18. Minju pendarahan?

40.4K 4.3K 1.6K
                                    

Jaemin mendorong Minju kasar ke arah tembok lalu mendekatkan wajahnya ke arah Minju.

Jaemin memegang dagu Minju, "Gue salut sama lo sampai gak mau ngegugurin anak gue yang gue buat karena nafsu sama lo dulu," ucap Jaemin, lalu tersenyum nakal ke arah Minju.

Jaemin menggesek hidungnya dengan hidung Minju lalu mengecup bibir Minju singkat, "Lo dulu minta gue buat tanggung jawab ke lo kan?" tanya Jaemin sambil mengelus perut Minju pelan.

Minju yang terisak sedari tadi pun menjawab pertanyaan Jaemin dengan gelengan kepalanya pelan, "Itu dulu, sekarang u-udah beda," jawab Minju sambil terisak pelan.

Jaemin menyeringai pelan, kemudian menekan perut Minju dengan keras menggunakan kuku panjangnya sampai dia kesakitan.

"Jaemin stop, ssakitthhh," rintih Minju sambil menjambak rambut Jaemin.

Jaemin tersenyum miring ke arah Minju, "Sekarang mau pilih mana, balik ke rumah bareng gue atau gue buat anak gue mati di depan lo sendiri?" tawar Jaemin.

Minju menggelengkan kepalanya sambil terisak, "Gue gamau pilih salah satu dari kedua tawaran lo itu,".

Jaemin menarik Minju kasar lalu mendorongnya sampai Minju jatuh terduduk di lantai.

Nakyung baru datang saat kejadian itu terjadi bersama Renjun. Dia merasa bersalah karena datang di waktu yang terlambat.

Renjun langsung memukul wajah Jaemin saat itu juga. Dia tidak peduli kalo dia sekarang sedang memukul wajah sahabatnya sendiri. Menurut dia, kalo salah ya tetap aja salah, harus diberi pelajaran.

"DIA CEWEK YANG LAGI HAMIL ANAK LO GOBLOKKK," teriak Renjun ngegas lalu memukuli wajah Jaemin.

Nakyung berlari ke arah Minju yang wajahnya sudah pucat sekali, "Minju, lo gapapa?" tanya Nakyung.

Minju meringis menahan sakit di perutnya, "Ssakithh naa," rintih Minju memegang lengan cardigan Nakyung erat.

Nakyung berusaha menguatkan Minju dengan memegang tangannya. Namun, dia sangat terkejut saat melihat ada darah yang mengalir di telapak kakinya.

"RENJUN UDAH! MINJU PENDARAHAN," teriak Nakyung ke Renjun.

Renjun yang sedang memegang kerah Jaemin pun langsung melepaskannya dengan kasar, "Lo ikut gue, itu calon anak lo lagi berusaha untuk bertahan hidup buat ketemu sama papanya yang brengsek." perintah Renjun disertai omongan pedasnya itu sebelum akhirnya dia menggendong Minju dan membawanya ke dalam rumah sakit kembali.

Renjun dan Nakyung sedang duduk bersebelahan di kursi tunggu depan ruangan Minju dirawat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun dan Nakyung sedang duduk bersebelahan di kursi tunggu depan ruangan Minju dirawat. Nakyung nangis, Renjun memeluk dan menenangkan pacarnya itu dari samping.

Berbeda dengan Jaemin, dia berdiri di pojok ruangan sambil menyenderkan tubuhnya ke tembok dengan wajah yang babak belur karena ulah Renjun.

Jaemin menangis, dia sungguh menyesal karena tadi benar benar berada di luar kendali.

"Kita harus gimana Renjunnn," ucap Nakyung sambil menangis.

"Jangan kabarin keluarga Minju dulu ya? biar mereka semua gak panik," jawab Renjun yang masih berusaha menenangkan Nakyung.

Nakyung mengangguk lemas karena melihat Minju yang terbaring tidak berdaya di dalam sana.

Sudah satu jam, dokter yang menangani Minju baru saja keluar dari dalam ruangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sudah satu jam, dokter yang menangani Minju baru saja keluar dari dalam ruangan. Renjun langsung berjalan menghampiri dokter itu untuk bertanya tentang keadaan Minju.

"Teman saya kenapa ya dok?" tanya Renjun ke dokter itu, panggil saja dokter Rose.

Rose tersenyum ke arah Renjun, "Teman kamu gak papa cuma pendarahan ringan, suaminya ada?"

Renjun dengan terpaksa menjawab, "Ada dok,"

"Dimana?" tanya Rose sambil melihat sekelilingnya.

Renjun memberikan kode kepada Jaemin untuk segera berjalan ke arahnya, dan beruntung saja Jaemin paham dengan kode yang diberikan oleh Renjun barusan.

"Ini suaminya dok," jawab Renjun, sambil mengangkat tangan Jaemin yang berada di sebelahnya.

Rose menatap Jaemin beberapa detik kemudian berbicara, "Oke, mas bisa ikut ke ruangan saya sekarang."

Jaemin duduk di kursi yang tersedia di depan meja kerja milik dokter tadi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jaemin duduk di kursi yang tersedia di depan meja kerja milik dokter tadi.

"Saya cuma mau bilang, tolong lebih dijaga lagi ya mas, saya tadi melihat di perut istri mas ada bekas cakaran sampai berdarah sedikit gitu,"

Jaemin menunduk, dia terdiam mendengarkan penuturan sang dokter.

"Istri mas cuma pendarahan ringan tapi harus tetap dijaga dengan baik ya mas, apalagi umurnya masih muda, dan untungnya tadi teman mas tidak terlambat membawa istri mas kesini, kalo terlambat sedikit saja istri mas bisa keguguran," jelas Rose panjang lebar.

Rose tersenyum singkat, "Saya cuma ingin menyampaikan itu saja mas, tolong lebih dijaga lagi ya biar istri dan anak mas bisa selamat sampai waktu lahiran,"

Jaemin berdiri dari duduknya, "Terima kasih dok, saya permisi." ucap Jaemin singkat lalu berjalan keluar dari ruangan dokter itu.

[1] Passion ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang