Tap your star! 🌟
"Yakin ini doang?" tanya Juna sambil dorong trolli belanjaan mereka. Tadi waktu jemput Javnan, rupanya Arya juga disana dan katanya mau numpang aja biar sama-sama. Jadinya mereka mampir dulu ke supermarket, soalnya kulkas apartemen pasti kosong.
Arya ambil lima botol besar air mineral sama sepuluh botol air mineral. Kasian, kulkasnya kosong, mau minum susah. Rencananya juga biar biasain Juna minum air putih.
"Ini kenapa troli kita isinya aer semua sih?" tanya Juna lagi. Arya selaku tersangka balik natap Juna dengan malas.
"Ini tuh yang paling pokok, lo kebanyakan minum cola ga sehat! Udah ini aja, colanya masing-masing satu botol ga lebih!" Arya ambil dua botol cola dan satu sprite soalnya Javnan gak suka cola.
"Walah, yakult boleh ga ibu," kata Javnan sambil narik-narik kaos Arya.
"Ibu ibu pala lu kentang, yaudah," Arya ambil dua pak yakult.
Terus Juna tiba-tiba lari ke tempat mie-miean. Arya udah mendesah aja gitu, ngurusin Juna kayak ngajak anak empat tahun belanja. Ini itu dipegang, ini itu minta beli. Walaupun yang bayar Juna, yang pelit tetep Arya. Eh, Javnan ikutan di belakang Juna sambil ngambil samyang cup dan Juna udah megang indomie ayam geprek.
"Pizza atau mie?"
Keduanya diam sejenak, "Ga bisa gitu makan mie lauknya pizza?" tanya Javnan. Kali ini Juna ikut-ikutan mandang Javnan dengan malas banget sambil naruh indomienya ke tempat semula, sedangkan Arya langsung kabur aja ke deretan snack snack.
"Lu mau buat virus baru apa gimana, dah"
Javnan diam aja tapi tetep bawa samyang cupnya. Dia taruh ke troli dan Arya kek, yaudahlah serah lo, yang bego elo. Sedangkan Juna ngeliat Javnan dengan tatapan kesalnya.
"Katanya Bunda lo marah kalo makan pedes, ganti aja mienya"
Javnan Cuma senyum terus Juna balik lagi ke deret minuman dan beli susu dua kotak besar. Pertama, dia gak mau dimarahin Bunda Javnan, kedua dia khawatir nanti malah kenapa-napa.
Jadi setelah belanja, Juna order pizza di perjalanan balik ke apartemen biar gak lama nunggunya udah malam gini. Arya yang sibuk nonton mukbang korea yang makan banyak permen dan Javnan yang diem aja natap ponselnya. Juna balik buat liat mereka di jok belakang, dan matanya berhenti di Javnan, rasa pingin nanya kenapa selalu Juna tahan, maunya, Javnan yang cerita sendiri karena sebanyak apapun kita nanyain cowok ga akan jawab atau berkilah kalau dia baik-baik aja.
Javnan kelewat tertutup, Juna sama Arya gak marah atau merasa kecewa, emang begini sifatnya Javnan dari awal ketemu, tertutup. Dia bukannya gak mau cerita kalau ada masalah, Javnan adalah tipe orang yang bakal cerita saat dia gak sanggup simpen lagi atau masalahnya udah selesai.
"Tidur aja, nanti gue bangunin kalo sampe," kata Juan.
Arya melirik sekilas lalu balik lagi keponselnya, kali ini udah beralih ke video ASMR, aduh suara orang makannya, bor! Sedangkan Javnan nurut, milih tidur sambil megang ponselnya yang mati.
Setelah sampai di apartemen Juna. Javnan Arya turun duluan, karena si Juna malah yang ketiduran, dibantu supir Juna buat angkat belanjaan. Javnan milih buat bangunin Juna, tidurnya ngorok, pules banget, gak tega banguninnya tapi ya gimana masa anak orang tidur di mobil.
"Woi dajjal!! Bangun weh! Junaidi!"
Juna menggeliat-geliat, wah, berasa udah pagi dah dia.
"Kita dimana?"
"Di Wuhan, yuk bantuin bagiin masker,"
"Pantat lu, Wuhan,"
"Makanya bangun, yang suruh tidur siapa, yang ketiduran siapa,"
YOU ARE READING
The Way I Live ✔
Teen Fiction(Tidak di revisi) Javnan Kevlar tak pernah tau bahwa datangnya di dunia ini ternyata sebagai penabur luka bagi Bunda. Sebagai gantinya, ia harus melewati hari-hari berat dengan sikap Bunda dan juga Ayahnya yang memiliki sejarah hidup yang tak perna...
