[7]

590 31 0
                                    

Tess ... tess ....
Pengumuman, untuk setiap ketua kelas harap berkumpul sesudah istirahat pertama di ruang osis.

Sekali lagi pengumuman untuk setiap ketua kelas harap berkumpul sesudah istirahat pertama di ruang osis, atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

"Eh tuh Lan denger, nanti kumpul jangan lupa," ucap salah seorang siswa di kelas Melodi.

"Iyaa," balas Erlan, sang ketua kelas. Karena 5 menit lagi bel istirahat akan berbunyi, Erlan segera keluar kelas dan menuju kantin agar nanti ia tidak terburu-buru untuk kumpul. Sepertinya ini hari keberuntungan Erlan, kebetulan guru mapel sudah keluar kelas 15 menit yang lalu, ada urusan katanya. Jadi ia bisa nangkring di kantin lebih dulu.

Kringgg ... kringgggg ....

Akhirnya bel istirahat berbunyi, seluruh isi kelas langsung berhamburan keluar kelas untuk beristirahat, tak terkecuali Melodi dan Siska.

Sesampainya di kantin, Melodi dan Siska sepakat membagi tugas untuk memangkas waktu, Melodi yang memesan makanan dan Siska yang memesan minuman. Karena bukan rahasia lagi kalau penjual minuman itu lebih banyak dari penjual makanan. Kantin pun masih sedikit sepi, jadi untuk Siska tak perlu terlalu lama untuk mendapat pesanannya.

Setelah mendapat minuman, Siska segera menduduki salah satu meja, agar tidak ditempati orang lain.

"Bu bakso 2, yang satu pake mie, yang satu kosongan," sebut Melodi kepada ibu kantin penjual bakso dan di balas anggukan. Karena saking repotnya Ibu penjual bakso, sampai-sampai tak bisa merespon satu-satu pembelinya.

Sambil menunggu pesanannya, Melodi mengedarkan pandangannya untuk menghilangkan rasa bosan. Tak lama beberapa gerombolan pun datang ke tempat penjual yang sama dengannya.

Cepat-cepat Melodi mengalihkan pandangannya menatap ibu kantin yang sedang membuat pesanannya, pura-pura tidak mengetahui kedatangan orang tersebut. Namun nihil, orang tersebut sudah bertatap mata sesaat sebelumnya. Sudah pasti Melodi ketahuan.

"Ndi, lo sekarang sombong banget ya, sok nggak kenal," ucap orang tersebut penuh arti.

"Lah nggak kenal gimana 'kan kita sebangku, gimana sih lo?" heran Andi dengan tampang polosnya.

"Ya lagian lo kalo ketemu gue nggak nyapa, nggak senyum, mentang-mentang udah ada yang baru, jadi lupa sama yang lama."

Lagi-lagi Andi menampilkan ekspresi wajah pilonnya, seolah ia semakin tidak mengerti dengan maksud temannya itu. "Etdahhh bocah, terserah lo lah mau ngomong apa, nggak ngerti gue," pasrahnya.

Sementara Melodi yang tahu maksud Arthur berbicara seperti itu hanya diam, mencoba untuk bersikap biasa saja. Lalu Melodi dengan tidak sabarnya terus mendesak ibu kantin itu dengan tanpa jeda selalu menyebut pesanannya. Dan tak lupa berkata 'bu cepet dong, saya udah daritadi nih' padahal baru datang, eh ngaku-ngakunya sudah lama. Ada yang sama? Wkwk.

Tak lama pesanannya pun jadi, cepat-cepat Melodi ke mejanya lalu meletakkan pesanan tersebut dengan sedikit gemetar.

"Lo kenapa Mel?" tanya Siska bingung melihat Melodi yang salting?

"H-a? ng-gak, nggak papa," elak Melodi seraya memaksakan senyum. Mencoba untuk mengendalikan diri, mencoba untuk bersikap biasa dengan mulai menumpahkan saos, kecap, cuka, sambal ke dalam bakso.

"Aneh lo," kata Siska.

"Udah, makan cepet, kita langsung balik kelas."

"Emang kenapa?"

EffortKde žijí příběhy. Začni objevovat