12. Rencana

38K 4.2K 843
                                    

"Gue di depan sekolah lo bang, gue disuruh bunda buat jemput lo, bunda juga udah bilang ke wali kelas lo itu," ucap Minhee dari seberang sana.

Fyi, Jaemin sama Minhee emang kembar tapi beda sekolah. Kenapa beda? Soalnya kalo satu sekolah pasti ribut terus. Dan kenapa Minhee bisa tahu tentang masalah Jaemin yang kemarin? Dia punya kenalan yang sekolah disini, di sekolah tempat Jaemin.

"Cepetan anjir, orangtuanya Minju datang ke rumah nyari lo buat tanggung jawab,"  lanjut Minhee lalu memutus panggilannya dengan Jaemin.

Jaemin berdecak kesal, "Argh bangsat," umpat Jaemin, kemudian segera pergi dari taman belakang sekolah dan berlari ke arah kelas.

Geng Siyeon baru saja sampai di taman belakang sekolah, mereka berusaha mencari keberadaan Jaemin namun nihil karena dia sudah tidak berada di tempat itu.

Ryujin yang berada di belakang Siyeon langsung mengumpat, "Felix bohong nih anjir,"

Siyeon kesal, "Felix anjing ngebohongin gue."

Mereka ga tau aja, kalo Jaemin baru saja pergi dari tempat itu.

Jaemin membereskan buku yang berserakan di meja untuk dimasukkan ke dalam tas sekolah miliknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin membereskan buku yang berserakan di meja untuk dimasukkan ke dalam tas sekolah miliknya.

Haechan yang melihat sahabatnya itu berkemas kemas pun mengerutkan keningnya bingung.

"Mau cabut ya lo?" tebak Haechan asal.

Jaemin melirik Haechan sebentar lalu kembali memasukkan buku ke dalam tasnya.

Setelah selesai membereskannya, Jaemin segera menggendong tas sekolahnya itu yang membuat Haechan penasaran.

"Mau minggat ya lo?" tebak Haechan lagi.

Jaemin menatap Haechan sebentar, "Gue mau pulang, udah ditunggu sama Minhee," jawab Jaemin lalu berlari keluar kelas meninggalkan Haechan yang cengo.

"Lah bocah ngapa." gumam Haechan kepada dirinya sendiri.

"Lo nyusahin tau ga bang, gue ada pertandingan futsal siang ini malah disuruh bunda buat jemput lo anjir," ucap Minhee kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lo nyusahin tau ga bang, gue ada pertandingan futsal siang ini malah disuruh bunda buat jemput lo anjir," ucap Minhee kesal.

"Untung gue bawa mobil baru gue," lanjut Minhee sambil pamer mobil yang baru saja dibelikan oleh papanya tadi pagi.

Jaemin melirik Minhee sebentar lalu menyenderkan bahunya ke kursi penumpang di samping Minhee dengan malas.

"Gue males pulang anjir, tapi nanti kalo gue ga mau pulang pasti lo ngadu ke bunda lagi," jawab Jaemin sambil berdecih pelan.

Minhee nyengir menampakkan sederetan gigi putihnya itu, "Lo kan salah bang, harus berani tanggung jawab." jawab Minhee yang membuat Jaemin diam.

"Saya tidak mau tahu, anak bapak harus mempertanggung jawabkan atas apa yang dilakukannya ke putri saya," ucap Seokjin final

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Saya tidak mau tahu, anak bapak harus mempertanggung jawabkan atas apa yang dilakukannya ke putri saya," ucap Seokjin final.

"Dan juga harus mencari putri saya sampai ketemu, lalu membawa putri saya balik ke rumahnya kembali," lanjut Seokjin dingin.

Seokjin menarik nafas panjang, "Saya beri waktu ke putra bapak sampai kenaikan kelas dua belas, saya permisi," ucap Seokjin lalu pergi keluar dari rumah itu disusul oleh anak dan istrinya.

Donghae memijit pelipisnya kasar, dia hari ini pusing sekali karena kenakalan putra pertamanya yang sudah melebihi batas wajar.

Bertepatan saat orang tua Minju pulang ke rumahnya, Jaemin dan kembarannya itu baru sampai rumah.

Jaemin memasuki rumahnya, sepi. Dia baru saja akan langsung naik tangga menuju ke kamarnya yang terletak di lantai atas, namun panggilan sang papa telah menghentikan langkahnya.

"Na Jaemin," panggil Donghae dingin.

Jaemin menoleh ke arah papanya itu, lalu mendengus pelan, "Kenapa?" tanya Jaemin singkat.

"Kamu udah buat malu papa, kamu cari pacarmu yang hamil itu sampai kenaikan kelas, setelah kamu naik kelas papa nikahin kamu sama dia, kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu itu," ucap Donghae ke putra pertamanya itu.

Jaemin menghela nafasnya panjang, "Papa mau aku tanggung jawab? Males pa," jawab Jaemin lalu berjalan menaiki tangga satu per satu.

"KALO KAMU GAK MAU TANGGUNG JAWAB, PAPA AKAN AMBIL SEMUA FASILITAS KAMU, TERMASUK ATM SAMA HP KAMU," teriak Donghae sambil mengancam anaknya.

Jaemin menghentikan langkahnya, "Oke, besok aku tanggung jawab asalkan papa gak ambil semua fasilitas yang papa kasih ke aku." balas Jaemin sambil mengacungkan jempolnya ke arah Donghae, papanya.

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang