12 • Annoying

1.1K 373 231
                                    



Seperti perkiraanku, pintu kayu ruang musik itu tidak tertutup rapat, yang artinya gadis itu ada di dalam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti perkiraanku, pintu kayu ruang musik itu tidak tertutup rapat, yang artinya gadis itu ada di dalam.

Seiring langkahku yang semakin mendekati ruang musik, terdengarlah suara dentingan piano yang kurang lebih sama seperti tempo hari, saat pertama kalinya aku melihat ia bermain piano.

Aku membuka pintu kayu tersebut perlahan, melangkahkan kakiku semakin jauh memasuki ruangan, kembali berdiri tepat di belakang tubuhnya. Tak peduli ia mengetahui keberadaanku atau tidak.

Dipertengahan permainannya yang mulai memuncak dengan tubuhnya yang mulai berdiri, ketika ia tengah dengan begitu semangatnya bermain, sengaja aku mengeluarkan kata. Sebab sedari awal aku tak berniat diam-diam seperti kemarin itu.

"Tidak bisakah kau bermain dengan lebih lembut?"

"Aak! Kkamjagiya!" Tak kusangka gadis itu tersentak kaget. Kupikir ia mengetahui keberadaanku seperti waktu itu.

Ah.. sayangnya aku tidak sempat melihat wajah kagetnya, sebab ketika ia menoleh ke arahku ekspresi wajahnya telah kembali menjadi datar dan dingin.

"Lagi-lagi kau. Sedang apa disini? Kan sudah kubilang jangan kemari lagi."

Tatapan matanya semakin terlihat malas ketika melihatku, hingga ia memutarkan bola matanya cepat. Menyebalkan. Harusnya aku yang mengeluarkan ekspresi itu!

"Siapa kau berhak melarangku?" tantangku.

"Hoo.. berani melawan juga rupanya. Kukira kau tipe penurut." Lagi-lagi ia bersidekap, reflek aku mendecakan lidah.

"Terserahmu. Pokoknya aku akan tetap ke sini, dan bertemu dengan Cier— ah, maksudku tetap bermain piano disini."

Ia terdiam sejenak sebelum akhirnya menghela nafas, "Baiklah, kalau kau tidak mau pergi biarkan aku yang pergi."

Dengan begitu ia pergi dari ruangan ini. Seharusnya aku senang-senang saja. Tapi kenapa jatuhnya seperti aku yang mengusirnya?

Hey ayolah, seorang Min Yoongi lelaki gentleman, mengusir seorang gadis? Argh, dengan cepat aku mengejarnya yang belum terlalu jauh.

"Tunggu! Aku tidak bermaksud mengusirmu. Ekhem. Ya, aku kan tidak sejahat kau yang main seenaknya mengusir orang." Sial, sempat-sempatnya aku berdeham gugup begitu.

Ia menghentikan langkahnya dan menoleh, "Tapi aku tidak sudi satu ruangan denganmu. Bye. Pakailah piano itu, Yoongs." Ia melambaikan tangannya kemudian kembali melanjutkan langkahnya.

"Kau pikir aku sudi, hah?! Heh, tunggu! Apa-apaan kau sok akrab sekali memanggilku begitu?! Dasar Miki tikus!" Terdengar kekehannya yang menggema di lorong.

Sial! Dasar perempuan menyebalkan! []

Can I get a vote, please?

Me, Piano and Her ✔️Where stories live. Discover now