PART 10

165 110 25
                                    

Assalamualaikum teman-temanku:)
Hello gaess maafkan diriku yang sudah sangat-sangat lama tidak update dikarenakan ada kendala😩apalah dayaku hanya author biasa hmm...
Kita blm lebaran nih haaha gak ada kata telatkan buat minta maaf, jadi mohon maaf lahir dan batin hehe😄
Terus jaga kesehatan yah gengs dan tetap jaga kebersihan juga yoo:)
Nah kalian bosen kan dirumah ajah, yok baca cerita aku mwhehe... Udalah gays segitu dulu baca yo baca ni👇udah pada nunggu lamakan:)
Ouh iyah sekali lagi nih maap maap ajanih klo banyak typonya hehe.

                              
               
_____________

Pada hari minggu ini Dhevan rencananya ingin bermain kerumah Alik. Mungkin dirinya merasa suntuk dirumah saja, karena Ayahnya sedang menghadiri pernikahan temannya bersama Bundanya.

Sebelumnya Dhevan sudah menghubungi Ferry dan Alik. Dan mereka sepakat bermain dirumah Alik. Lalu ia keluar dan mengambil motor kesayangannya dan menghidupinya. Setelah itu Dhevan hilang dari halaman rumahnya.

Sebenarnya Dhevan dari semalam memikirkan Ayla, ia khawatir jika Ayla kecewa dengannya. Namun bagaimana lagi? Memang benar selama ini Dhevan nyaman saat berada didekat Ayla tetapi ada seseorang juga yang membuat Dhevan tidak bisa melupakannya dan Dhevan sangat rindu kepada sosoknya. Dhevan berharap dengan ia bercerita kepada teman-temannya ia mendapatkan pendapat yang baik dan tepat untuk dirinya.

Akhirnya Dhevan sudah datang dirumah Alik. Saat ia ingin mengetuk pintunya tiba-tiba Ferry baru saja datang.

"Eh lo udah datang bro" sapa Ferry.

"Hem" Dhevan hanya membalas dengan deheman saja.

"Yailah Van masih pagi udah asem ajah" kata Ferry yang meledek Dhevan. Dhevanpun menghiraukan perkataan Ferry, kemudian ia mengetuk pintunya dan terlihatlah wanita paruh baya yang membukakan pintunya, Tampaknya sih masih muda.

"Nak Dhevan, Nak Ferry. Pasti mau ketemu Alik yah?" tanya Marni yaitu Maminya Alik.

"Iyah Tan, Aliknya ada?" tanya Ferry.

"Oh iyah ada. Silahkan masuk" Marnipun mempersilakan mereka berdua untuk masuk.

"Terima kasih Tante" ucap mereka berdua.

Setelah itu Dhevan dan Ferry menuju kekamar Alik. Saat sudah sampai dikamar Dhevan membuka pintu kamar Alik, ternyata Alik sedang bermain game.

"Woy Alik" teriak Ferry

"Eh mas bro-broku yang ganteng sudah datang" sapa Alik saat meyadari kehadiran Dhevan dan Ferry.

Lalu Dhevan dan Ferry masuk kekamarnya.

"Mau makan dan minum apa kalian tuan-tuan?" tanya Alik .

"Seterah" jawab Dhevan.

"Oke" setelah itu Alik keluar untuk mengambil hidangan untuk kedua para tamunya. Tak lama Alik kembali kekamarnya.

"Lah kok cuma air putih sama kacang tanah?" tanya Ferry.

"Kan tadinya seterah yaudah gua hidangin yang simpel ajah. Masih mending gue kasih" jawab Alik.

"Semerdekanya lo ajah deh" pasrah Ferry.

"Emang gue bendera indonesia apa?" Setelah itu tidak ada yang membuka pembicaraan. Alik dan Ferry sibuk memainkan stik gamenya, sedangkan Dhevan bingung harus cerita mulai darimana.

"Van lo ngelamun mulu, ntar kesurupan nenek kebayan lo. Kan ngeri" ucap Alik.

"Gua lagi bingung" kata Dhevan sembari menundukan kepalanya. Saat Ferry dan Alik melihat Dhevan seperti orang yang tampak kebingungan, akhirnya mereka  berhenti memainkan stik gamenya dan fokus kepada Dhevan, apa yang akan dibicarakannya.

"Gue mulai nyaman sama Ayla" Dhevanpun mulai bicara.

"Serius lo?" tanya Ferry.

"Bego lo yah. Terus nasib yang disana gimana? Lo kan udah janji enggak bakalan ninggalin dia" kata Alik yang tampaknya mulai serius.

"Gue emang nyaman sama Ayla tapi gue juga masih cinta sama yang dulu" jawab Dhevan dengan penuh frustasi.

"Rakus amat lu. Mending buat gua satu" astaga Alik ini memangnya sudah serius-seriusnya malah becanda.

"Dia serius njirt" tegur Ferry.

"Iyah-iyah. Terus kita harus ngapain?" tanya Alik yang kembali mulai serius.

"Gue cuma pengen minta pendapat kalian" kata Dhevan yang mulai meminta pendapat kepada para sahabatnya.

"Menurut gue lebih baik lo tunggu dia kembali kesini, kalo emang dia masih ada perasaan yang sama kaya dulu lo enggak boleh sakitin dia. Lo itu udah janji bakalan setia sama dia, dan lo jangan dulu memberi harapan sama Ayla" kata Ferry yang memberi pendapat.

"Udah terlanjur" jawab Dhevan.

"Maksud lo?" tanya Alik yang mulai penasaran.

"Gue udah bilang sama Ayla bahwa gue pengen dia jadi temen baik gue" jawab Dhevan.

"Lalu reaksi dia apa?" tanya Ferry.

Dhevan hanya menggelengkan kepalanya karena merasa bingung harus mengatakan apa kepada mereka. Saat ini Dhevan sangat merasa frustasi. Sehingga ia memutuskan untuk pulang.

"Gue mau pulang" pamit Dhevan
Tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya, Dhevan langsung beranjak keluar dari kamar Alik.

"Susah yah ngomong sama orang yang lagi kasmaran mah. Mending kaya gue jomblo hidupnya tenang" ucap Alik dengan menyombongkan dirinya yang jomblo.

"Sukses jomblo, semoga seumur hidup lo jomblo supaya bisa tenang terus hidupnya" kata Ferry yang meledek Alik.

Plakk... Pukulan pun melayang pada kepada Ferry
"Gila lo yah, enggak gitu juga kali" kata Alik yang sepertinya marah dan memilih memukul Ferry.

"Sakit njirt" Ferrypun meringis kesakitan.

"Yaudah lah lo sono pulang" Alikpun mengusir Ferry. dan Ferrypun langsung beranjak keluar dari kamarnya tanpa pamit kepada Alik. Lagian siapa juga yang ingin berlama-lama didekat Alik. Toh urusannya pun sudah selesai.

______________

Ayla sedang berada dikamarnya bersama dengan Maysa. Mereka berdua memang sedang belajar bersama tetapi sekarang mereka sudah selesai.

"Akhirnya udah selesai" ucap May yang merasa lega karena tugasnya sudah selesai.

"Ay kenapa sih lo daritadi ngelamun terus?" tanya May dengan khawatir.

"Enggak ada apa-apa" jawab Ayla.

"Gue itu udah tahu sifat lo. Jangan-jangan ini ada hubungannya sama Dhevan?"

"Gue sama dia semalem ngobrol biasa ajah kok sama Dhevan, jadi enggak ada apa-apa"

"Lah lo mah gitu. Cerita dong sama gue" paksa May agar Ayla bercerita kepada dirinya.

"Dia cuma minta gue jadi temen baiknya dan katanya pengen jadi temen curhat gua juga" jawab Ayla dengan jujur.

"What temen curhat?" teriak May yang merasa terkejut.

"Enggak usah teriak-teriak kali"

"sorry. Terus lo nerima?" Ayla hanya menganggukan kepalanya sebagai pertanda jawaban.

"Cie...Cie... Sekarang sih jadi temen nanti jadi demen. Ets.." goda May.

"Apaan sih lo. Udah sono pulang" usir Ayla.

"Yailah tega banget lo. Yaudah nih gua pulang jangan kangen lo" setelah may mengatakan itu iapun pulang karena memang tugasnya sudah selesai.

Sebenarnya Ayla ingin lebih lama bersama May. Dia ingin mengungkapkan rasa kegundahannya, namun apa boleh buat? Ia tidak mau May mengetahui sebenarnya.

Maaf may, gue enggak mau  bikin lo khawatir. Batin Ayla.

_____________

Tunggu kelanjutannya gengs 🙌
Next yah👇

SALAHKAH MENCINTAI? [TAMAT]Where stories live. Discover now