[24]

284 11 5
                                    

Selamat membacaaaaaa

Jan lupa vote voment oke😉

Melelahkan sekali hari ini, kejadian akhir-akhir ini, terus berputar dibenaknya. Entahlah, rasanya, masalah yang ia punya satu per satu semakin menambah dengan sendirinya, tanpa solusi yang mengakhirkan masalah-masalah yang ia alami.

Padahal, Melodi tidak merasa sengaja mencari masalah, kenapa masalah yang datang sendiri kepadanya? Heran.

Cukup sudah. Pikirannya melayang kembali, saat ia mengetahui kalau Bagas, adiknya, terlihat sangat dekat dengan teman ibunya, Om Hardi.

Bagas. Dia terlalu polos untuk mengerti arah kemana kehidupan mereka yang mungkin akan terjadi kedepannya. Ia hanya bocah yang gampang luluh dengan segala perhatian, perlakuan lembut, dan lain sebagainya.

Melodi sebagai orang yang sudah cukup dewasa untuk mengerti situasi sekarang ini. Melodi takut apa yang ia pikirkan akan terjadi ke depannya, ia tidak siap.

Lama melamun, Melodi menepuk keningnya pelan, tuh kan gue lupa, gue kan belum minta maaf ke Kak Arthur, keburu marah sih orangnya, batinnya.

Yaudahlah, capek, mending tidur deh, lanjutnya dalam hati seraya menutup kedua matanya. Menjemput alam mimpi.

***

Pagi pagi sekali Melodi sudah berangkat sekolah. Lebih tepatnya pukul 06.15 ia sudah sampai di depan gedung sekolah. Susana sangat sepi sekali, hanya ada satu dua siswa yang sudah berangkat, juga terlihat pak bon yang juga masih membuka kunci tiap ruang.

Bego banget gue, ngapain coba dateng sekolah pagi banget, kerajinan amat lo Mel... Mel...

Entahlah. Melodi juga tidak tahu kenapa ia bisa seniat ini ke sekolah. Biasanya saja ia berangkat saat jam sudah mepet bel masuk, kenapa sekarang rajin banget. Aneh. Bukan saja Melodi yang terheran-heran, sang ibu dan adik juga heran melihatnya jam 06.00 sudah siap berangkat, sang adik malah baru selesai mandi.

"Loh Melodi, tumben banget," ucap Siska begitu sampai di kelas dan mendapati teman sebangkunya itu sudah berangkat dahulu, biasanya kan ia dulu yang sampai, ada temannya itu?

"Duhh kenapa si, gue berangkat pagi salah, berangkat siang juga salah, maunya apa wahai kalian," jawab Melodi malas.

Siska memilih duduk, karena sedari ia masuk ia hanya berdiri di sisi meja sebelah Melodi, "harusnya gue yang nanya, lo kesambet apaan sampe-sampe jam yang masih setengah tujuh ini, udah buat lo nangkring di kelas, gue jamin, tadi lo berangkat cuma masih ada si Rika kan," ujar Siska. Ngomong-ngomong soal Rika, dia itu siswi yang bisa di bilang tipe introvert, karena ia tidak biasa banyak mengeluarkan suara, apalagi untuk memulai obrolan dulu.

Melodi menoleh ke samping, jarak 3 meja dari mejanya sekarang, "Iya, lo kok tau?" tanyanya heran.

"Hadehh, gimana nggak tau, orang biasanya gue berangkat tuh dia udah nengkreng duluan sambil baca novelnya, heran gue tuh, dia berangkat dari rumah jam berapa, belum pernah gue ngalahin dia."

"Yaudahlah, eh ngapain bahas dia sih."

"Iyaa sampe lupa, lo sih pinter banget ngalahin pembicaraan, jadi ada angin apa lo bisa berangkat sepagi ini?"

Melodi bergumam, "ya nggak papa, pengen aja gitu, apalagi kan kalo berangkat pagi, udaranya masih seger, sejuk, jadi tenang aja gitu."

"Oh."

🌟🌟🌟

Erlan ketu

P
Melodi

MldiSyhrn

EffortWhere stories live. Discover now