4). Berobat

10.1K 982 7
                                    

Wanita yang baik adalah dia yang bisa menjaga pandangannya💘

****

Waktu terus berlanjut, sebulan sudah Tiara bekerja paruh waktu di caffe ibu Peri. Kemarin, Tiara sudah mendapat gaji-nya dari bossnya itu. Dan gaji-nya allhamdulillah jauh dari kata cukup.

Memang benar, usaha tidak akan menghianati hasil.

Hari ini, tepatnya hari minggu. Tiara akan mengantar ayahnya berobat. Sedangkan ibunya tidak bisa mengantar, karena disekolah Arka sedang ada acara. Jadinya hanya dia dan sang ayah yang pergi berobat.

Dengan memakai baju gamis berwarna biru dan khimar yang senada, Tiara melangkahkan kakinya kekamar orang tuanya.

Terlihat seorang pria yang masih terlihat tampan diusianya yang menginjak 40 tahunan lebih mungkin. Meski warna kulitnya tak seputih Tiara, namun itu tak menutup ketampanan ayah tiara.

Pria itu tersenyum pada sang putri. "Berangkat sekarang nak?"

Tiara mengangguk "Iya yah, Mobilnya udah nunggu didepan."

Tiara membantu ayahnya berdiri lalu menuntunnya jalan keluar rumah, menyusuri gang sempit yang keluar dari pemukiman warga disini. Tiara membantu ayahnya masuk kedalam taksi.

Mobil pun melaju membelah padatnya kota Bandung dipagi ini. Setelah menempuh waktu yang cukup lama, akhirnya mobil itu sudah sampai di salah satu rumah sakit terdekat dari rumah Tiara.

"Makasih banyak ya pak, ini ongkosnya." Tiara menyodorkan uang kepada supir taksi itu.

"Iya bu, mari saya bantu," Supir itu keluar dari mobil lalu memutari mobil dan membuka pintu mobil belakang tepat dekat ayah Tiara.

Tak tanggung, supir itu ikut mengantarkan Tiara masuk kedalam rumah sakit. Dalam hati Tiara bersyukur masih ada yang berbaik hati pada dirinya.

Pak supir itu mendudukan ayah Tiara dikursi tunggu untuk pasien.

"Terimakasih banyak ya pak sudah membantu saya dan anak saya"

Supir itu tersenyum lalu mengangguk. "Tidak masalah, kita sesama manusia memang harus saling membantu bukan?"

Ayah Tiara mengangguk "Iya, sekali lagi terimakasih."

"Kalo gitu saya permisi ya"

"Iya pak" Tiara dan ayahnya tersenyum.

"Ayah tunggu disini ya, aku mau ngambil nomor antrian dulu." Ayahnya hanya tersenyum menanggapinya.

Tiara pergi mendaftarkan nama ayahnya lalu kembali pada ayahnya dengan membawa no antrian. No 15.

"Berarti tinggal 5 antrian lagi yah, sabar ya" Ayahnya mengangguk.

Tiara memperhatikan sekelilingnya, begitu banyak disini orang yang sakit.
Ada yang sepertinya pincang, lalu ada yang batuk-batukan. Terus ada juga yang seperti gatal-gatal.

Tiara jadi ingin sekali membawa ibunya datang kesini untuk menunjukan bahwa yang sakit itu bukan hanya ayahnya. Dan juga ingin menyadarkan pada ibunya bahwa kita masih harus bersyukur karena penyakit ayahnya tidak terlalu parah.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Where stories live. Discover now