20 • Smile

1K 291 484
                                    



Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Setelah kejadian itu, kini aku mulai bisa melihat bagaimana sebenarnya karakter asli dari gadis yang selama ini kukira sombong, angkuh dan menyebalkan itu.

Dibalik sikap dan sifatnya yang dingin itu, ia memiliki pribadi yang cukup hangat dan ceria. Sepertinya benar yang kupikirkan selama ini, keangkuhannya hanyalah sebagai tembok pembatas yang membatasi dirinya dengan orang-orang di sekitarnya.

Sebab sebenarnya Choi Miki hanyalah seorang gadis biasa yang juga bisa bersikap manis dan lembut, hingga terkadang membuatku gemas sendiri.

Ugh, lagi-lagi begini. Sebenarnya apa yang terjadi dengan otakku? Rusak ya!?

"Yoongs?"

"Oh? Ya?" Sial, apa aku baru saja melamun?

"Kenapa kau melamun begitu? Dan.. hei, wajahmu merah. Kau sakit?" Wajahnya terlihat cemas.

"O-oh tidak. Hanya.. di-disini sedikit panas." Aku mengipasi wajahku dengan telapak tangan kananku.

"Ah? Biasa saja. Kau aneh hari ini." Jangan melihatku dengan tatapan polosmu itu, Choi Miki!

"Ah.. sudahlah. Tadi kau mau bicara apa?"

"Oh iya! Kau jadi kan mengajariku? Membimbingku sampai aku bisa memainkan piano dengan lembut?" Kedua obsidiannya menatapku dengan tatapan berbinar.

Ugh, lebih baik kau tatap aku dengan tatapan dingin dan malasmu itu daripada dengan tatapan polos dan berbinar menggemaskan ini, Choi Miki!

Aku memejamkan mata lelah, mengusap wajahku kasar. "See you tomorrow,"

Bangkit berdiri dan beranjak dari sana, aku tak tahan lagi. Lama-lama rasanya jantungku akan meledak.

"Yoongs! Where are you going?" Aku mendiamkannya dan melanjutkan langkahku.

"Hei, Yoongi! What's going on?" Miki, tolong diam dan biarkan saja aku, juga jangan mengejarku!

"I'm okay. I'll see you tomorrow." Melambaikan tangan sembari mempercepat langkah sebelum dia menyusulku dan melihat senyumanku.

Sungguh, kenapa aku tak bisa menghentikan lengkungan di bibirku ini sih? Nanti jika ada gadis lain yang lihat kan bahaya, bagaimana kalau mereka jadi terpikat pada senyumanku?



Kurenggangkan tubuhku mengikuti instruksi Ji Ssaem yang memimpin pemanasan sebelum kami memulai pelajaran olahraga.

Dan gerakan pemanasan yang paling tak aku suka, melompat sembari mengangkat kedua tangan ke udara.

Ayo semangat sebentar lagi pemanasan akan segera selesai, satu, dua, tiga, dan hup! Lompatan terakhir. Hahh.. akhirnya selesai juga.

Segera kami semua bubar menuju pinggir lapangan sebelum diperintah, kemudian mulai jogging lima kali mengelilingi lapangan sekolah yang luasnya— ah sudahlah semakin dibicarakan semakin lelah aku membayangkannya.

Aku memilih berlari santai saja seperti apa yang diinstruksikan sebelumnya; jogging. Untuk apa mengerahkan seluruh tenaga untuk berlari kencang. Yah, kurasa mereka saja yang tak tahu arti dari kata jogging.

Sebenarnya aku juga bertujuan agar aku tak perlu berlari sampai lima kali putaran, mungkin diputaran keempatku teman-temanku telah menyelesaikan larinya sehingga aku bisa ikut selesai juga tanpa lari sekali putaran lagi.

Cerdik bukan? Haha, tak usah kagum begitu, aku ini memang terlahir jenius.

Tiba-tiba seseorang menepuk bahu kiriku membuatku dengan cepat menoleh.

"Boleh aku lari bersamamu, Yoon?"

"Yeah, sure. Tapi panjang kaki kita beda kurasa. Kau tetap akan berlari lebih cepat dari aku." Aku mengendikkan bahu.

"Yah memang siapapun tahu aku lebih tinggi." Sialan kau Joon.

Yang kami lakukan hanya berlari sampai ketika diputaran ketiga Namjoon kembali bersuara, "Pagi ini sepertinya kau tak berhenti tersenyum, Yoon. Akhir-akhir ini juga begitu kalau kuperhatikan. Kau sedang dalam mood yang baik? Apa yang terjadi? Cerita padaku dong."

Astaga, memangnya iya sepanjang pagi hari ini aku tersenyum? Ya kalau tidak salah memang akhir-akhir ini aku tak bisa menahan senyumanku yang— ugh, aku pun tak tahu pasti apa penyebabnya.

"Masa sih? Perasaanmu saja kali." sangkalku refleks. Bahkan aku tak tahu kenapa aku menyangkalnya.

"Bahkan kalau tidak salah sedari hari itu kau jadi sering tersenyum, rasanya. Yang setelah kau kembali dari ruang kesehatan itu loh. Apa tidurmu senyaman itu?"

Kembali dari ruang kesehatan? Ah.. iya Namjoon kan tahunya aku tidur di sana. Walau ternyata aku malah menghampiri Miki dan.. terjadi hal seperti itu.

Dan hal yang membuatku tersenyum.. oh, bukan karena itu kan?

Aku tahu senyumannya yang untuk pertama kalinya kulihat itu memang manis, tapi..

Argh, pokoknya bukan karena dia!

Namjoon kembali menepuk bahuku, "Yoongi! Kau kenapa? Kok geleng-geleng sendiri begitu? Sembari komat-kamit pula, kau tidak sedang membaca mantra kan?"

"Tentu bukan!" Aku baru tahu pikiran Namjoon cukup absurd.

"Oh ya, pulang sekolah nanti kau jadi ke rumahku?"

Eh, janji itu ya. "Uhm, maaf Joon. Sepertinya tidak bisa, aku ada janji lain. Bagaimana kalau besok?"

Namjoon mengangguk saja dan kembali memandang lurus ke depan, untung dia tak mendesakku dengan pertanyaannya.

Dan sepulang sekolah hari ini.. aku akan menepati janjiku pada Miki.

Hei, kenapa tiba-tiba jantungku berdetak kencang begini? Ah, pasti karena aku kelelahan berlari. Iya pasti begitu.

Oh tidak! Kenapa tiba-tiba wajah dengan senyumannya itu muncul dipikirkanku?! []

Thankyou so much for 1K vote!😭❤

Kayaknya sih ngga berapa lama lagi
tamat, ada yang bisa nebak gimana kelanjutannya?

Don't forget to leave a vote!
⭐👇⭐

Me, Piano and Her ✔️Where stories live. Discover now