16 • Me

992 316 194
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aku berjalan mendekatinya, mengambil duduk di sebelah kanannya yang masih tersisa cukup banyak tempat.

Perlahan kuletakkan jemariku pada tuts hitam-putih, menjamahnya, menghasilkan nada indah yang dapat memanjakan indra pendengaran siapapun yang mendengarnya.

"Yoongi?! What are you doing here?!" Wajah terkejutnya yang untuk pertama kalinya kulihat, walau hanya bertahan sekian detik lamanya.

"Uhm.. memberikanmu sedikit les piano secara cuma-cuma?"

"I don't need that. Dan minggu ini adalah giliranku memakai ruangan ini kalau kau lupa." Matanya memicing tajam.

"Yah.. memang. Tapi kurasa aku harus mengajarimu sedikit." Aku mengendikkan bahu acuh dan memasang tampang angkuhku, sengaja ingin membuat gadis ini kesal.

"I don't need that! Get out!" Ia mendorong tubuhku, namun tentu saja aku tetap bertahan pada posisiku.

Tak mempedulikannya, aku kembali menghadap piano, jemariku kuletakkan pada tuts dan perlahan mulai memainkan nada acak yang terdengar merdu.

"Kalau main piano itu begini." Aku tersenyum miring, meremehkannya.

Ia bersidekap, wajahnya terlihat menahan kesal.

"Cobalah." Aku menghentikan permainanku sejenak dan menyuruhnya mencoba mempraktekkan bermain piano secara halus.

Ia menggeleng, "No, I won't!"

"Ck, you must." Aku memaksanya, hingga ketika jemarinya hampir menyentuh tuts, ia terlihat sedikit bergemetar, membuatku bingung.

"Why? What's wrong?" Tubuhnya semakin bergetar.

"Hei, Miki." Jemarinya kaku saat kucoba tuntun untuk menaruhnya di atas tuts hitam-putih.

"..p-please, I can't.." Suaranya mencicit, aku tak dapat mendengarnya dengan jelas.

"Hm? Ayolah. Pasti bisa. Apa sulitnya bermain lembut?" Aku masih mencoba memaksanya.

Hingga akhirnya jemarinya berhasil menyentuh tuts, kuarahkan agar bermain lembut seperti yang kuinginkan.

Namun sepertinya tubuhnya semakin bergetar hebat, namun raut wajahnya tak bisa kulihat karena ia terus menunduk.

"Stop!" Tiba-tiba ia memekik kencang, membuatku kaget dan refleks melepaskan genggamanku pada jemarinya.

Mata berairnya menatapku nyalang, raut wajahnya terlihat begitu ketakutan, namun juga berbalut sepercik kemarahan.

"Don't touch me!" Setelahnya ia pergi begitu saja, meninggalkanku dengan segenggam rasa penasaran yang tercipta di sudut hatiku.

Hei, sebenarnya ada apa? Apa yang terjadi padanya?

Kenapa gadis itu tiba-tiba seolah begitu ketakutan dan juga marah saat aku menyuruhnya untuk memainkan piano dengan lembut? []

Bosenin nggak sih? :"(

Me, Piano and Her ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang