[10]

552 28 13
                                    

Hai hai, ketemu lagi sam akyuu, hehe. Gimana nih kabarnya? Oke semoga kabarnya oada baik juga ya. Karena aku juga bawa kabar baik, karena aku bisa up lagi, hehe.

Oke skip, langsung aja baca! Btw jan lupa, pastiin udah vote dulu ya😋 Makasi💕

***

Deg

Kenapa rasanya nggak rela? batin Melodi yang melihat kearah Arthur.

"Yuk Mel samperin!"

Melodi segera tersadar lalu dengan cepat mencegah Iza agar mengurungkan niatnya untuk menghampiri Arthur. "Udah Za, jangan di ganggu, kita naik taksi aja, nggak enak, mungkin lagi ketemuan 'kan." Melodi menarik tangan Iza menjauhi parkiran.

"Tapi nggak bisa gitu dong Mel ... mumpung ada orangnya tuh kita samperin, liat kayak gimana sih dia, penasaran gue."

"Udahlah Za, nggak perlu, buat apa coba." Iza pun hanya pasrah tangannya ditarik oleh Melodi yang semakin menjauh dari parkiran.

"Hmm Mel ... Mel ... gue heran deh sama lo, nggak ngerti gue." Melodi hanya diam tidak menanggapi. Ia pun bingung dengan dirinya sendiri, entahlah, seperti ada sesuatu yang mengganggu hatinya.

Sesampainya di depan gedung mall, mereka duduk di halte menunggu taksi lewat. Tak lama handphone Iza terdengar berdering dan ternyata panggilan masuk dari Arthur.

"Halo kak?"

"Lagi dimana Za, udah kelar belum?"

"Udah kok."

"Yaudah cepet ke parkiran gue udah nungguin dari tadi."

"Udah, nggak usah Kak, gue sama Melodi mau naik taksi aja, lo terusin deh tuh pacarannya," tukas Iza sebal dan langsung mematikan sambungan telepon.

Tutt

"Huftt sebel gue."

Melodi yang mendengar itu pun hanya terdiam tidak menanggapi.

"Mana sih taksinya," keluh Iza.

"Eh Za mending pesen taksi online aja kali ya? dari tadi nggak muncul-muncul taksinya," saran Melodi begitu mengingat kalau sekarang zamannya sudah canggih, tak perlu susah-susah.

"Hmm bener juga Mel, kenapa nggak kepikiran ya." herannya. Langsung saja Iza membuka aplikasi taksi online, baru akan menentukan lokasi, ada yang mengagetkan  mereka dengan klakson mobil, siapa lagi pelakunya kalau bukan Arthur.

Wajah Arthur terlihat dari jendela yang terbuka, "ayo Za."

Melihat ada Cyndi sang pacar Arthur yang duduk di kursi depan samping Arthur, Iza menolak ajakan Arthur. "Nggak ah."

"Jangan mempersulit deh ayo cepet," desaknya dengan dingin namun Iza hanya diam mengalihkan pandangan dari Arthur yang kini menatapnya tajam.

"Gue itung sampe tiga kalo lo nggak ma-- " belum selesai Arthur berbicara, Iza sudah mengiyakan, "Iya, iyaa, ngancem mulu bisanya, males," sebal Iza.

Melodi berdecak sebal. Lagi-lagi ia harus terjebak.

"Ngeselin lo!" bentak Iza.

"Emang kenapa sih? Gue tungguin dari tadi nggak nongol-nongol, eh taunya malah kabur mau naik taksi, emang lo pikir gue supir lo?"

"Tau ah!"

"Yee dibilangin selalu gitu, pasti ngambek deh." Iza tidak menanggapi, hanya melengos memandang Melodi.

EffortWhere stories live. Discover now