[4]

903 53 67
                                    

"Bareng yuk."

"Eh enggak, makasih," tolak Melodi dengan senyuman.

"Udah ayo naik, gue tahu jam segini pasti nggak ada angkot lewat," bujuk Daniel. Yah memang orang itu adalah Daniel. Selepas mengambil motor di parkiran dan akan keluar gerbang, dari kejauhan ia melihat Melodi masih duduk di halte.

Daniel mengendarai motornya dengan kecepatan pelan mengikuti langkah Melodi.

Mendengar itu, Melodi pun pasrah, membenarkan fakta kalau jam sudah lebih dari setengah lima, maka angkot di percaya akan sangat langka keberadaannya, "yaudah deh." putusnya. Mau gimana lagi kan?

"Nah gitu dong," ucap Daniel dengan raut senang yang sangat kentara.

Daniel pun menghentikan laju motornya, begitupun dengan Melodi yang berhenti melangkah.

Tanpa membuang waktu lagi, Melodi segera mendekati tempat Daniel berhenti, namun saat akan naik motornya, ia agak sedikit kesusahan karena jenis boncengan motor Daniel yang tinggi.

Dengan peka Daniel menyodorkan tangannya sebagai bantuan Melodi untuk naik dan diterima Melodi dengan ragu, awalnya.

"Makasih," ucapnya setelah berhasil duduk dengan aman dan nyaman di belakang Daniel.

Daniel mengangguk.

Motor pun berjalan menuju rumah Melodi sesuai arahan yang diberikan Melodi.

Sesampainya mereka, Melodi langsung turun dan berterima kasih kepada Daniel dan lagi-lagi hanya di balas anggukan.

Setelah sekian basa-basi dengan menawari untuk 'mampir' dan sudah pasti tawaran itu tak Daniel iyakan, Ia pun pamit untuk pulang.

Baru akan masuk, sebuah suara sudah mengintrupsi, "Eh nak Melodi baru pulang? kok yang nganter laki-laki sih? terus beda lagi sama yang kemarin, haduh pacarnya kok banyak banget sih neng?" ucap tetangganya yang kebetulan sedang lewat depan rumahnya.

"Eh iya bu, yaudah saya masuk dulu, mari," pamit Melodi dengan senyuman yang terkesan terpaksa.

Melodi tahu pasti setelah ini ia akan digunjingkan oleh ibu-ibu tersebut. Ia tidak mau repot-repot menjawab pertanyaan satu per satu dari tetangganya yang super kepo dengan urusan orang lain.

Dasar emak-emak, batinnya dalam hati.

***

"Eh Melllll" teriak sesorang hingga Melodi yang merasa ada yang memanggilnya pun berhenti dan menoleh.

"Y-yya?" tanyanya dengan wajah bingung.

"Eh kok lo mau pulang sih, kan kudu ajarin gue dulu."

"Oo iya gue lupa, maaf ya Dan gue lupa sumpah," ucapnya penuh penyesalan dan minta maaf.

Daniel tertawa melihat ekspresi Melodi yang menurutnya lucu. "Haha, iya nggak papa santai aja lagi, yaudah yuk," Daniel menarik tangan Melodi ke arah motornya.

"Lah, mau kemana?"

"Ya belajar lah, kemana lagi?"

"Ya iya belajar, disini tapi."

"Loh kok disini? di sekolah gitu?"

"Ya iyalah dimana lagi?" tanyanya heran.

Huftt ini nih yang Melodi nggak suka, MISED COMUNICATION!! haduehhh.

"Masa udah seharian di sekolah, harusnya udah jam pulang tapi masih harus belajar lagi, di sekolah lagi," terang Daniel dengan geregetan.

"Kita ke cafe aja yang deket sini lebih enak suasananya, bisa makan minum juga," usulnya.

EffortWhere stories live. Discover now