18 • And

918 300 184
                                    



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Miki! Yya! Buka pintunya!" Aku terus menggedor pintu kayu di hadapanku, namun tak ada hasil yang kudapatkan.

Mengacak rambut frustasi, "Apa perlu didobrak?"

"Duh, bahaya gak sih itu dia di dalam sana? Kalau terjadi apa-apa gimana dong?" Aku menggigit bibirku sembari berjalan bolak-balik ke sana kemari, berpikir apa yang sebaiknya kulakukan.

Tiba-tiba aku mendengar suara teriakan yang langsung menghentikan aktivitasku barusan.

"Miki!! Buka pintunya! Yya!" Aku kembali menggedor pintu kayu tersebut.

"Kalau kau tidak mau membuka pintunya, akan aku dobrak!" Ya, walau aku tak yakin juga akan mendobraknya.

Hei, sakit tahu mendobrak paksa seperti itu. Maka aku berharap ia akan membukanya karena takut pintunya akan tambah rusak jika aku mendobraknya.

"Miki! Aku serius! Dalam hitungan ketiga, aku akan dobrak pintunya!" Semoga dia mendengarnya dan langsung membuka pintu.

"Satu!" Tenang, masih permulaan.

"Dua!" Sial, masih belum ada pergerakan apapun.

"Ti—" Aku menghela nafas lega, akhirnya gadis itu merespon. Aku bisa mendengar suara kunci yang diputar dari dalam.

"Mundur, aku akan buka pintunya."

Aku kembali membuka pintu, dan kali ini berhasil. Fiuh, baguslah aku tak perlu mendobraknya. Bisa-bisa sakit bahuku.

"Mi—" Apa? Gadis menyebalkan ini berbuat apa? Me-memelukku erat?

Tunggu, apa dia gila? Berani-beraninya menenggelamkan wajahnya di dadaku, dan kedua lengannya memelukku begitu erat.

Hei-hei, aduh. Apa yang harus kulakukan?

"Uhm, hei—"

"Wait. Just for a minute." []


Thank you for 1K reads!❤
Luv u all!:* Don't forget to leave a vote^^

Me, Piano and Her ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang