[13]

422 25 0
                                    

"Mel, tolong kamu antar makanan ini ya, ini udah saya atur dari yang terdekat sampe yang terjauh, dan ini alamatnya, kamu tinggal baca aja," perintah Rita.

"Iya mbak, yaudah aku jalan dulu," pamit Melodi. Ia berjalan keluar dari restoran.

"Oke, hati-hati!"

Begitu sampai di parkiran motor yang ia gunakan, Melodi langsung menaikinya menuju alamat yang pertama.

Oke Mell semangatt! Melodi memberi semangat untuk dirinya sendiri.

Hari ini ada 5 pesanan dengan tingkat jarak yang lumayan-lumayan, namun saat Melodi hendak mengantar pesanan yang terakhir, ia melihat orang yang tidak asing baginya di taman yang ia lalui. Sedang duduk bersama seseorang

Kok dia ... kasihan banget sih lo Kak. Padahal gue liat, lo cinta banget sama dia. Tapi kenapa dia kayak gitu ya? Dasar! geram Melodi

Ia menjadi tambah kesal dengan cewek itu. Sudah bagus berpacaran dengan cowok yang sudah terbukti baik, ganteng, setia lagi. Eh dia malah nggak setia. Gimana sih, dunia terbalik deh.

"Oke Mel, nggak udah dipikirin, mungkin dia sama temennya." Begitulah sisi positifnya berkata. Namun beda lagi dengan sisi negatifnya. "Dia itu udah selingkuhin mantan lo Mel! Lo jangan diem gitu aja dong! Lakuin sesuatu." Melodi segera tersadar. Ia menggelengkan kepalanya. Lebih baik ia melanjutkan pekerjaannya mengantar pesanan terakhir.

***

"Mel jangan lupa nanti anterin gue, awas aja nggak!" ingat Iza. Sedangkan Melodi hanya diam. "Awas kabur juga lo, gue marah!"

Setelahnya Iza langsung pergi dari tempat duduk Melodi di kantin, Melodi pun hanya diam dan bernapas jengah.

Siska yang baru datang sempat melihat kedatangan Iza, ia pun menatap Melodi dengan tatapan bingung. "Ngapa tuh anak?"
Melodi hanya mengendikkan bahunya.

"Wah roman-romannya Iza ngambek lagi tuh. Iya Mel?" tanya Siska menyelidik.

Melodi mengendikkan bahu.

"Dasar ya, kebiasaan banget! Childish tau nggak. Lo kenapa bisa betah sih temenan sama dia, heran!"

"Sis ... Sis. Tiap orang 'kan pasti punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Dan mungkin lo belum lihat baiknya Iza. Walaupun dia emang suka bersikap kayak gitu," terang Melodi. Ia bukannya membela, namun itu benar adanya.

Siska bergumam pelan. "Iya deh."

Lalu tiba-tiba terlintas ide dibenak Melodi. "Sis, lo pulang nanti ikut gue ya, makan gratis kita," ajak Melodi dengan semangat.

"Tumben?" tanya Siska dengan ragu.

"Udah ikut yuk, mumpung nih."

Terdiam cukup lama, Siska mengangguk. "Oke deh, gue kalo ada traktir-traktir gitu number one hehe," jawabnya tak kalah semangat.

"Gitu dongg." Melodi bernapas lega. Sekarang ia tak perlu memikirkan apapun.

"Emang ada acara apaan?" tanyanya masih tak mengerti. Sedang yang ditanya hanya mengendikkan bahu seraya tersenyum aneh, dimata Siska.

"Yeee ditanya malah senyam-senyum," ujar Siska sambil geleng-geleng kepala.

"Haha, enggak deh."

***

"Kak gue bingung deh sama lo."

"Gue kenapa?"

"Ya lo sebenernya masih cinta nggak sih sama Melodi?"

"Ya masihlah," jawabnya cepat tanpa ragu.

"Ya kalo masih suka. Kenapa lo malah pacaran sama si Cyndi Cyndi itu!" Iza harusnya tak menyebut nama itu. Namun bagaimana lagi, meski ia tak ingin.

"Hmm ya buat pelarian aja, gue kasian sama dia udah lama ngejar-ngejar gue, nah sekarang saatnya gue bales perasaan dia, sekalian buat doi panas karena udah mutusin gue," tukasnya.

Iza yang mendengar penjelasan dari Arthur hanya memutar bola mata malas. "Ya tapi jangan nyakitin hati Melodi juga dong, gue bantuin kalo lo mau balikan, nggak usah pake cara kayak gini. Enek tau nggak," ujar Iza dengan malas.

"Nggak makasih, gue bisa sendiri!" tolak Arthur.

"Yeee songong lo! kesel gue." Lalu hening.

Tiba-tiba Iza mengeluarkan protesnya lagi. "Tapi kak ... cara lo salah banget tau nggak." Iza masih memikirkan perbincangan mereka.

"Salah gimana?" tanyanya tak mengerti. Iza mengalihkan tatapannya. "Dasar nggak peka! Lo emang belaga pilon, atau gimana sih?! Heran."

Saat akan melanjutkan ucapannya, mata Iza sudah menangkap keberadaan Melodi yang berjalan ke arahnya, bersama Siska di sebelahnya.

"Jadi nggak Za?" tanya Melodi begitu sampai di depan Iza.

Iza mengangguk. "Jadi dong."

"Yaudah yuk, nunggu apa lagi?" kata Melodi sambil menarik lengan Iza masuk mobil Arthur.

Iza yang tak siap merasa kaget dan mengernyit heran melihat Siska yang juga hendak masuk mobil. "Eh eh, kok ada Siska?"

"Udah sih, nggak papa dia ikut, dia nemenin gue, nggak papa kan?" Melodi bertanya seraya menaik turunkan alisnya, Iza yang melihat itu hanya mendengus kesal, Lalu tiba tiba ide terlintas di benaknya. "Eh tapi ada syaratnya kalo Siska ikut," kata Iza menghentikan langkah mereka saat akan masuk mobil. Melodi menatap bingung. "Apa?"

"Lo ... harus duduk di depan, gue sama Siska di belakang." Tanpa tunggu lama, Iza mendorong Melodi masuk ke mobil di bangku depan, bersebelahan dengan Arthur yang akan menyetir mobil.

Melodi terkejut. "Loh kok gitu?" ucapnya tak terima.

Setelah memastikan Melodi masuk, Iza pun ikut masuk, Arthur menatap Melodi heran, Melodi yang mengerti tatapannya segera bicara. "Ini suruhan Iza, kalo lo nggak mau yaudah gue tukeran, Za tu-" belum sempat menyelesaikan ucapannya, Arthur menyela, "Udah nggak papa," katanya sambil menjalankan mobilnya.

Siska pun bertanya karena tidak paham akan situasi. "Ini kenapa sih?"

"Nggak papa, udah lo diem," balas Iza dan juga di balas dengusan oleh Siska. Sebenarnya Iza tak suka bila ada orang lain apalagi Siska, tapi mau bagaimana lagi, ia tahu, ini pasti akal-akalan Melodi.

Hening diantara mereka hingga akhirnya sampailah mereka ke tempat tujuan, sebuah restoran yang tidak terlalu jauh dari sekolah mereka.

"Mel, ini ada apa sih, gue kayak kambing conge disini nggak tau apa-apa." Siska menahan langkah Melodi yang hendak masuk ke restoran. Wajar saja, Siska tak tahu apa-apa mengenai ini.

"Udah Sis yang penting makan gratis," kata Melodi dengan tersenyum senang. "Ah lo mah, gue mati penasaran nih." Melodi tertawa.

Melodi memang sengaja mengajak Siska, entah kenapa ia merasa malu saja karena jika hanya ia dan Iza maka ia akan malu karena ia tidak memberi Arthur kado sedangakan ia harus ikut makan-makannya, malulah! Oleh karena itu Melodi mengajak Siska juga agar ia mempunyai teman, 'kan Siska tidak tahu kalo hari ini Arthur ulang tahun, hihi.

Setelah menemukan tempat duduk, mereka memanggil pelayan, dan memesan. Lalu suara Iza memecah kecanggungan dan kebingungan yang ada.

"Ekhmmm Kak, gue izin mau ngomong bentar ya sama Siska, ya Mel, byee!" kata Iza seraya menarik Siska pergi dan menyisakan kecanggungan yang hakiki diantara Arthur dan Melodi.

Melodi hanya bisa diam seraya menahan perasaan kesal kepada Iza, awas aja kalo lama, dia bakal bikin itu anak jera, biar nggak seenaknya aja.

To be continuous

Haloo gimana nih part 13?😉

Eh sebelum lanjut, pastiin sudah vote+komen❤

EffortWhere stories live. Discover now