy," kata Jaemin ke Jeno.

"Mau ngapain cuk?" tanya Jeno bingung, karena latihan dance masih sekitar satu jam lagi dimulainya.

"Dipanggil bang Jaehyun, buruan anjay," ucap Jaemin segera berdiri dari duduknya dan meninggalkan kantin lebih dulu dari Jeno.

"Aku nemenin Jaemin dulu ya by," pamit Jeno, mengecup pipi Siyeon sekilas kemudian menyusul Jaemin.

Siyeon menanggapi sang pacar dengan anggukan sekilas, lalu kembali memperhatikan wajah Minju yang terlihat pucat.

"Lo sakit nju? Gue antar pulang aja ya? Jangan berangkat latihan dance dulu," ucap Siyeon lembut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo sakit nju? Gue antar pulang aja ya? Jangan berangkat latihan dance dulu," ucap Siyeon lembut.

Minju menggelengkan kepalanya, "Gue gapapa- hoekkk,"

Minju segera berlari meninggalkan kantin dan mencari toilet disusul oleh Siyeon di belakangnya.

Minju membuka pintu toilet keras, dan tidak lupa untuk menguncinya.

"MINJU! LO GAPAPA?!" teriak Siyeon dari arah luar toilet.

Minju memuntahkan isi perutnya di dalam toilet, saat itu juga Minju kaget karena yang keluar hanya air.

Siyeon mendengar kalo Minju itu muntah di dalam toilet, dia panik, "Gue panggilin Jaemin ya?" tanya Siyeon.

"G-gausah, ambilin tas gue di kantin yeon, hoekk." jawab Minju, lalu kembali memuntahkan isi perutnya namun hasilnya tetap sama.

Siyeon kalang kabut, dia segera berlari kembali ke arah kantin mengambil tas Minju, kemudian dia berniat untuk menelepon abang Minju, Kim Yohan.

Siyeon kalang kabut, dia segera berlari kembali ke arah kantin mengambil tas Minju, kemudian dia berniat untuk menelepon abang Minju, Kim Yohan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Buka pintunya nju, gue bawa tas lo," perintah Siyeon mengetuk pintu toilet pelan.

Minju menurut, dia mengelap mulutnya dengan tisu yang selalu dia bawa di saku bajunya terlebih dahulu sebelum membuka pintu toilet.

Saat pintu toilet setengah terbuka, Siyeon mengasihkan tas milik Minju.

"Nju, gue ga bisa lama lama, gue harus latihan dance, tadi gue udah telpon abang lo suruh kesini, gue duluan ya nju, sorry," pamit Siyeon, kemudian meninggalkan toilet dan berlari ke ruang latihan dance.

Minju mengangguk, tetapi tidak bisa dilihat oleh Siyeon karena dia sudah pergi terlebih dahulu.

Minju membuka tasnya dengan tergesa, dia mengeluarkan testpack yang baru saja dia beli tadi pagi.

Minju membaca bungkus testpack tersebut dengan teliti, "Oke Minju, tunggu lima belas menit," kata Minju kepada dirinya sendiri.

Minju mengecek dengan sepuluh testpack sekaligus, karena dia butuh hasil yang akurat.

Sambil menunggu, Minju jongkok di pojok toilet sambil menutup matanya dengan kedua tangan.

garis satu garis satu ayo lah please doa Minju dalam hati.

Minju membuka kedua tangannya, kemudian melihat ke arah jam tangan yang tertempel di tangan kirinya, hadiah dari Jaemin dua minggu yang lalu.

"Udah lima belas menit ya?" tanya Minju pada diri sendiri lagi.

Minju mengecek sepuluh testpack yang dia pake tadi.

"Oke, ayo hitung Kim Minju," gumam Minju lalu menghitung dan melihat testpack satu per satu.

Minju membulatkan matanya, "Garis dua?!" kata Minju, kaget.

Minju menghitungnya kembali, "Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh, GARIS DUA SEMUA?!" kata Minju kaget sampai ga sengaja teriak.

Minju menangis, "Jae.." rintih Minju di sela tangisnya.

Yohan berlari dari ruang dance ke arah kantin dengan cepat, sampai diliatin sama anak gengnya tapi Yohan ga peduli karena  dia lebih mementingkan adek kecilnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yohan berlari dari ruang dance ke arah kantin dengan cepat, sampai diliatin sama anak gengnya tapi Yohan ga peduli karena  dia lebih mementingkan adek kecilnya.

Sampai di toilet dekat kantin, Yohan berteriak, "DEK, KAMU DIMANA?!" teriak Yohan cemas.

Minju yang mendengar teriakan sang kakak pun segera mengelap air matanya, dan bergegas memasukan testpack yang sudah dipakai tadi ke tasnya kembali.

"DEK MINJU," teriak Yohan, berusaha memanggil adiknya.

Minju segera membuka pintu toilet, dan keluar dari tempat ini.

Yohan cengo karena melihat adek kesayangannya sekarang dalam keadaan rambut acak acakan dan mata yang sembab, "Kamu habis nangis dek?" tanya Yohan menatap Minju dengan intens.

Minju menggeleng, "Ayo pulang mas," ucap Minju pelan, kemudian menggandeng tangan Yohan.

Yohan melepaskan tautan tangannya dari tangan Minju, "Jujur sama mas dek, kamu habis nangis kan?" tanya Yohan lagi.

"Engga mas, kepalaku tadi cuma pusing, masuk angin kayaknya," bohong Minju.

Yohan tidak percaya, tetapi dia pura pura percaya, dan lebih memilih untuk mengantar Minju pulang.

"Lain kali jujur sama mas ya dek," ucap Yohan, mengelus kepala Minju pelan.

Minju bungkam. Di dalam hatinya dia bicara, "Gue harus jujur ke mas Yohan? Ga boleh, gue gamau ngerepotin mas Yohan."











imajinasiku ngalir terus kalo ngetik cerita ini dong tolonggg.

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang