PART 11

152 100 25
                                    

Happy reading gengs  🙌

_______

Cinta itu emang membutakan semuanya,
Seakan tubuh ini dikuasai cinta,
Biarpun sakit tetap saja dipertahankan.
Entah sudah berapa tetes air mata yg dikeluarkan, takkan terhitung setiap butirannya.

_______

Seminggu setelah Ayla dan Dhevan menjalani hubungan teman yang baik berjalan dengan lancar dan sudah terlewati begitu saja. Kini Ayla dan Mamahnya sedang menunggu kepulangan Papahnya, ia sedang berada dibandara saat ini. Ayla dan mamahnya sudah cukup lama menunggu tetapi Zaki yaitu Papah Ayla tak kunjung datang.

"Aduh kok Papah belum sampai juga" ucap Nisa dengan gelisah.

"Sabar mah, kita berdoa ajah" Ayla yang menenangkan sang mamah.

"Mamahkan jadi khawatir Ay"

"Iyah Ayla juga tau. Udah mamah duduk ajah, Ayla mau beli minum dulu"

"Yaudah jangan lama-lama Ay"

"Iyah mah"

Setelah itu Ayla pergi untuk membeli minum sambil berjalan-jalan santai daripada ia bosan menunggu Papahnya yang belum sampai juga. Kemudian Ayla membeli minuman setelah itu Ayla berniat untuk kembali ketempat Mamahnya berada karena takut Mamahnya menunggu kelamaan.

Disini Nisa tampaknya mulai tersenyum gembira karena sang suami sudah sampai dan sepertinya terlihat baik-baik saja.

"Assalamualaikum Mamah" salam Zaki saat keberadaannya sudah dekat dengan Nisa.

"Wa'alaikumsalam Papah" kemudian Nisa menjawab salam dan mencium tangan suaminya.

"Yaampun papah kangen banget sama mamah" lalu Zaki memeluk Nisa.

"Iyah pah, mamah juga kangen banget sama Papah. Kamu baik-baik ajahkan?" Nisapun menanyakan keadaan Zaki.

"Papah baik-baik saja. Ouh iyah Ayla mana? Katanya kamu bersama Ayla" tanya Zaki yang menyadari tidak ada Ayla disana.

"Tadi sih bilangnya mau beli minum pah, tapi lama banget. Yaudah aku telpon dulu yah pah" lalu Nisa menelpon Ayla.

Disaat perjalanan handpone Ayla berbunyi seperti ada yang menelponnya.

"Mamah ngapain nelepon?" Aylapun mengangkat telepon dari mamahnya.

"Ay papah kamu sudah sampai. Kamu dimana sih Ay?" tanya Nisa disebrang sana.

"Iyah mah, sebentar lagi nyampe kok"

"Yaudah cepetan" lalu Nisa mematikan teleponnya tanpa menunggu jawaban dari Ayla.

Kemudian Ayla melanjutkan perjalanannya sembari melihat pemandangan yang ada. Namun, langkah Ayla berhenti. Ia melihat sesuatu yang sangat membuat dirinya terkejut. Ayla melihat Dhevan sedang berpelukan dengan perempuan.

Siapa dia?

Apakah dia perempuan yang selama ini tersimpan dihati Dhevan?

Mungkin banyak pertanyaan dibenak Ayla namun ia pendam. Ayla sadar kalau dia bukan siapa-siapanya Dhevan hanya sekedar teman baiknya. Ingat Itu!

Ayla tak bisa membohongi dirinya sendiri kalau hatinya sekarang sedang tersakiti. Tanpa sadar air mata Aylapun membasahi pipinya. Lalu ia berlari kecil untuk segera ketempat dimana mamah dan papahnya berada. Saat sampai disana Ayla langsung memeluk Nisa.

"Ayla kamu kenapa sayang?" tanya Nisa karena khawatir melihat putrinya menangis.

"Ayla kamu kenapa?" pertanyaan yang samapun muncul dari Zaki.

"Mah, Pah, Kita pulang sekarang" tanpa mendengar jawaban dari Nisa dan Zaki, Ayla pergi duluan tanpa mengungkapkan rasa kerinduannya kepada Zaki.

"Yaudah Pah kita pulang ajah. Mungkin Ayla akan cerita dirumah" Zaki hanya menganggukan kepalanya, setelah itu mereka pergi menyusul Ayla untuk segera pulang.

______

Dhevan saat ini merasa senang karna seseorang yang sangat ia rindukan sudah berada didekatnya. Namun Dhevan sedang memikirkan sesuatu, apakah tadi Ayla juga berada dibandara? Dhevan harap ia hanya salah melihat.

"Van kamu kenapa ko diem ajah?" tanya seorang perempuan yang Dhevan sangat rindukan selama ini.

"Eh enggak ada apa-apa kok. Kamu pasti capek, gimana kita nyantai diteras atas?" ajak Dhevan.

"Boleh Van, tapi aku pengen jalan-jalan. Udah lama soalnya aku kangen banget sama jakarta, tapi aku capek banget"

"Yaudah mangkanya kita dirumah ajah dulu sementara"

"Hem yaudah... Tapi gimana kalo kamu suruh Ferry sama Alik juga kesini?"

"Boleh" lalu Dhevan menelpon Ferry dan akhirnya diangkat oleh Ferry. Dhevan pun mulai cerita kalau sosok yang mereka rindukan juga ingin bertemu dengannya dan Dhevan menyuruh Ferry mengajak Alik.

"Bye the way, Om sama Tante kok gak ada? Apa kamu gak ngasih tau kalo aku udah pulang?" tanya perempuan itu saat menyadari tidak ada keberadaan  Putra dan Nindi.

"Aku udah kasih tahu mereka, tapi mereka gak bisa menyambut kamu. Mereka lagi ada urusan" jawab Dhevan dengan merasa sedikit tidak enak.

"Hem yaudah gak apa-apa, ayuk kita keatas" Dhevan hanya menganggukan kepalanya. Setelah itu mereka pergi keteras atas untuk bersantai.

Dhevan dan Ranty sekarang sedang menunggu Ferry dan Alik.
Perempuan yang dirindukan Dhevan yaitu bernama Ranty Amelia. Ia perempuan yang baik dan ramah serta tak kalah pintar juga dari Dhevan. Ranty pindah  ke indonesia dengan alasan ia merasa rindu kepada Dhevan dan lebih memilih pindah sekolah ke indonesia.

"Hallo Ranty, How are you?" Alikpun datang dengan sangat heboh sedangkan Ferry hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat kelakuan Alik.

"I'm fine. Kalo kalian apa kabar?" tanya balik Ranty

"Baik juga kok Ran" jawab Ferry dengan memberikan senyuman.

"Ouh yah Ran, Gue kangen banget sama lo. Gimana singapur? Pasti bagus banget yah? Nanti kalo lo mau balik kesana gue ikut yah" tanya Alik dengan antusias.

"Ya ampun lik duduk dulu kek. Lagian Ranty baru sampe pasti dia capek. Yang ada dia pingsan denger ocehan lo" tegur Ferry kepada Alik.

"Bodoamat Gue gak nanya sama lu bambang" timpal Alik tak terima.

"Gue gak bakalan balik ke singapur, mau tetap tinggal disini" jawab Ranty.

"Yahhh baru juga mau ikut. Gabisa ketemu yang bening-bening dong" Alik merasa kecewa dengan jawaban Ranty karna tidak bisa kesana.

"Ouh iyah Dhevan lo kenapa diem ajah?" tanya Ferry yang menyadari Dhevan sedaritadi hanya membungkam.

"Gak usah ditanya diamah. Udah begitu bibirnya udah di lem sengaja gak mau bicara sama kita Fer" celetuk Alik karena merasa geram dengan Dhevan karna masih saja dingin dihari bahagianya.

"Gimana gue mau ngomong? Dari tadi lo ngerocos terus" jawab Dhevan sambil menatap intens Alik.

"Hehehe... Maap" Alikpun merasa takut dengan tatapan tajam dari dhevan.

Kemudian mereka melanjutkan perbincangan sambil mengingat masa SMPnya yang menurut mereka sangat lucu dan sangat dirindukan.

Ay apa lo baik-baik ajah?. Batin Dhevan

_______

Gimana nih hatinya Ayla huhu sad bgt sih:(

Team mana nih:
Ayla and Dhevan
Or,
Ranty and Dhevan

Jangan lupa comen yahhh tinggalkan jejak kalian hehe:) jangan lupa vote juga kawann...

Kalian suka, akupun senang.
Skuyyy next👇

SALAHKAH MENCINTAI? [TAMAT]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant