22. Panik

34.7K 3.9K 616
                                    

Renjun berlari dengan cepat melalui koridor rumah sakit untuk menuju ke ruangan Minju dirawat, disusul oleh Nakyung dari belakang. Iya, Renjun ninggalin Nakyung pas turun dari mobil tadi.

Orang orang yang melihat mereka berdua lari larian seperti anak kecil pun hanya menggelengkan kepalanya heran. Bayangkan, Renjun dan Nakyung lari larian di dalam rumah sakit dan masih memakai seragam pramuka lengkap dengan Nakyung yang membawa topi pramuka di tangan kanannya.

Renjun mendobrak pintu ruangan Minju keras, dia terkejut saat ada dokter dan beberapa suster yang sedang membantu Minju membereskan barang barangnya karena dia sudah boleh pulang sore hari ini.

Renjun menggaruk tengkuknya yang tidak gatal itu sambil memasang wajah tanpa berdosanya.

Nakyung yang baru saja sampai langsung nabrak punggung Renjun yang menghalangi dia di depan pintu.

"Mbak Minju semoga sehat terus ya sampai lahiran nanti, anak kalian cewek mas jadi tolong dijaga dengan baik ya jangan sampai kejadian ini terulang lagi," jelas Rose panjang lebar.

Jaemin tersenyum, dia baru tau kalo anaknya itu cewek. Tetapi belum dua menit, senyuman Jaemin sudah luntur karena dia tahu dirinya tidak bisa menjadi wali nikah anaknya nanti.

"Saya permisi, istrinya dijaga terus ya mas," pamit Rose lalu meninggalkan ruangan itu beserta dua suster yang mengikuti dia dari belakang.

Renjun berjalan menghampiri Jaemin lalu membisikkan sesuatu tepat di telinga Jaemin, "Gue tau perasaan lo, terima kenyataan aja kalo lo itu bakal dapat princess dalam waktu dekat."

Jaemin mengendarai mobil milik Renjun untuk ke apartement Minju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin mengendarai mobil milik Renjun untuk ke apartement Minju. Sedangkan Renjun dan Nakyung duduk di kursi belakang mereka berdua.

"Apartement kamu dimana nju?" tanya Jaemin.

Minju menunjuk ke arah apartement yang berada tepat di depan mereka, "Itu yang disana, apartement NEO," jawab Minju.

Jaemin mengangguk kemudian langsung mengendarai mobil Renjun dengan kecepatan penuh.

Ketika sudah sampai di depan parkiran apartement, Jaemin bersama Minju langsung turun dan disusul oleh Renjun serta Nakyung.

"Thanks udah bantuin gue jun," ucap Jaemin ketika melihat Renjun masuk ke dalam mobil lagi di kursi pengemudi.

Renjun membuka kaca mobilnya itu, "Santuy elah, gue kan temen lo. Bagus deh kalo lo udah sadar," jawab Renjun.

Jaemin mengangguk, "Gamau mampir?" tawar Jaemin.

Nakyung menggelengkan kepalanya pelan, "Gak jaem, gue kan udah main ke apartement Minju kemarin," tolak Nakyung dengan halus.

Nakyung melihat sekeliling, "Eh bentar, Minju kemana?" tanya Nakyung yang baru menyadari Minju sudah menghilang.

Jaemin menunjuk Minju yang sedang membeli sate ayam di warung sate dekat apartement, "Noh Minju," ucap Jaemin.

Renjun dan Nakyung terkekeh, "Jagain Minju terus ya jaem, gue sama Nakyung pulang dulu." pamit Renjun, menutup kaca mobilnya dan langsung melajukan mobil miliknya ke arah Nakyung untuk mengantarnya pulang.

Jaemin hanya tersenyum sambil melihat mobil Renjun menghilang dari penglihatannya.

Minju menarik tangan Jaemin, "Ayo masuk, aku udah beli sate ayam buat dimakan bareng nanti," ucap Minju

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Minju menarik tangan Jaemin, "Ayo masuk, aku udah beli sate ayam buat dimakan bareng nanti," ucap Minju.

"Adek yang pengen ya? kamu kan ga suka sate ayam," tebak Jaemin asal, lalu menggandeng tangan Minju untuk masuk ke dalam apartement.

Minju mencubit perut Jaemin, "Kalo iya kenapa, kamu gak mau makan bareng aku? yaudah," kata Minju kemudian berjalan lebih cepat meninggalkan Jaemin.

Jaemin mengejar Minju yang sudah masuk ke dalam lift, "Jangan ngambek dong, anak kita ileran nanti," goda Jaemin, kemudian menekan lantai yang akan dia tuju menggunakan lift ini.

Minju mengalihkan pandangan dari Jaemin, ngambek dia.

Setelah sampai di lantai tiga belas, Minju langsung berjalan terlebih dahulu meninggalkan Jaemin.

Jaemin mengejarnya saat Minju sudah sampai di depan apartement miliknya.

Jaemin meraih tangan kanan Minju yang tadi akan menekan alat seperti kalkulator yang terpasang di depan apartement miliknya untuk membuka kunci apartemennya itu, "Minju, maafin aku yang ngeledek kamu tadi ya?"

Minju menoleh ke arah Jaemin sekilas, sebelum akhirnya dia dikagetkan oleh teriakan Kirin yang baru saja keluar dari apartementnya.

"MINJU, KAMU DARI MANA AJA? AKU KANGEN TAUUU," teriak Kirin yang membuat Jaemin langsung menoleh ke arahnya.

Minju membalas teriakan Kirin, "AKU JUGA KANGEN SAMA KAMU." balas teriak Minju lalu berlari untuk memeluk Kirin yang berjarak darinya kurang lebih satu meter karena apartement mereka cuma terhalang oleh satu kamar yang berada di tengah.

Kirin balas memeluk Minju, kemudian dia menatap wajah cowok yang tidak asing baginya, "Jaemin?" gumam Kirin.





Iya ini yang terakhir, besok lagi hwhw.

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang