21

9.2K 808 42
                                    

Tap your star! 🌟



















Dunia pernah tidak berada dipihaknya. Ia tertekan, dikucilkan, dibanding-bandingkan, dan rencananya yang gagal dalam merancang masa depan.

Edrea nyaris tidak punya teman karena menghabiskan waktu sekolahnya dengan belajar, belajar dan belajar. Ia ingin menjadi Dokter spesialis. Cita-cita yang harus ia bayar sangat mahal. Namun semuanya berantakan di tahun keduanya sebagai mahasiswa.

Bertemu Dikta awalnya adalah bunga mawar ditengah padang pasir. Saat semuanya terasa mmbosankan dengan segala aktivitas, Dikta datang membawa warna baru. Kencan keberbagai tempat yang menyenangkan hingga mencoba sesuatu yang belum seharusnya mereka lakukan.

Lalu badai petir datang kedunia Edrea. Saat tiga hari Dikta menghilang dan baru menghubunginya dihari ketujuh dimana ia sudah berada di negeri Paman Sam dan menimba ilmu bisnisnya, Edrea mengungkapkan bahwa ia hamil seorang bayi tiga Minggu. Dikta tentu terkejut. Mereka sama-sama tengah memenuhi ambisi mereka, mereka sama-sama muda-mudi yang penuh gairah.

Kemudian saat Dikta memintanya untuk membunuh bayi itu, dan menghilang dua tahun dari radar. Edrea hancur. Edrea bersumpah akan membuat bayi ini menjadi sesalnya, menjadi satu kehancuran bagi seorang Dikta pula. Ia tidak terima menjadi salah satu pihak yang dirugikan dari pergulatan cinta yang sama-sama mereka buat.

Namun Tuhan punya rencana lain, Tuhan justru membuat bayi yang kini tumbuh menjadi anak-anak itu menjadi salah satu alasan kehancuran Edrea. Karena saat bayi itu lahir, Dikta bukannya kembali ia justru semakin menanggung derita sebagai orang tua tunggal. Jika Mama dan Papanya sudah tidak peduli, Edrea yakin akan menyudahi hidupnya sesegera mungkin, tidak sanggup dengan beban yang Tuhan berikan.

Edrea salah mengartikan rencana Tuhan membawa Javnan ke dalam hidupnya. Javnan bukanlah badai topan yang Tuhan kirimkan untuk membuat hal yang ia susun rubuh kembali, Javnan bukan tempatnya melampiaskan amarah juga rasa kesal atas semesta. Tuhan membawa Javnan untuk Edrea Ayeline adalah sebagai tempat untuk bertumpu, Tuhan ingin memberikan seseorang dimana Edrea bisa menaruh kepercayaan sepenuhnya, Javnan adalah orang yang paling dekat dan Edrea butuhkan selama ini.

Namun Edrea tidak pernah menyadarinya.

Edrea terlalu dibutakan oleh masa lalu. Ia yang membuat hidupnya begitu kejam, ia membuat hidup orang yang tidak bersalah hidup dalam lingkar kebingungan yang ia ciptakan.

Maka saat Juan mengabari jika putranya menghilang, jantungnya berkerja lebih cepat. Ia teringat saat terakhir kali memintanya tidur diluar dan rupanya ia lari dari zona amannya, Edrea kacau. Meski otaknya menolak, namun hatinya tidak dapat lagi berbohong, ia khawatir.

"Kemarin dia kabur ke pantai, Tante. Tempat favorit kita kalau lagi ada masalah."

Edrea menghapus air mata yang terjun tanpa perintah. Menyapu pesisir pantai untuk yang kesekian kalinya.

Ia takut kehilangan orang yang menyiapkan sarapannya disetiap pagi, ia takut kehilangan orang yang selalu tersenyum untuknya, orang yang selalu menunggunya pulang, orang yang menemaninya berkerja hingga larut malam, orang yang membantunya dikala sakit, ia takut kehilangan orang yang menyayanginya dengan begitu tulus.

Okey! Edrea akui. Ia takut kehilangan orang ia ia sayang dan paling ia butuhkan didunia ini.

Baru kali ini dalam sejarah hidupnya, desir ombak menjadi suara paling menyeramkan yang pernah ia dengar. Ia tidak tau lagi bagaimana harus bereaksi, ia tidak pernah mengkhawatirkan seseorang sedalam ini. Mendekatnya Dikta dan merangkul bahunyapun tak mengurangi rasa mengganjal yang memuakkan. Justru gelengan lirih Dikta menghunus hatinya lebih dalam lagi.

The Way I Live ✔ Where stories live. Discover now