[19]

324 17 0
                                    

Selamat membacaaa ......

Vote dulu sebelum membaca yaa, hehe

"Nahh sini nak, silahkan duduk"

"Eh iya bu, makasih" Arthur duduk di tempat yang Aisyah tunjuk, lalu diikuti Aisyah. Tak lama Melodi pun bergabung dengan mereka, masih posisi berdiri, di sebelah aisyah

"Kamu mau minum apa?"

"Eh nggak usah ngrepotin bu, saya di tawarin mampir aja udah seneng, hehe"

"Yaudahh, Mel, buatin minum Arthur ya, sana cepet"

"Jadi nggak enak, saya" ucap Arthur

"Iya" memutar bola mata malas, Melodi pergi ke dapur untuk membuatkan Arthur minuman. Ia bingung mau membuatkan apa, lalu terlintas untuk membuat es sirup saja. Menghela napas Melodi mulai membuat 3 minuman, hitung hitung bayar kekurangan uang yang di bayarkan Arthur tadi, pikirnya.

Beberapa menit kemudian, minuman sudah jadi, ia segera mengantar minuman ini agar si cowok itu tidak lama lama disini

Samar samar Melodi mendengar Arthur yang sok akrab dengan ibunya, seketika ia bertambah malas

"Nih" kata Melodi dengan nada yang tak enak di dengar

"Mel!" tegur Aisyah

"Maaf bu"

"Aduhh jadi ngrepotin gini"

"Nggak lah, ini sebagai ucapan terimakasih aja, karena udah anterin Melodi, maaf ya cuma ada minum, ibu nggak ada cemilan di rumah, eh kamu ada nggak Mel?"

"H-ha? Nggak ada"

"Iya gak papa bu, kan saya udah bilang kalo di tawarin mampir aja saya udah seneng" kata Arthur dengan tersenyum manis

"Yaudah lanjut ngobrol aja sama Melodi, ibu masih ada kerjaan, di minum minumannya" Aisyah bangkit dan pergi meninggalkan ruang tamu. Arthur mengangguk.

Sepeninggal ibunya, Melodi menatap tajam Arthur, "Lo ngapain sih! Pulang sana!"

"Ehh kok ngusir sih sama tamu, pamali loh"

"Nggak mempan ya, udah cepetan abisin minumnya, terus pergi!"

"Galak amat sih"

"Bodo!"
"Yaudah sana!"

"Nggak"
"Nggak sebelum lo bilang kalo sekarang kita pacaran!"

Melodi menggelengkan kepalanya dan tersenyum sinis, "Sinting! Nggak ngerti gue sama lo kak"

"Melll" panggilnuya seraya menggenggam tangan Melodi, tapi buru buru di tepis

"Jangan macem macem ya kak, ada ibu!"

Arthur menghela napas, "Gue tau gue aneh, tapi mesti lo percaya, kalo gue itu CEMBURU. Cemburu ngeliat kedekatan lo sama cowok lain. Dari anak baru itu, tetangga lo, pokoknya gue cemburu ngeliat lo sama cowok lain. Gue nggak terima. Gue masih cinta sama lo Mel, mungkin bagi lo, cinta ini cuma cinta monyet, cinta anak sma, tapi nggak buat gue Mel, gue udah mau lulus, mau kuliah, gue udah cukup dewasa buat mengerti apa itu cinta" jelasnya

Melodi termenung, tak tahu harus merespon apa, ia hanya diam. Arthur menghela napas melihat Melodi hanya diam saja, tanpa minum ataupun menghabiskan minumannya, Arthur beranjak, "Mana ibu lo, gue mau pamit" katanya, entah kenapa Melodi merasakan nada dingin dari suaranya.

Melodi mengangguk, lalu tanpa kata meninggalkan Arthur yang tanpa di sadarinya menatapnya dengan pandangan yang sulit di artikan.

Melodi berjalan menuju kamar ibunya, yang mungkin ada di kamar, karena pintu sedikit terbuka, Melodi bisa mendengar kalo ibunya sedang bertelepon dengan seseorang lewat hp nya. Dan kalau tak salah dengar, suaranya itu--laki laki.

Tak mau berspekulasi sendiri, Melodi akhirnya mengetuk pintu, "Buuu, itu kak Arthur mau pulang". Melodi akan menanyakannya nanti, ingatkan dia ya.

Aisyah menoleh sekilas, "Eh iyaa, sebentar mel" lalu terlihat melanjutkan teleponnya lalu teleponnya terlihat terputus

"Kok cepet banget nak?" tanya Aisyah saat sudah di ruang tamu

"Hehe iya bu, saya harus pulang, udah lumayan malem, nggak baik" katanya seraya tersenyum

"Yaudah hati hati yaa, jangan lupa mampir lagi kalo sempet"

"Eh iya bu, makasih sebelumnya, yaudah bu saya pamit, Assalamualaikum" katanya seraya beranjak pergi, diikuti Melodi di belakang. Walaupun Melodi kesal, ia tetap harus sopan kepada tamunya, yaitu mengantarnya keluar rumah saat pamit

"Waalaikumsalam" jawab Melodi dan ibunya sebelum Arthur pergi.

"Pacar kamu tumben kesini, udah lama?"

"Ha? Pacar? Bukan bu, dia kakak kelas aku, kebetulan dia sepupunya Iza, makanya bisa kenal"

"Lahh tadi dia bilang pacar kamu"

Melodi membelalakkan matanya, "Enggak bu, ish amit amit!"

"Heh nggak boleh gitu, ntar suka beneran repot!"

"Apaansih bu, udah ya, Melodi mau ke kamar dulu"

Aisyah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, "Anak muda" batinnya.

                                        🌟🌟🌟

Pagi jam 7.15 Melodi sudah bersiap berangkat kerja. "Kamu mau kemana Mel, pagi-pagi"

"Melodi..... mau ngerjain tugas di... rumah Siska" jawab Melodi

Aisyah mengerutkan dahi, "Kok pagi banget? Nggak nanti agak siangan?"

"Emhh enggak bu, yaudah bu, Melodi pamit, Assalamualaikum" pamit Melodi seraya mencium tangan Aisyah

"Waalaikumsalam, hati hati ya" hanya di balas anggukan seraya senyuman singkat dari Melodi. Ia harus semangat, walaupun ia hanya seorang siswi SMA, ia harus bisa menghasilkan uang sendiri

Melodi berangkat ke restoran menaiki angkot seperti biasa, entah kenapa Melodi tak sabar menantikan gaji pertamanya, eh belum sebulan udah mikir gaji;-_-

Ia harus meringankan beban ibunya.

Sesampainya di restoran, Melodi langsung di suruh mengantar pesanan. Masih pagi sudah ada 15 orang. Restoran tempatnya bekerja ini memang best.

"Mel, anterin ini ya, seperti biasa, ini udah gue urutin, jadi lo gampang. Oh iya kalo udah cepetan balik ya, takutnya ada delivery lagi" ucap Lila, karyawan di restoran tersebut

"Oke mbak" balas Melodi dengan tersenyum. Ia senang, itu berarti kemungkinan kalo ia bisa mengantarnya dengan cepat, ia bisa mendapat tip, seperti kemarin, yaa walaupun nggak seberapa, tapi sedikit sedikit akan menjadi bukit, kan?

     
                                                   🌟🌟🌟
  

EffortTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang