PART 16

130 97 14
                                    

Haii👋
Gimana dapet daging gak? Huhu bagi-bagi dong wkwk...
Hmmm maapin yah updatenya agak lama, soalnya lagi banyak tugas jadinya Author pusing deh:(
Semoga kalian tetap setia menunggu aku hehe
:
:
Happy reading gays💖

_______

Tiga hari sudah berlalu, namun peristiwa itu masih terngiang didalam pikiran Ferry. Ferry merasa sangat frustasi. Mengapa dirinya harus bertengkar dengan Dhevan. Padahal Dhevan adalah sahabat terbaiknya. Yang bisa Ferry lakukan saat ini adalah bertemu dengan Ayla, tetapi sedaritadi Ferry mencari keberadaan Ayla, namun tidak ditemukan. Akhirnya Ferry berniat untuk mencari May.

"Fer" panggil Alik. Tetapi dihiraukan oleh Ferry.

"bang" lalu Alik menghampiri Ferry dan menepuk pundaknya. Lalu Ferry akhirnya menengok dan menatap Alik.

"Bangsat!" ucap Alik sepertinya terlihat emosi.

"apa-apaan sih lo" protes Ferry.

"lo itu bangsat. Lihat nih Dhevan gak masuk-masuk sekolah, lo ga khawatir apa? Nanti kalau kita ada latihan atau ulangan gaada yang ngasih kita contekan?"

"ngapain gua khawatir sama cowok brengsek itu" setelah itu Ferry pergi meninggalkan Alik dan lebih memilih melanjutkan untuk bertemu dengan May.

"parah, parah, parah. Kalo keadaanya begini, siapa yang bakalan kasih gue contekan terus siapa yang bakalan traktirin gue?"
Dasar Alik, masih sempat-sempatnya dalam Keadaan seperti ini masih memikirkan dirinya sendiri.

"May" panggil Ferry setelah menemukan keberadaan May dan menghampirinya. Tetapi sepertinya Ferry tidak melihat Ayla bersama May.

"lo nyari siapa sih?" tanya May saat melihat gerak-gerik Ferry yang melirik ke kanan dan ke kiri seperti mencari sesuatu.

"Ayla mana?" mengapa saat Ferry bertanya tentang keberadaan Ayla rasanya sungguh sakit. Namun bukan sakit karena hubungan persahabatannya yang tidak baik melainkan ada hal lain.

"gamasuk, dia sakit" jawab May. Ayla memang sedang tidak masuk hari ini dikarenakan sedang sakit. Mungkin gara-gara Ayla terlalu memikirkan masalahnya.

Ayla sakit? Pasti ini gara-gara Dhevan. Batin Ferry.

"kalau gitu gue boleh gak besok ketemuan sama lo. Soalnya ada yang perlu gue omongin. Maukan?"
May sangat bingung dengan perasaannya sendiri antara sedih atau senang? Namun May tidak bisa menolaknya, ia hanya mengangguk sebagai tanda jawaban.

_______

"Ayla kamu udah minum obatnya?" tanya zaki kepada Ayla.

"udah kok pah" jawab Ayla.
Sepertinya keadaan Ayla sudah mulai membaik setelah meminum obat.

"kalau gitu mamah sama papah mau ke rumah sakit, mau jengukin Ranty. Kamu mau ikut?" tanya Nissa. Rasanya Ayla belum siap untuk bertatap muka dengan Dhevan.

"gak mah, Ayla mau istirahat ajah dirumah" ucap Ayla.

"yaudah gak apa-apa sayang,  kalau gitu mamah sama papah pergi dulu" Ayla hanya menganggukan kepalanya. Setelah itu Zaki dan Nissa pergi ke rumah sakit. Tiba-tiba air mata Ayla jatuh kepermukaan wajahnya.

"mah, pah. Maafin Ayla, aku udah bohong sama kalian. Ayla sebenarnya udah enggak kuat menghadapi ini semua" tangis Ayla semakin pecah saat ingat kejadian dimana dirinya ditindas dengan kata "perempuan keji" oleh Dhevan.
Kemudian Ayla mengambil Handponennya diatas meja belajarnya. Ayla membuka galeri dan melihat sebuah poto dirinya bersama dengan May.

SALAHKAH MENCINTAI? [TAMAT]Where stories live. Discover now