40). Kejutan {Ulang Tahun Tiara}

7.9K 623 14
                                    

Pernah aku ingin mencoba untuk melupakan kisah tentang kita. Ternyata aku salah, aku kalah. Bukannya kamu pergi, malah semakin menetap dipikiran😍

***

Tiara menangis dalam diam sepanjang perjalanan menuju bogor bersama ibu Peri, berbekal diantar sopir mereka nekat langsung meluncur ke bogor. Keduanya sedari tadi menangis tiada henti, apalagi Tiara. Sedari tadi Tiara terus merapalkan do'a dan juga dzikir agar dia berusaha tenang. Pikirannya sudah diisi oleh kemungkinan buruk.

Awan sudah berganti dengan kabut gelap, berarti malam akan menjemput semesta saat ini. Untung saja mereka sudah menunaikan shalat maghrib di masjid tadi
Namun, tak ada tanda-tanda mobil akan berhenti atau sampai. Memang, perjalanan Bandung-Bogor itu lumayan memakan waktu bukan?

"Sayang, kamu yang tenang dulu. Kita serahin semuanya sama Allah. Sekarang lebih baik kamu tidur dulu ya?"

Suara ibu mertuanya bagaikan angin lalu oleh Tiara, pikirannya sedang kacau. Bagaimana mungkin dia bisa tidur sedangkan bisa jadi disana suaminya tengah kesakitan, dan yang terparah bagaimana jika disana suaminya sedang mempertahankan hidupnya? Memikirkan hal itu saja membuat tangis tiara semakin deras.

Ibu Peri menghela napas lalu dia mendekatkan dirinya pada Tiara yang tidak berhenti menangis sedari tadi. Ditariknya tubuh Tiara pada pelukannya, diusap punggung rapuh sang menantu dengan sayang.

"Stt. Udah jangan nangis terus, kamu harus tenang sayang. Berdoa sama Allah semoga suami kamu baik-baik aja ya. Sekarang mending kamu istirahat, barangkali disana nanti kita dibutuhin. Apalagi kamu, gimama kalo kamu dibutuhin tapi kondisi kamu kurang fit, terus nanti siapa yang ngurus Luthfy?"

Tiara berpikir mendengarkan ucapan mertuanya. Benar, bagaimana jika sampai disana Luthfy sangat membutuhkannya namun dia malah ikutan sakit?

"Yaudah mah, Ara coba tidur dulu. Perjalanannya masih lama kan?"

"Iya sayang, kayanya dua jam lagi deh."

Tiara yang mendengar itu rasanya ingin pingsan saja. Dia mengangguk lalu mencoba untuk tidur. Tangan ibu Peri juga tidak tinggal diam, dia mengelus kepala Tiara dengan lembut.

Ibu peri menghela napas lega saat dilihat Tiara sudah terlelap.

"Pak, beri tahu saya kalau sudah sampai. Saya juga mau tidur."

"Iya buk."

Ibu Peri-pun menyusul Tiara yang sudah terlelap di mobil. Menghempaskan rasa lelah karena sudah capek-capek mengeluarkan air mata buaya nya.

***

"Bu maaf, sudah sampai."

Sang supir membangunkan majikannya lewat suara, dia tidak berani menyentuh sembarangan majikannya. Ibu Peri mengerjap pelan, lalu membuka matanya sedikit-sedikit.

"Sudah sampai di alamat tadi pak?"

"Iya bu."

Ibu Peri mengangguk, lalu pandangannya beralih pada tiara yang masih terlelap. Dia membelai kepala Tiara dan mengelus pipi tiara dengan lembut.

"Sayang, bangun dulu."

Tiara rupanya terusik, memang Tiara ini kalau tidur tidak kebo. Dia akan mudah terbangun hanya karena mendengar bising atau ada yang menyentuhnya.

Meraih Surga Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang