[22]

280 13 0
                                    


Selamat membacaaaa

Siska menyadari kalau teman sebangkunya itu lagi ada masalah yang sedang di pikirkan di otaknya itu. Mau bertanya tapi nanti pasti yang ditanya bilangnya, 'Nggak papa', haduehh sudah sangat hapal dengan kebiasannya itu. Namun lebih baik mencoba kan?

"Kenapa Mel? Murung aja!" Lamunannya buyar, Melodi menatap Siska lalu menggeleng, "Nggak papa, emang gue kenapa?"

Siska memutar bola mata malas, benar dugaannya, "Lo kalo ditanya ada masalah apa enggak, pasti begitu deh jawabnya, Mel, gue berusaha buat jadi temen lo yang baik, yang ada saat lo butuh, ayolah Mel?"

Namun Melodi tetap kekeh, kadang memang sifat keras kepala dan tidak mau merepotkan orang lain itu merugikan orang lain

"Gue nggak papa Sis, makasih karena lo perhatian sama gue, tapi gue bener baik baik aja"

"Kalo lo fine fine aja, kenapa dari tadi gue perhatiin lo ngelamun terus? Gue cerita lo jawabnya singkat singkat, udah pasti kan ada yang lagi lo pikirin?"

"Hmm gue cuma lagi mikirin tugas, lagi banyak banget kan, pusing gue jadinya" elaknya. Siska lagi lagi harus percaya, ia mengangguk

"Yaudah kuy ngantin, gue laper nih" ajak Siska seraya berdiri

"Eeee lo sama yang lain dulu ya, gue... lagi mager nih hehe"

"Tuh kann" Siska kembali duduk di bangkunya. "Kalo lo nggak mau ke kantin, pasti bener nih gue, lo ada apa apa, ayo cepet lo cerita atau kita ke kantin!"

Melodi menghela napas pasrah, "Yaudah deh iyaaa, lama lama lo kayak Iza deh, tukang paksa!"

"Yee, lo aja yang susah banget di ajak, eh gue bilangin loh sama si Iza, kalo lo ngatain dia tukang paksa"

Melodi panik, "Ishh jangan dong, lo kok nggak bisa di ajak becanda sih, males ah"

"Yee malah ngambek, udah ayok ah, waktu gue terbuang percuma nih, keburu masuk ntar, nanti kalo gue-" Melodi tak sanggup mendengar omelan Siska yang pastinya akan semakin panjang dan lebar, yang ada mereka beneran kelaperan, dengerin omelan Siska.

Sesampainya di kantin mereka langsung menemukan tempat duduk yang kosong, langsung saja mereka menempati, agar tidak kecolongan. Melihat Melodi yang sedang ada masalah, Siska berinisiatif untuk memesan makanan.

"Gue pesen dulu ya, lo mau apa?"

"Nasgor deh, sama es teh ya"

Siska mengangguk, "Oke"

Sepeninggalnya Siska, Melodi berusaha menyibukkan diri dengan membuka ponselnya. Membuka cerita novel di dunia orange-wattpad.

Saking asiknya, sampai sampai Melodi tak menyadari kalau bangku didepannya itu ada yang menduduki. "Ehmm!" Hingga suara deheman membuat Melodi mendongak.

Deggg

"Nih orang ngapain sih, dimana mana ada, bikin keinget lagi kan"  batinnya. Namun Melodi masih diam, tak menghiraukan.

Kesal, karena diabaikan oleh Melodi, Arthur pun menggebrak meja

Brakk

"Eh astaga! Kenapa si Kak?"

"Kamu yang kenapa"

Melodi tak mengerti, "Kok aku? Gimana sih, nggak jelas!" Melodi berniat beranjak pergi namun tangannya segera di tahan, siapa lagi kalo bukan Arthur?

"Kemana?"

"Bukan urusan Kakak!" sentaknya hingga tangannya terlepas dari cekalan Arthur. Arthur hanya menatap kepergian Melodi dengan pandangan yang sulit di artikan.

Siska yang baru saja sudah mendapatkan makanan dan hendak berjalan ke arah mejanya, ia berpapasan dengan Melodi yang sepertinya akan keluar kantin tanpa menoleh ke arahnya,  sontak Siska berteriak, "Melodi!"
"Mel, mau kemana?"

Percuma. Melodi tak menoleh, lalu Siska mengalihkan pandangannya ke tempat meja mereka, benar saja, sekarang ia tau apa penyebabnya.

Menghela napas pasrah, Siska berbalik ke stand penjual yang tadi ia beli, berniat untuk di bungkus dan memakannya di kelas saja.

"Astagaa Mel! Lo jahat banget tau nggak, ninggalin gue sendiri tanpa perpisahan"

Melodi memutar bola mata malas mendengar temannya yang sedikit berlebihan, "Yaelah Sis, lebay amat lo"

"Ishh kok di bilang lebay sih, lo tuh nggak tau perjuangan gue buat dapetin nih makanan dengan cepat, tau tau lo nyelonong pergi gitu aja, gue teriakin nama lo nggak noleh sama sekali bikin gue kayak orang gila, abis gitu gue harus balik lagi ke bu Minah buat minta di bungkus, nunggu lagi, terus jalan kesininya ribet, pegel tau nggak tangan gue bawa makanan minuman berat banget"

Astagaa, Melodi pusing mendengar ocehan temannya itu, Melodi sudah pernah bilang kan tadi, kalo mendengar temannya itu yang sudah mengomel, pasti tidak akan ada jedanya, nyerocos teros!

"Duhh iya- iya maaf deh, gue salah, oke! Puas lo?"

Siska pun menghentikan ocehannya, "Yaudah nih, ayo ke depan kelas, makan, udah di beli juga, mubazir tau!"

"Iya ayok, gue juga laper"

"Laper tapi sok sok an pergi!" sindirnya

"Udah deh Sis!"

Mereka pun keluar kelas untuk makan, karena peraturan kelas yang melarang siswa makan di kelas, agar kelas tidak bau katanya.

"Eh ngomong-ngomong, lo pacaran ya ama Kak Arthur?" tanyanya saat sampai di bangku depan kelas mereka.

Melodi terdiam. Tak menjawab pertanyaan yang di lontarkan Siska.

Karena merasa temannya itu tak akan menjawabnya, Siska memanggil kembali, "Mell!"

Melodi tersentak kaget karena tenggelam dalam lamunannya

"Ishh tu kan kebiasaan! Ngelamun lagi!" cibir Siska

"Eh iya... maaf, nggak konsen hehe" cengirnya, sedangkan Siska mendengus kesal

"Jadi bener yah lo pacaran lagi sama si ketos?"

Melodi masih belum membenarkan, "Kata siapa?" tanyanya cuek.

"Ya.... gue sadar aja, lo berdua deketttt banget, apalagi si Iza yang keliatan banget kayak pengen deketin kalian berdua"

Lagi lagi Melodi tak menanggapi, ia malah mengalihkan topik, "Ehh makannya cepetan, udah mau bel nih"

Sebenernya Siska tak terima jika pertanyaannya di abaikan namun apalah daya, ia hanya bisa menekuk wajahnya, menahan kesal.

Tanpa sadar ada seseorang yang tak sengaja mendengar percakapan mereka, terutama pertanyaan dari Siska yang terus menghantui pikirannya.

To be continuous

EffortWhere stories live. Discover now