9

6.6K 765 20
                                    

Tap your star! 🌟 💜












Sepulang sekolah, Juna ikut Arya pulang kerumahnya. Lagian mereka pulangnya jam 13:30 siang, jadi dari pada Juna pulang dan cuma ganti baju, dia memilih buat langsung aja ke lokasi. Sedangkan Javnan harus pulang, entah Bundanya udah makan apa belum, dia harus memastikan dan meminta izin lebih dahulu.

Dan disinilah Javnan, di depan gerbang rumahnya yang tertutup rapat. Entah Bundanya sudah pulang, atau sengaja menutup gerbang takut akan ada orang tidak di kenal masuk.

Javnan memilih tidak memikirkannya. Karena hingga seribu cara sang Bunda mencoba membuat jarak sejauh apapun, Javnan akan tetap maju selangkah lebih cepat untuk mendekat.

Javnan melangkahkan kakinya masuk, mobil hitam Bundanya sudah terparkir rapih, tanda bahwa wanita yang paling Javnan puja itu sudah ada dirumah ini, entah nanti akan menyambutnya atau justru kebalikannya.

Saat menapaki lantai dingin ruang tamu, dimana sepi, tidak ada Ayah yang akan langsung mengintrogasi atau menyuruhnya macam-macam atau malah menggunakan tubuhnya sebagai pelarian emosi yang ia pendam. Cowok kurus itu akhirnya mendapatkan Edrea yang ketiduran di depan TV yang menyala juga tangan yang masih memegang remot.

Menghela nafas panjang sebelum akhirnya mengambil remot dari tangan Edrea dan mematikan saluran TV yang tengah menampilkan berita terkini.

Javnan berlari kelantai atas setelah meletakkan remot TV itu di atas meja dan turun membawa selimut dari kamarnya, membalut Edrea dengan hati-hati karena takut membangunkan tidur lelapnya.

Setelah memastikan Bundanya sudah terselimuti dengan baik, Javnan melirik jam dinding, sudah jam tiga lewat lima menit, Javnan pikir mereka tengah menyanyikan lagu ulang tahun atau bermain mainan anak-anak.

Maka dari itu, setelah membesarkan suhu ruangan, Javnan segera kedapur menyiapkan makan malam Bunda, sebelum akhirnya berangkat kerumah Arya tanpa sempat mengganti pakaian karena terlalu asik memasak di dapur. Meninggalkan note kuning bergaris di kulkas untuk sang Bunda, cara lain untuk pamit karena ia enggan membangunkan Edrea.










Saat Javnan datang di kediaman Arya, ia sudah di sambut oleh Arya dan Ibunya yang sedang menggendong Tiar dengan gaun Pink lucunya. Setelah mengucapkan selamat juga memberikan kado yang ia beli dadakan di perjalanan kemari, cowok itu segera menyusul Juna yang asik mengobrol dengan Ibu-Ibu dengan nasi kuning dan kue tart Tiar di atas meja.

"Hoy!" Javnan menepuk pelan bahu Juna yang hanya balas menatapnya dengan malas. Ibu-Ibu tadi mendadak pamit, karena katanya cuma mau menemani Juna yang kesepian karena Arya sibuk bantuin Ibunya.

"Lama, lu! Gak ganti baju lagi," curcolnya segera setelah Javnan duduk di bangku hadapannya.

"Biasa," jawab Javnan seadanya, "Gak sempat," Juna juga udah tau alasan Javnan kalau gak bantuin Bunda masak makan malam, ya nemenin Bunda nonton TV. Begitu kata Javnan jika ditanyai pertanyaan demikian.

"Biasa? Dipukulin?" tentu dengan kilat nada bercanda, sedangkan Javnan berdecak tidak suka pada Juna yang malah terkekeh.

"Ini nih yang bikin gue males cerita."

"Yah, becandalah aku, sayang."

"Becanda lo gak lucu!" ketus Javnan sambil mencomot kue tart Juna yang belum ia sentuh karena rencananya buat dissert.

"Ambil sendiri ngapa sih!" sergah Juna dengan sorot tak suka, meskipun gak keberatan sih kuenya dimakan sahabatnya yang satu ini.

"Pelit banget sih, padahal pulang ini bisa beli lagi. Kue nikah sekalian! Yang tingkat lima biar lo puas!"

The Way I Live ✔Where stories live. Discover now