14 • Trap

1K 331 174
                                    





Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah mendengar cerita Namjoon, bukan rasa takut yang kurasakan. Namun rasa penasaran yang begitu besar menyeruak di dalam dadaku. Sebenarnya apa yang menyebabkan gadis itu menjadi seperti ini?

Namun ketika keesokan harinya aku datang kembali ke ruang musik, dia tidak datang. Keesokan harinya lagi pun tidak. Kemana dia?

Terhitung sudah seminggu ini aku rutin datang, namun ia tidak datang. Apa sebegitunya ia tak ingin melihatku?

Sebenarnya aku senang-senang saja, namun aku ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi pada gadis itu. Dan satu-satunya cara untuk mencari tahu bagiku adalah dengan bertatap muka langsung dengannya disini.

Aku yakin pasti ada alasan di balik semua ini, ia mungkin menyimpan lukanya sendiri dalam kedekatannya dengan orang lain, atau mungkin dalam pertemanannya dulu. Entah apapun itu, namun kuyakin ada suatu hal yang membentuknya menjadi seperti ini.

Kalau dipikir-pikir sebenarnya dia baik juga, dia yang menolongku dari terjebak di dalam ruangan itu untuk pertama kali. Ia juga yang membukakan pintu untukku ketika aku dengan bodohnya mengunci diriku sendiri di dalam ruang musik hanya untuk menunggunya.

Yah.. walaupun gaya bicara dan gestur tubuhnya begitu angkuh dan menyebalkan. Namun sekarang aku yakin bahwa semua itu ia lakukan hanya sebagai bentuk pertahanan dirinya.

"Yoongi-ya! Hari ini kau ke ruang musik lagi?"

Aku menggeleng, "Eomma menyuruhku cepat pulang, tak tahu untuk apa."

"Oh okay. Yasudah ayo kita pulang!"

Selanjutnya kami jalan berdampingan menuju parkiran, aku yang di jemput supir pribadiku dan Namjoon yang membawa motor sendiri.

Ketika sampai di lobi, tiba-tiba Namjoon menyikut keras lenganku, saat ingin memarahinya aku melihat bahwa ia tengah memberikanku kode. Ternyata disana ada Miki yang mungkin tengah menunggu jemputan.

Ah.. kini aku tahu kemana perginya gadis itu selama seminggu ini. Ternyata ia langsung pulang dan tidak mampir-mampir lagi ke ruang musik. Benar-benar karena tak ingin bertemu denganku lagi sepertinya.

Tanpa pikir panjang aku berjalan mendekatinya dan membisikkannya, "Kutahu kau rindu piano itu kan? Silahkan datang selama seminggu ini, aku takkan mengganggu. Dan—"

Tiba-tiba dia menjauh dariku saat omonganku belum selesai, saat matanya melihatku ia langsung ingin pergi namun buru-buru kutahan pergelangan tangannya.

"Hei, aku bicara baik-baik. Baiklah kalau kau tak mau melihatku, kita pakai ruangan itu bergantian saja. Lebih adil kan?"

Genggamanku dihempaskannya, "Don't touch me!" Matanya menatapku tajam.

Kemudian ia bersidekap, "Oke, kuterima saranmu. Thanks, I have to go now, bye." Ia memasuki mobil sedan hitam, dan secepat kilat mobil itu berlalu meninggalkan sekolah.

You're in my trap, girl. []

Me, Piano and Her ✔️Where stories live. Discover now