17 • Piano

1K 299 205
                                    


"Morning, Yoon!" sapa Namjoon saat aku baru saja melangkahkan kakiku memasuki ruang kelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Morning, Yoon!" sapa Namjoon saat aku baru saja melangkahkan kakiku memasuki ruang kelas.

"Yeah, morning too Joon." balasku lesu, rasanya saat ini aku sangat mengantuk.

"Something wrong? You look drowsy." Haha, terlihat jelas ya jika kini aku tengah menahan kantuk?

"I can't sleep last night." Ugh, semenjak berteman dengan Namjoon aku jadi tertular sering bercakap menggunakan bahasa Inggris.

"What happened?" Aku mengendikkan bahu. Rasanya aku tak punya tenaga lagi untuk menjawabnya dengan kata.

"Uhm, kau mau tidur di ruang kesehatan? Kudengar Miss Annie tidak masuk pagi ini." Seketika kelopak mataku terasa ringan.

"Jinjja?" Ia mengangguk. "Kalau Miss Annie tiba-tiba masuk dan aku ada di ruang kesehatan gimana?"

"It's okay. I'll tell her that you're not going well today." Aih, beruntungnya aku berteman dengan ketua kelas.

Aku berjalan dengan semangat menuju ruang kesehatan yang berada di lantai satu gedung dua, segera membaringkan tubuhku di atas ranjang ketiga yang berada di pojok setelah menutup gorden hijau.

Kupikir ini akan mudah, aku hanya tinggal berbaring dengan nyaman, menutup kedua mataku dan merilekskan seluruh tubuhku, lalu tertidur.

Namun hingga sekian menit berlalu aku belum bisa tidur, benakku masih dipenuhi dengan rasa penasaran akan gadis bersurai hitam arang tersebut.

"Argh! Get out of my mind! Get out!" Aku menjambak rambutku frustasi, berguling ke kiri-kanan sampai aku kelelahan.

Sial, tidak bisa seperti ini terus. Kurasa aku harus menuntaskan rasa penasaranku terlebih dulu, baru setelahnya aku bisa kembali tertidur nyenyak.

Semoga gadis itu ada di ruang musik. Ya, walau hari masih terlampau pagi, bahkan pelajaran pertama baru saja akan dimulai.

Namun mengingat kegilaannya, bisa saja ia sudah berada disana. Bahkan mungkin seharian pun ia berada disana, jika ia mau.

Sayangnya pintu kayu itu dalam keadaan tertutup. Tapi tunggu, kurasa aku mendengar suara dentingan piano?

Segera kutempelkan daun telingaku pada permukaan pintu, mencoba mendengar apa benar ada suara piano yang berasal dari dalam ruangan ini.

Benar saja, dugaanku. Aku mencoba membuka pintu itu namun usahaku sia-sia, sepertinya dia mengunci dirinya sendiri di dalam sana.

Gadis itu mengunci dirinya sendiri di dalam sana setelah waktu itu mengataiku bodoh? Haha.

"Hei! Miki! Buka pintunya!"

Kudengar permainan pianonya semakin menggila di dalam sana. Sial! []

Me, Piano and Her ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang