PART 3

228 142 43
                                    

Selama diperjalanan Dhevan dan Ayla lebih memilih diam yang sudah terlarut dalam pikirannya masing-masing. Dan akhirnya sampai dirumah Ayla, sebelumnya Dhevan memang sudah tahu rumah Ayla karna rumahnya melewati rumah Ayla hanya saja Dhevan tidak pernah main kerumah Ayla.

"Maaf" Dhevan meminta maaf karna ia merasa dirinya bersalah.

"Enggak apa-apa kok, gue ngerti" jawab Ayla yang memang sudah tahu alasan Dhevan mengapa tiba-tiba mengajak pulang bareng.

"Kalo gitu gue pulang yah" pamit Dhevan untuk pergi pulang.

"Makasih" ucap Ayla kepada Dhevan.
Dhevan hanya menganggukan kepalanya dan langsung bergegas pergi.

Ayla melihat Dhevan yang sudah mulai menjauh dari hadapannya sehingga lamunannya terhenti ketika ada seseorang yang memanggil namanya.

"Ayla" panggil mamahnya didepan pintu rumah

"Eh Mamah" terkejut Ayla ketika Mamahnya memanggilnya.

"kamu pulang bareng siapa?" tanya Nisa yang merupakan Mamah dari Ayla.

"Teman Mah" jawab Ayla

"Cewek apa cowok?" tanya Mamah dengan sedikit menggoda anaknya.

"Co ... Cowok" jawab Ayla dengan gugup

"Yaudah ayuk kita masuk" suruh Mamah kepada Ayla

"Mah Papah mana? Kok enggak jemput aku tadi bahkan enggak ada kabar" tanya Ayla yang merasa penasaran karna tidak melihat sang Papah.

"Yaudah ayuk masuk dulu, karena itu ada yang ingin Mamah bicarakan sama kamu"

"Iyah Mah, tapi Ayla ganti baju dulu yah"
Nisa hanya menganggukan kepalanya, lalu mereka masuk kedalam rumah.

Setelah Ayla sudah mengganti pakaiannya, Ayla menemui Mamahnya diruang keluarga yang biasa tempat mereka kumpul bersama untuk menonton televisi.

"Mamah mau bicara apa?" tanya Ayla

"Papah kamu... " Nisa menggantungkan pembicaraannya untuk menghembuskan napasnya.

"Papah kenapa?" tanya Ayla dengan khawatir dan penasaran.

"Papah kamu pergi lagi Ay ke luar negri, ke Australia" jawab Mamah dengan terlihat sedih.

"Oh pantesan Papah tadi enggak jemput aku"

"Tapi bukannya Papah telepon kamu sayang?"
Bukan menjawab Ayla lebih memilih untuk mengambil Handponennya dan benar saja ada beberapa panggilan masuk yang tidak terjawab, Ayla memang mensyline Handponennya jadi wajar saja ia tidak tahu bahwa Papahnya menelpon.

"Iyah Mah, tapi enggak terjawab sama aku"

"Kamu enggak keberatan Papah pergi lagi?" tanya Mamah yang merasa kasihan dengan anaknya.

"Mau gimana lagi Mah, Papah sudah berangkat. Lagian Papah emang mau mendengarkan aku, jika Ay mencegahnya" jawab Ayla dengan penuh kecewa karena memang Papahnya yang sibuk dengan pekerjaannya tetapi Ayla mengerti Papahnya melakukan itu semua demi dirinya.

Mamah Ayla hanya melihat sendu kepada putrinya karena Nisa merasa kasihan kepada anaknya.

__________

Haripun sudah mulai gelap menunjukkan pukul 20:30 WIB, dan Dhevan lebih memilih untuk menonton bersama Ayahnya.

"Dhevan" panggil Ayahnya.

"Iyah" jawab Dhevan.

"Kapan sih kamu bawa pacar kamu kerumah?" tanya Putra, Ayahnya Dhevan.

"Gak punya" jawab Dhevan singkat dan padat.

"Kamutuh cuek banget sih sama Ayahnya sendiri, anak siapa sih kamu?" tanya Putra yang memang merasa heran kepada anaknya ini.

"Ayah ini ada-ada ajah, yah Dhevan anak kitalah" ucap Nindi yaitu Bundanya Dhevan. Yang entah sejak kapan ada disini.

"Waktu Ayah sekolah, Ayah ini terkenal dan banyak cewek yang ngantri sama Ayah, cuma Bunda kamu ajah yang sok jual mahal" ucap Ayah yang sedikit melirik dan meledek bundanya Dhevan.

"Sok jual mahal? Yah enggak apa-apa daripada murahan" kata Bunda yang tidak terima.

"Murahan? Cabek busuk kali ah" kata Putra yang sedikit tertawa tetapi Bunda hanya mengecutkan bibirnya karena merasa kesal.
Dhevan yang sedaritadi mendengarkan perdebatan orangtuanya, akhirnya lebih memilih kekamar untuk tidur.

"Mau kemana kamu Van?" tanya Ayah.

"Ke ujung monas" jawab Dhevan dengan ketus.

"Lah emang dirumah kita ada monas?" tanya Ayah yang sedikit becanda.

"Bukan monas Yah" jawab Bundanya Dhevan.

"Terus apa dong?" tanya Ayah yang penasaran.

"Manara apple" jawab Bunda yang sudah kesal dengan kelakuan suaminya ini.

"Wahh hebat dong rumah kita ada manara applenya" menggelenggar tawanya Ayah padahal ini sudah malam. Lalu Bunda lebih memilih untuk meninggalkan suaminya.

Dan Putrapun lebih memilih melanjutkan aksinya untuk menonton. Biarkan saja Dhevan dan Bundanya kesal kepadanya lagian ia hanya becanda dan besok juga sudah baikkan.

_______

Maap yah aku gak ahli buat cerita ini hanya mengisi waktu luang ajah hehe...

Aku gak maksa buat kalian menyukai cerita ini hanya saja aku berharap semoga kalian suka yahh...

#Next👇

SALAHKAH MENCINTAI? [TAMAT]Where stories live. Discover now