34. Temen curhat

24.6K 3.1K 623
                                    

Yohan menunggu Jaemin di parkiran sekolah, dia akan bertanya tentang maksud perkataan Jaemin kemarin.

Motor beat berwarna biru putih melaju di depan Yohan dengan kecepatan sedang, siapa lagi kalo bukan Jaemin.

Jaemin memarkirkan motor beat miliknya di parkiran sekolah dengan rapi, dia melepas helm warna hitam miliknya dan merapikan rambutnya yang sempat berantakan di depan spion.

Yohan yang menyadari Jaemin sudah datang pun langsung berlari menghampirinya.

"Jaemin," panggil Yohan dan Jaemin yang sedang membenarkan rambutnya langsung menoleh ke arah Yohan.

"Apa bang?" tanya Jaemin santai.

Yohan memasang raut wajah serius, "Maksud perkataan lo yang dulu ke gue apaan?" tanya Yohan penasaran.

"Doain aja bang, gue lagi kerja buat ngenafkahin adek lo sama calon anak gue," jawab Jaemin menepuk pundak Yohan lalu pergi meninggalkan Yohan di parkiran.

Jaemin sempat terhenti untuk melanjutkan perkataannya barusan, "Adek lo suka nethink ya bang." lanjut Jaemin kemudian berjalan memasuki sekolah.

Jaemin memasuki kelasnya, lalu menaruh tas yang dia gendong di tempat duduknya tepat di sebelah Renjun

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin memasuki kelasnya, lalu menaruh tas yang dia gendong di tempat duduknya tepat di sebelah Renjun. Iya, Renjun itu teman sebangku Jaemin sejak awal masuk SMA dulu.

Jaemin menggubrak meja dengan keras sampai Renjun yang sedang tertidur langsung terbangun begitu saja disertai latahan.

"Jaemin bangsat, ganggu bae," umpat Renjun lalu kembali ke posisinya seperti semula.

Jaemin nyengir, "Hehe maap jun, gue mau cerita,"

Renjun yang mendengar ucapan Jaemin tadi langsung menatap Jaemin dengan tatapan penasaran.

"Ayo cerita, gue dengerin," ucap Renjun antusias.

Jaemin menyenderkan tubuhnya di kursi, kemudian mengacak rambutnya pelan.

"Gue tadi malem berantem sama Minju," kata Jaemin mengawali ceritanya.

Renjun mengubah kursinya menjadi lebih dekat dengan kursi Jaemin, tenang saja Renjun masih normal masih suka Nakyung.

"Terus?" tanya Renjun kepo.

Jaemin menatap Renjun sekilas kemudian kembali menceritakan masalahnya.

"Gue akhir akhir ini suka pulang malem-" jelas Jaemin namun terpotong oleh celetukan Haechan.

"WAHH KE BAR PASTI MANEH," teriak Haechan heboh yang langsung dilempar kertas oleh Hyunjin.

"Dah tadi itu omongan monyet gak usah didengerin, lanjut," perintah Renjun.

"MANEH NGAJAK GELUT YA JUN, MENTANG MENTANG CARI DUIT BELIIN ANAK SEMBARANG- HMPHH," teriak Haechan yang mulutnya langsung dibungkam menggunakan tangan kekar Jeno. 

Jeno menggeret Haechan ke arah belakang kelas, "Bagus Jen, thanks," kata Renjun lalu adu tos dengan Jeno.

"Lanjut jaem lanjut," perintah Renjun lagi sambil menepuk kedua tangannya antusias.

Jaemin menggelengkan kepalanya, "Gue pulang malam karena kerja part time di cafe jun,"

Renjun hanya mengangguk paham, "Terus?" tanya Renjun.

"Lurus ada sumur," celetuk Han yang baru saja datang bersama Felix.

"Nyebur terus berenang," lanjut Felix asal.

Seungmin yang lagi baca buku di kursi depan papan tulis pun ikut nyeletuk, "Lurus ada tembok,"

"Nabrak," sambung Sunwoo kemudian berjalan ke arah Jaemin dan Renjun.

Renjun menggeram kesal, "ARGHHH KAPAN SELESAINYA ANJIR, GANGGU MULU LO PADA, EDAN." teriak Renjun kesal lalu menarik Jaemin untuk keluar dari kelas.

"Lanjut, gue penasaran anjir," ucap Renjun kemudian menepuk kedua pahanya keras dalam tempo cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Lanjut, gue penasaran anjir," ucap Renjun kemudian menepuk kedua pahanya keras dalam tempo cepat.

Jaemin tertawa sebentar sebelum melanjutkan ceritanya, "Gue udah dua hari kerja part time di cafe itu, mau tiga hari nanti,"

"Minju tau?" tanya Renjun yang dibalas gelengan kepala oleh Jaemin.

"Gila lo," umpat Renjun menjitak kepala Jaemin keras.

"Gue takut kalo cerita ke Minju, nanti pasti gue gak dibolehin buat kerja lagi padahal gue mau mandiri, gue mau ngumpulin uang sendiri biar nanti bisa bayar biaya rumah sakit pas Minju lahiran, terus buat beli perlengkapan anak gue sama beli rumah sendiri biar nanti kalo anak gue udah lahir hidupnya bebas dan gak  terkurung di apartement terus,"

"Gue kerja part time dari pulang sekolah gue gak pulang ke apartement Minju, gue langsung kerja jun pulangnya malem jam sepuluh tapi sampai apartement Minju kadang jam sebelas malem, kecuali tadi malem lah gue pulang jam satu,"

"Gue baru pulang jun, udah dituduh sama Minju yang gak bener, dia nuduh gue itu habis main dari rumahnya Lia, padahal kaga jun, sekarang aja gue udah ngeblokir akun instagramnya Lia,"

Renjun menarik nafasnya panjang, "Gini nih, yang pertama lo salah karena gak jujur sama Minju mau gimana pun juga lo harus jujur ke dia karena dia itu cewek yang lagi hamil anak lo, yang kedua lo salah karena sepulang sekolah gak pulang dulu ke apartement, dan yang ketiga lo salah karena pada dasarnya cowok itu selalu salah di mata cewek apalagi bumil yang hormonnya selalu naik turun tanpa disuruh,".

"Dan terakhir lo harus sabar ngehadapin Minju yang mungkin sekarang jadi lebih gampang emosi, nangis atau apalah itu. Lo harus sabar, jangan sampai terbawa emosi, lo harus belajar mengalah demi kehidupan yang lebih baik,"

Renjun tertawa keras, "ANJIR BAHASA GUE," teriak Renjun menertawai dirinya sendiri.

Jaemin ikut tertawa lalu merangkul pundak Renjun dari samping, "Thanks jun, lo emang temen curhat terbaik gue,"

"Emang tapi setiap ada orang yang curhat ke gue gak gratis ya, sebagai bayaran nanti traktir mie ayam pas istirahat." ledek Renjun yang niatnya hanya untuk bercanda tetapi sudah disetujui oleh Jaemin yang akan mentraktirnya nanti sewaktu jam istirahat. 

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang