47). Luthfy Kecelakaan?

6.8K 559 42
                                    

Telah sampai aku di definisi ikhlas yang sebelumnya sangat sulit aku gapai:(

***

Tiara melirik jam dinding dirumah ibunya, sudah pukul 17:45. Namun Luthfy belum juga menjemputnya. Arka sudah siap karena tadi sudah dimandikan ibunya dan dia juga sudah bersiap-siap untuk pulang, karena Luthfy tadi memberi tahunya kalau dia akan selesai jam empat sore. Namun ini sudah lebih satu jam dari jam yang di janjikan Luthfy.

Perasaan Tiara tidak tenang sekarang, tidak biasanya Luthfy seperti ini. Berkali-kali Tiara menelpon Luthfy, namun hasilnya nihil.

"Mungkin suamimu masih ada pasien Ra,"

Ibu Tiara mencoba menenangkan Tiara yang sedang khawatir. Dia juga merasa cemas, namun dia mencoba menyembunyikannya.

"Udah, sekarang kita masuk lagi ke dalem ya Ra? Gak baik ibu hamil udah jam segini masih diluar."

Memang, sedari tadi sore Tiara memutuskan untuk menunggu di teras rumah orang tuanya saja. Tiara mengangguk dan membawa kembali tasnya kedalam rumah. Diikuti ibu dan adiknya. Terlihat ayahnya sedang menonton tv dan terheran melihat Tiara masih berada disana.

"Loh, ayah kira kamu udah pulang."

"Belum yah. Mas Luthfy belum nyampe juga, terus susah banget di telpon."

Tiara mendudukan dirinya disamping sang ayah. Ayahnya tersenyum dan mengelus kepala Tiara yang terbalut hijab.

"Mungkin Luthfy masih ada kerjaan sayang, Kamu jangan berpikiran suudzon dulu. Doain aja semoga dia baik-baik aja."

Tiara mengangguk mengaminkan. Sedangkan ibunya yang duduk di sebelahnya hanya diam. Dan Arka yang sedang memakan cemilan punya Tiara. Sedangkan Bayu katanya sedang main di rumah temannya.

"Iya yah, semoga aja mas luthfy selalu dalam lindungan Allah."

"Aamiin."

Ibunya tersenyum. Dia mengelus kepala Tiara dengan sayang. Dia tidak menyangka puterinya akan menjadi seorang ibu diusia yang sangat muda.

"Kamu maunya punya anak cewek apa cowok?" Dia mencoba mengalikan perhatian agar Tiara tidak terus-terusan khawatir.

Tiara tersenyum dan menoleh pada ibunya. "Gimana dikasihnya aja. Ara nerima apa yang allah kasih, mau itu perempuan ataupun laki-laki sama aja."

"Alhamdulillah. Memang seharusnya begitu sayang." Kali ini ayahnya yang berbicara membuat sang ibu mengangguk.

"Iya, ibu juga udah gak sabar banget pengen punya cucu."

Tiara tertawa. Dia mengelus perutnya, "Tiara sih pengen banget punya anak kembar sepasang, tapi kayanya kita gak punya turunan ya bu?"

Alis ibunya bertaut. "Setau ibu kita gak punya sayang. Tapi siapa tau Luthfy punya,"

"Iya coba tanyain sama suami kamu. Lagipula gak harus ada keturunan sayang, jika Allah menghendaki kamu punya anak kembar, ya kamu bakal punya."

Tiara mengangguk. "Iya yah, semoga aja ya."

Tangannya masih mengelus perut buncitnya. Dia mengulas senyum pada ayah dan ibunya menandakan dia sangat bahagia dengan kehadiran calon buah hatinya.

"Allahu akbar allahu akbar"

"Alhamdulillah.." Gumam ketiganya bersamaan.

"Ayah ke mesjid dulu ya bu. Ara kamu tunggu disini aja dulu ya nanti siapa tau Luthfy malah mampir di masjid lagi."

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora