17

7K 787 60
                                    

Tap your star! 🌟

________________________________

For all the things I didn't do

And all the love that I haven't got to you

I'm sorry

I wish I could turn back the time

And let you know, I never meant to hurt you

I'm sorry

Sorry by Pamungkas








Detik terasa begitu lambat bagi Dewi saat langkah kecil Javnan bergerak mendekat ke dalam radarnya yang mengabur tertutup selaput bening yang sudah berlomba-lomba terjun kepipi. Tangannya merengkuh Dewi erat, membawanya duduk diatas ranjang, dan Dewi yang enggan melepas genggamnya dari jemari pemuda bersurai hitam yang paling ia jaga.

"Kamu merokok, Jav?" tanya Dewi disela isakannya. Javnan mengangguk pelan, kemudian menggeleng cepat.

"Aku gak apa-apa, Mbak. Cuma lagi kepengen."

"Jangan bilang gak apa-apa kalau emang lagi gak baik-baik aja. Tolong jujur sama Mbak."

Dewi menarik nafas, mencoba menenangkan tangisnya hingga sesegukan. Jemarinya bergerak menjelajahi luka-luka di lengan Javnan, pemuda itu sempat menariknya namun Dewi jauh lebih kuat menahan lengannya. Dewi mengelusnya pelan, tangisnya pecah lagi saat luka-luka besar ia temukan.

Tak sampai hati melihat bayi yang dulunya begitu polos dan ia jaga seperti anak sendiri tumbuh menjadi dewasa dilingkungan yang begitu kejam. Dunia begitu kejam membiarkan pemuda yang tidak mengerti apa-apa sekarat diatasnya.

Dipeluknya Javnan saat matanya kembali dibawa menelusuri luka-luka disekitaran leher. Dewi tidak dapat lagi menggambarkan perasaannya saat ini.

"Kamu diapain mereka?" isaknya terdengar pilu. Persis seperti seorang Ibu yang patah saat anaknya ketahuan terluka.

Sejenak Dewi mendengar Javnan terkekeh tipis. Dan itu membuat Dewi kesal setengah mati.

"Aku nakal, makanya dihukum. Ini pelajaran, Mbak. Aku okey."

Dewi menggeleng, matanya masih menyelidiki luka-luka kering hingga sampai ke atas siku. Dalam hati bertanya-tanya, sebanyak apa luka-luka ini bersemayam ditubuh ringkih Javnan. Wanita cantik itu berdiri tergesa, menghapus air matanya sendiri.

"Gak..gak okey. Buka baju kamu, Javnan."

Javnan terkejut bukan main, "Mbak?" kemudian saat kekeh rilis dari mulut Javnan, Dewi naik pitam dan kelepasan, "Malu aku, Mbak. Aku udah gede."

"BUKA KATA MBAK!!"

Teriakan Dewi membuat Javnan terkejut bukan main. Dengan ragu, Javnan membuka kaosnya dan menunjukan semua luka mengerikan itu tepat didepan mata Dewi yang rasanya bisa pingsan karena merasa begitu sakit hati, sakit hati pada Javnan, pada Dikta hingga dirinya sendiri yang gagal melindungi.

Wanita itu terjatuh menangis, mengundang Juan masuk dan menatap Javnan tak kalah terkejutnya. Javnan segera meraih kaosnya, memasangnya ketubuh sesegera mungkin.

Tujuan Juan datang untuk membantu Dewi batal, karena langkahnya justru lebih maju menuju Javnan yang terdiam kaku, "Mas, aku tadi...."

"Buka, Mas mau liat," suara Juan terdengar mendingin. Javnan belum pernah melihat Juan seserius ini. Javnan mulai bingung dengan gerakan gemetar.

The Way I Live ✔ Where stories live. Discover now